1. Bertemu

387 13 6
                                    

Bagian satu.

~Ketika mulut yang tak mampu berbicara dan hati yang hanya dapat memendam rasa~

Dengan santai Arin berjalan di koridor sekolah SMA Harapan Bangsa, nada demi nada keluar dari mulut gadis cantik ini. Ia merasa senang dapat kembali bersekolah, setelah terlambat masuk selama 2 minggu. Ini semua terjadi karena ulah kakaknya yang seenak jidat meninggalkannya di rumah sang nenek, yaitu di Palembang saat libur sekolah. Alhasil, mau tidak mau ia harus meminta pamannya yang ada di Palembang yang super duper sibuk, untuk mengantarnya pulang ke rumah hingga telat 2 minggu.

Arin cekikian sendiri mengingat wajah Arga-sang kakak, ketika dirinya sedang mengacak-acak kamar kesayangan kakaknya itu kemarin, sesaat setelah ia pulang kerumah.

'Salah siapa ninggalin orang sendirian, rasain noh akibatnya hahaha' katanya dalam hati.

Dengan senyum yang terus mengembang di wajah cantiknya ia berjalan santai menuju kelasnya yang berada di lantai 2.

Namun, langkahnya terhenti saat kedua bola mata cantik itu melihat kerumunan siswa-siswi berada di dalam kelasnya. Wajahnya yang tadi dihiasi senyum, seketika berubah menjadi datar sembari berdecak. Arin paham betul jika banyak kerumunan di salah satu tempat di sekolah, biasanya itu tanda-tanda ada yang sedang berkelahi.

Sementara Arin benci sekali dengan orang yang berkelahi, menurutnya mereka itu sok-sokan. Arin berfikir bahwa setiap masalah pasti dapat diselesaikan tanpa adanya perkelahian, maka dari itu ia ingin pergi saja dari situ.

Belum sampai 5 detik, Arin mengurungkan niatnya untuk pergi. Dikarenakan kali ini perkelahian terjadi di dalam kelasnya. Siapa tahu saja yang berkelahi adalah sahabat dekatnya, kan nanti Arin bisa menjadi pelerai! Bukan malah menjadi profokator seperti siswa-siswi lainnya.

Maka dari itu, dengan sigap ia menerobos kerumunan itu untuk melihat siapa yang berkelahi. Setelah ia berhasil berada di barisan paling depan dari kerumunan siswa-siswi, sekaligus paling dekat dengan peristiwa itu. Arin langsung memutar kedua bola matanya jengah, saat mengetahui bahwa yang berkelahi adalah Gio-si tenar yang terkenal pembuat onar di SMA ini.

Tapi tunggu dulu, sepertinya Arin tidak mengenali wajah dari lawan Gio. Arin juga bingung mengapa mereka bisa berkelahi dikelasnya? Padahal menurut Arin, yang sedang melakukan aksi baku hantam itu dua-duanya tidak ada yang sekelas dengannya. Ah, Arin simpan dulu pertanyaan-pertanyaan yang memenuhi kepalanya. Sekarang, ia ingin menjauh dulu dari tempat itu, Arin merasa lega karena yang berkelahi dua-duanya bukan teman sekelasnya.

Tepat setelah Arin membalikkan badan, sesuatu yang tidak diduga terjadi, Gio menendang kuat perut cowok itu hingga menyebabkan tubuhnya terhuyung kebelakang, kearah penonton. Karena Arin menonton di barisan paling depan, maka dialah yang menjadi korban. Gadis itu ikut terjerembab dengan mengenaskan bersama cowok itu, bahkan terpental beberapa sentimeter dari cowok itu, sementara Gio tersenyum ala devil.

"Aduhhh" gadis itu meringis saat tubuhnya jatuh mengenaskan di lantai.

"ARINN" teriak murid-murid yang melihat Arin terjatuh. Sontak mereka berkerumun mengelilingi Arin dan cowok itu. Sebagian dari mereka prihatin dengan Arin.

2 detik kemudian..

"BUBAR!!, SEMUANYA BUBAR DARI SINI!, SEKARANG JUGA!, GIO! BERHENTI KAMU!, KAMU TETAP DISINI!" Suara tegas Pak Mudi membuat sebagian murid pergi meninggalkan kelas itu. Sebagian lagi masih berkerumun mengelilingi Arin dan cowok itu. Sedangkan Gio, ia menurut saja dengan perintah Pak Mudi.

AlarinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang