9

5.1K 171 1
                                    

****
Nayla Pov

Yeah hari ini keluarga Deo resmi datang untuk melamarku.

Dan aku baru tahu kalau Deo merupakan putra tunggal dan dari mana dia mewarisi garis ketampanan yang di miliki olehnya. Benar gen ayahnya yang eropa dan gen  asia yang dimiliki ibunya.  Pantas saja dia memiliki wajah yang sangat tampan.

Yeah acara ini memang tertutup bahkan mila saja sahabatku tak kuberi tahu. Karena kalau dia tahu maka dunia lain pun bisa mengetahuinya. Hahahaa

Orang tua Deo sangat baik padaku, ku kira mereka akan marah karena aku tak mau resepsi tapi mereka sangat memberi kebebasan pada kami untuk urusan pernikahan kami ini.

"Mulai sekarang kamu bisa manggil kami mommy dan daddy seperti yang Deo lakukan pada kami" kata mommy Deo

"Son akhirnya kau mau menikah juga, kupikir kau akan menjadi tua renta kesepian" canda daddy Deo  kami oun tertawa.

Paman Deo yang juga rektor kampusku juga sudah di peringati untuk tak membocorkan lamaran ini..

***
Gue saat ini berada di teras belakang  bersama dengan Deo.

"Hmm, nay bisa ngga kamu mangil aku ngga pake nama aja?" tanya

"Kenapa"tanyaku  balik

"Ngga sopan di dengarnya" paparnya

"Ya udah gue panggil lo Om aja  gimana??"

"Terserah kau lah" marahnya

"Dasar om-om  mesum labil" godaku lagi

Dia tak membalas candaanku.

Oh oke sepertinya aku memang tak sopan jika hanya memnaggil namanya saja..

"Mas Deo" panggilku sambil berbisik di telinganya

"Yeah dia tersenyum namun aku mendapat signal buruk"
  Cup.. cup..  kyaka dia mencuri kecup darku lagi..

"Sebagai simbolis kalo kita emang udah lamaran".. belanya saat aku akan melayangkan  cubitan padanya.

**
Tak terasa ini hari pemberkatan pernikahanku dan akan di laksanakan sebentar lagi.

Mas Deo telah berdiri di ujung altar menunggu ku. Aku berjalan bergandengan dengan papaku

Akupun tiba di hadapan Mas Deo papa mengulurkan tanganku pada Mas Deo.

Aku dan Mas Deo mengucapkan janji pernikahan.

Dan diakhiri dengan ciuman sebagai pengantin.

Mas Deo menatapku lalu memegang kedua pipiku menarik ke arahnya dan di kecupplah bibirku dengan tenang.

Aku melihat kebahagian juga terpancar dari  kedua orang tuaku serta orang tua Mas Deo.
Yeah pernikahan ku memang hanya di hadiri oleh keluarga dekat saja.

***

Saat ini aku sudah berada di apartement Mas Deo. Mas Deo memang langsung membawaku ke apartement  setelah acara di gereja tadi.

"Mas, kamarku dimana?" Tanyaku

"Hei aparartement ini cuma punya satu kamar dan kau itu sudah jadi istriku. Jadi tak ada salahnya kita satu kamar." Kata Mas Deo

"Tapi.. tapi.." ucapku gugup memikirkan akan tidur dengan Mas Deo.

"Jauhkan pikiran aneh yang ada di kepala mu itu." Ucapnya

"Hah??" Bingungku

"Ingat pernikahan kita hanya untuk menyelamatkan nama  baik kita masing-masing." ingatnya lagi

"Kita memang menikah tapi jangan anggap aku menikahimu karena aku mencintaimu jadi jangan berharap yang terlalu jauh" Lanjutnya lagi

"Siapa juga yang berharap terlalu jauh pada pernikahan bodoh ini" protesku tak mau kalah

"Hei jangan menganggap pernikahan ini sebagai pernikahan main-main, dasar bocah" katanya

"Menikahan tanpa cinta memang apa lagi kalau bukan pernikahan main-main" aku tak mau kalah

" Hei, kau itu... tapi tetap saja kita menikah secara sah di gereja tadi. Dan ingat menghormati ikatan pernikahan ini maka kau juga harus menghargai pernikahan ini." Terangnya

"Masuklah di kamar dan istirahatlah" saranya setelah perdebabatan kami selesai

"iya" kayatu sambil menyeret koper kearah kamar

"Aku akan berada di ruang kerja kalo ada apa-apa kau panggil saja aku." Lanjutnya sambil masuk ke salah satu ruangan yang ada di apartement ini

"Ciehh.. dasar suami dingin masa hari pernikan malah sibuk bekerja." Racauku sambil membuka pintu kamar

Kuputuskan saja mandi lalu beristirahat sejenak

*****

Pov Deo

Aku tak menyangka aku yang belum pernah terpikir menikah malah telah menikah beberapa jam yang lalu.

Flashback

"Loh kok Pak Deo bisa ada bisa tau rumah saya" tanya ayak Nayla padaku

"Oh.. ini ada masalah pribadi Pak jadi harus mendatangi Pak Dewantara secara pribadi" terangku

"Memangnya masalah apa Pak? Tanyanya penasaran

"Hmm... jadi begini.. aku dan anak bapak telah lama berpacaran dan aku yang sudah dewasa ingin segera menikahinya." Terangku lagi

"Tapi saya tidak tahu kalau anak saya  Nayla sudah punya pacar" tanya lagi

"Iya, kami memang berkencan diam-diam karena dia takut pada anda." Jelasku

"Benarkah..? Lalu jika memang Pak Deo serius ingin dengan anak saya, saya tak bisa memutuskan sendiri sebaiknya tanyakan saja langsung pada Nayla." Katanya

"Baiklah, dan tolong jangan panggil saya lagi dengan Pak  karena kita sedang tak membicarakan bisnis."paparku

Nayla yang berada di dekat tangga tampak shock melihatku berada di rumahnya.
Kami berempat pun mulai terlibat pembicaraan serius. Aku, Nayla , papanya dan mamanya turut bergabung dengan pembicaraan ini.

Tapi selama pembicaraan ini Nayla hanya terunduk saja dan hanya bicara sedikit.

Aku pun memutuskan untuk mengajaknya bicara  empat mata di teras depan.

Setelah ku jelaskan tujuanku untuk pernikahan ini dia akhirnya menerimanya walaupun ku tahu dia ogah-ogahan.

Dia berjalan meninggalkan aku dibelakangnya  tapi keisenganku muncul maka kusentak saja tangan hingga ia hampir jatuh tapi untung saja aku dapat menahannya. Wajahnya begitu dekat dan bibirnya menarik perhatianku. Ku kecup bibir itu pelan tapi seakan belum cukup hingga akhirnya kulumat hingga kami sesak bernafas.

Akupun mengandeng tangannya untuk masuk ke dalam rumah kembali.

End flasback

Aku kembali berkutak dengan pekerjaan kantor yang harus ku selesaikan.

My Cold HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang