Part 10

52 0 0
                                    


Ari terbangun dari tidurnya dan  merasakan kepalanya pusing, perutnya seperti di aduk aduk. Ari berlari ke kamar mandi memuntahkan semua yang ada di dalam perutnya, tubuhnya semakin lemas, Ari menopang tubuhnya dengan mencengkram erat erat wastafel.

Suara pintu kamar di ketuk dan kemudian terbuka menunjukkan Tiara yang membawa bubur dan segelas susu hangat di atas nampan.
Tiara mengerutkan keningnya karena tak melihat Ari di dalam kamar. Tiara menaruh nampannya di atas meja dekat ranjangnya. Tiara menoleh ke arah suara pintu kamar mandi yang terbuka dan melihat Ari yang keluar dari kamar mandi sambil memegangi kepalanya.

 Tiara menoleh ke arah suara pintu kamar mandi yang terbuka dan melihat Ari yang keluar dari kamar mandi sambil memegangi kepalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ari...." ucap Tiara menghampiri Ari dan membantunya untuk kembali ke ranjang.

Ari yang melihat Tiara sekhawatir itu pada dirinya membuat hati Ari tersentuh, Ari menatap wajah Tiara dengan tatapan susah ditebak, dan hanya Ari yang mengerti apa arti tatapan itu.

"Ini ...loe harus makan dulu, kalau badan loe masih lemas gak usah masuk sekolah dulu, loe boleh tinggal disini sementara sampai badan loe merasa baikan" ucap Tiara memberikan nampan yang dibawanya tadi di pangkuan Ari yang duduk di depannya.

Tiara yang perhatian dan peduli sama Ari perlahan lahan membuat hati Ari menghangat, mungkinkah Ari sudah mulai memendam rasa pada Tiara.

"Makasih" ucap Ari tetap dingin.

Tiara tersenyum tulus menatap Ari, ini baru pertama kalinya Ari mengucapkan terima kasih walaupun dengan nada tetap dingin, tapi tak apalah buat Tiara, daripada tidak mengucapkan sama sekali.

"Yaudah, ini dihabisin ya.. gue berangkat dulu, kalau loe butuh apa apa loe bisa panggil pembantu  gue di bawah" ucap Tiara menatap Ari yang ada di depannya kemudian tersenyum.

"Cepet sembuh ya.." sambung Tiara berdiri sambil memegang pundak Ari. Sontak Ari tertegun dengan perlakuan Tiara itu.

Setelah mengucapkan kata itu Tiara pergi meninggalkan Ari sendiri di dalam kamarnya yang masih tertegun.

Ari baru tersadar setelah Tiara sudah tak terlihat di pandangan matanya.

"Apa yang terjadi sama gue, kenapa tiba tiba jantung gue berdetak secepat ini" gumam Ari dengan tatapan masih lurus ke arah pintu kamar walaupun sosok Tiara sudah tidak terlihat lagi.

"Gue gk boleh jatuh cinta sama Tiara" sangkal Ari pada dirinya sendiri sambil menggeleng gelengkan kepalanya.

**********

"Tiara" panggil Angel yang sudah menghadang Tiara di depannya dengan tangannya yang bersendekap dan tatapan tajamnya.

"Apa" Tanya Tiara males.

"Gue minta sama loe jauhin Ari, kalau loe gak mau gue akan membuat loe di keluarin dari sekolah ini" ancam Angel dengan melotot.

Tiara yang mendengar ancaman Angel hanya bisa menahan amarahnya dan menahan rasa sakit di dadanya. Tiara menatap Angel dengan tatapan penuh kemarahan yang berusaha ditahannya mati matian agar tidak meledak.

HARUSKAH..???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang