Sepanjang perjalanan ke apartemen Dominic, baik Dominic maupun Sabrina sama-sama diam. Bahkan Saem yang duduk di depan juga berspekulasi ada sesuatu yang aneh dengan keduanya. Biasanya, kedua saudara tiri tersebut akan bercanda gurau ataupun Sabrina akan bercerita tentang kesehariannya kepada Dominic.
Saem mengerutkan dahinya, bertanya-tanya apakah yang sudah terjadi kepada kedua Tuan dan Nona Mudanya? Tadi, Saem memang melewatkan sebagian pesta ulang tahun atasannya karena ada hal lebih penting yang menyita perhatiannya.
Tapi tidak mungkin Dominic dan Sabrina bisa tiba-tiba saling mendiamkan satu sama lain. Hubungan Dominic dan Sabrina sangat dekat, malahan seluruh karyawan keluarga Salim selalu menganggap mereka adalah sepasang. Dimana ada Dominic, disitulah Sabrina berada.
Saem benar-benar bingung dengan keduanya.
Sesampainya di depan gedung apartemen yang ditinggal Dominic, Dominic berkata, "Saem, kamu turun bersama Sab-Sab. Aku bakal ke rumah Papa."
Saem yang masih bingung tersebut hanya bisa berdeham sebagai tanda setuju. Dilihatnya Sabrina sepertinya tidak setuju, namun tetap memilih untuk diam dan keluar dari mobil.
"Tunggu," ucap Dominic sambil menahan pergelangan Sabrina ketika Sabrina melangkah keluar mobil.
Sabrina membalikkan tubuhnya, dan Dominic langsung melepas jasnya. "Pakai jas ini. Jangan sampai masuk angin," pesannya sambil memakaikan jas miliknya kepada Sabrina.
Sabrina tetap diam dan langsung melangkah masuk ke lobby setelah sebelumnya mengucapkan terima kasih dengan malu-malu.
Saem tersenyum melihat kelakuan mereka berdua dan kembali mengikuti Sabrina yang buru-buru masuk ke dalam gedung tersebut. Dengan cepat Sabrina menekan tombol 28, lantai tertinggi di gedung tersebut karena sebenarnya apartemen Dominic lebih tepat didefinisikan sebagai penthouse.
"Eh, Non Sabri sudah pulang," sapa Rin sambil membukakan pintu untuk Sabrina dan Saem.
Sabrina hanya berdehem kecil dan langsung masuk ke kamarnya.
"Non Sabri kenapa?" tanya Rin dengan heran.
Sabrina yang sudah berada di kamarnya tentu tidak mendengar pertanyaan Rin. "Oh tidak ada apa-apa, Sabrina cuman malu karena perlakuan Dominic," jawab Saem dengan pelan.
"Mereka berdua bertengkar?" tanya Rin lagi.
"Bukan, mana mungkin sih mereka berdua bisa bertengkar?"
"Terus Den Dominic kok ga pulang?"
"Oh, Dominic hanya pergi ke rumah utama. Palingan sejam lagi pulang."
"Oh, baguslah. Tadi kukira Non Sabri bertengkar dengan Den Dominic," gumam Rin dengan pelan namun masih bisa terdengar oleh Saem.
Saem tertawa dan menambahkan, "Ga mungkin, mereka tidak mungkin bisa bertengkar ketika sedang kasmaran terhadap satu sama lain bukan?"
Rin hanya bisa kembali membulatkan kedua bolamatanya mendengar perkataan Saem barusan.
---
Dominic menghela nafas dengan lelah ketika akhirnya dia sampai di apartemennya. Rin yang masih terjaga buru-buru keluar dan mengambilkan segelas air hangat untuk Tuan mudanya.
"Makasih ya Rin. Sabri mana?" tanya Dominic sambil menerima gelas tersebut.
"Di kamar, Den. Habis pulang tadi langsung masuk kamar sampai sekarang."
"Kamar aku atau kamar dia?"
"Kamar Den," jawab Rin sambil kembali mengambil gelas kosong yang disodorkan Dominic.
KAMU SEDANG MEMBACA
Distant Petals (ON HOLD)
Storie d'amoreSabrina dijual oleh ayah tirinya sebagai tebusan hutang kepada keluarga Salim. Sabrina seharusnya menjadi salah satu wanita simpanan bagi Herry Salim, namun, transaksi tersebut dibatalkan dan Sabrina diselamatkan oleh putra tunggal penerus Salim gro...