7

5K 201 3
                                    

****
Nayla Pov

Sudah hampir sebulan setelah kejadian itu berlangsung

Kehidupan perkuliahan Nayla  seperti biasa dengan segala kecerobohannya serta keruwetan tugas kampusnya..

Yah Nayla menyembunyikan segala kisah yang telah terjadi sebulan yang lalu dari siapapun.

Saat ini nayla berada di kantin kampus dengan semangkok bakso pedas miliknya..

"Nay. Lo dengar kabar ngga kalo ketua yayasan kampus kita masih muda loh dan juga yah dia itu CEO di perusahaan." Terang Mila berapi-api

"And then" balas Nayla tetapi tetap memakan baksonya

"And then dia itu cakep banget pake ba to nget,, dia itu yah udah kaya, tampan.cool" Lanjut Mila

"Kulkas kali" cuek Nayla

"Dasar lo, dia itu susah senyum Nayla tapi kalo udah senyum heboh deh tuh satu kampus". Terang Mila

"Kerenan ma pangeran lo"canda Nayla

"Yah pangeran gue lah nomor satu dan the only one."   Puja Mila

"Aauuhhh ah gelap.." beo Nayla sambil menghabiskan bakso terakhirnya.

****

"Mil napa sih kelas full banget nih" Tanya Nayla setlah melihat keadaan kelas yang ngga biasanya

"Elo tuh ya.. mahasiswa kampus ini ngga sih udah ada penguman di papan kalo hari ini kunjugan ketua yayasan kampus kita. Dasar pea'." Marah Mila

"Oh.. gitu. Pantesan Clara and the genk ikut semua kelas ini padahalkan kalau jam segini mereka udah di mall.." celutuk Nayla

**
Tok...took..tokk

Semua mata tertujun pada suara yang berasal dari pintu kelas.

Pak dosen memnghentikan sejenak pemberian materi menyambut kedatangan rombongan di pintu kelas.

Dan tak pernah terbayangkan oleh Nayla bahwa akan bertemu lagi dengan orang yang mengambil keperawanannya walaupun tanpa paksaan.

Yeah rombongan itu rombongan ketua yayasan dan para dosen serta rektor..
Tapi yang lebih mengejutkan lagi bahwa....

"Nay. Itu loh ketua yayasan yang super cool banget " sikut Mila sambil memberi penjelasan padaku.

Yahh dia  lelaki mesum itu, pria yang ku temui sebulan yang lalu  saat menghadiri pesta clara di club, pria yang ku rampas minuman sialnya, pria yang menyeretku hingga bisa menyerahkan sesuatu yang sangat berharga bagi diriku..

Aku masih menatap dia tak percaya bahwa dia kini ada di hadapan ku yang ternyata orang yang sangat di segani di kampus ini.
Aku terdiam sampai suara itu memanggilku..

****

Deo Pov

Tok..toook...took

"Ya. Masuk" kataku

"Permisi Pak saya mau mengingatkan kalau sebentar siang anda ada kunjungan ke kampus Tunas Bangsa untuk mengontrol Pak" sang sekertaris memberiku jadwal kerja untuk siang nanti.

"Baik"kataku singkat padat dan jelas

"Permisi Pak" pamitnya dengan gaya membungkukkan badan setengah

Setelah mendengar pintu di tutup kembali aku membuang nafas berat.

Yah setelah kejadian sebulan yang lalu aku mulai mengurangi kehidupan malamku.
Bukan karena aku tak sempat tapi karena ada wanita yang telah mencuri perhatianku.

Yeah di usia yang menginjak 32 tahun ini aku belum memikirkan pernikahan tapi bila mengingat wajah wanita itu aku sangat ingin segera menyeretnya ke depan altar untuk kunikahi..

Betul aku sudah tak bergairah lagi ke club setelah seminggu lebih aku menunggunya di club itu tapi hasilnya nihil. Dia tak pernah muncul.

Aku meregangkan kembali badanku sebelum aku kembali berkutat dengan berkas perusahaan ini yang siap menunggu untuk di olah lagi..

**

Akhirnya aku tiba di kampus Tunas Bangsa kampus yang berada di bawah yayasan perusahaan  karena perusahaan ku menjadi donotur tetap untuk kampus ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhirnya aku tiba di kampus Tunas Bangsa kampus yang berada di bawah yayasan perusahaan  karena perusahaan ku menjadi donotur tetap untuk kampus ini.

Saat aku berjalan melewati koridor kampus ini hampir semua mata wanita memperhatikanku. aku sudah tahu kalau aku memiliki daya tarik yang dahsyat pada kaum wanita.

Tapi aku cuek saja karena aku tak tertarik berhubungan  pada anak kuliah karena mereka masih belum tahu cara memuaskan laki-laki dewasa sepertiku.

Aku terus saja berjalan sampai aku tiba di ruangan pak rektor kampus ini yang tak lain pamanku sendiri.

Ketuk pintunya sebelum aku membuka pintu ruangannya.

"Deo, aku baru saja akan menjemputmu di tempat parkir sehingga kau tak perlu berjalan ke ruanganku ini" kata paman saat melihatku berada di pintu ruangannya.

"Tak perlu Paman" aku masih muda untuk berjalan samapai keruangaanmu ini.

"Hah haaah.. bukan itu maksudku tapi aku tahu kau jengah dengan tatapan memuja  para mahsiswi kampus ini" elak pamanku sambil meninggalkan kursi kerjanya..

"Yeah". Jawabku singkat
"Kau ingin langsung mengecek keadaan kampus atau kau mau duduk dulu.? Tanya pamanku saat melihatku yak juga beranjak ke sofa yang ad di sudut ruangannya..

"Paman aku langsung saja, aku tak bisa lama-lama. Masih banyak urusan kantor yang menungguku." Jelasku padanya

"Baiklah" paman beranjak kemeja kerja menghubungi seseorang yang biasa menemaniku melihat keadaan kampus ini.

Tak butuh waktu lama beberapa dosen beserta staf sudah ada di depan ruangan pamanku.

"Paman aku akan melakukan pengecekan kampus dan aku langsung pulang setelahnya. Pamitku undur diri

"Ya baiklah.. aku tak bisa menamanimu keliling biar mereka saja tak apakan?? Katanya

"Ya paman. Permisi" ijinku lagi.

***

Saat ini aku aku terpaku melihat dia. Wanita itu ada di dalam ruangan yang aku kontrol.

Aku terkejut diapun sepertinya terkejut  karena kami bertemu di tempat yang tak terduga.

Kami sama-sama terdiam..

Tanpa kata aku meninggalkan ruangan itu di ikuti para dosen dan staf yang menemaniku tadi berkeliling kampus ini.
****

Dont be sikent reader please

Give me vote

Follow ig: @dduirizki

My Cold HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang