Pagi yang mendung dengan titik titik air hujan yang membasahi bumi membuat udara semakin dingin. Tiara yang melangkah di trotoar sambil memeluk kedua lengannya karena udara dingin yang menusuk kulitnya, tak butuh waktu lama Tiara telah tiba di gerbang sekolahannya yang sudah ramai dipenuhi siswa siswi yang hilir mudik.
"Tiara..." panggil Dania sambil melambaikan tangannya.
Tiara yang mendengar panggilan Dania menoleh dan tersenyum pada sahabatnya itu dan berjalan menghampirinya.
"Udara pagi ini dingin banget ya, gak seperti biasanya" ucap Tiara.
"Biasa Ra... efek hujan pagi ya gini, dingiiiinnnn..." jawab Dania dengan ekspresi kedinginan.
"Ke kelas yuk.."ajak Tiara.
"Ayo" jawab Dania sambil merangkul pundak Tiara dan berjalan menuju kelas.
Saat Tiara dan Dania tiba di ambang pintu, Ari yang berjalan ke luar kelas berpas pasan dengan Tiara membuat Tiara tertegun karena pandangan keduanya bertemu, tapi secepatnya Ari membuang muka dan sukses membuat hati Tiara sakit dan terluka. Ari melewati Tiara dengan dingin tanpa mengganggap Tiara ada. Hati Tiara terluka sangat sangat terluka membuat matanya panas karena berusaha menahan sakitnya.
"Ari.... bisakah loe melihat gue walaupun itu cuma sekejap.. jujur hatiku sakit karena loe" ucap Tiara dalam hati.
"Ra....loe kenapa..??" Tanya Dania yang menyadari mata Tiara merah karena berusaha menahan tangis.
"Gu..gue..gak papa .."jawab Tiara gugup sambil menundukkan wajahnya menyembunyikan air matanya.
"Apa karena Ari..?" Tanya Dania hati hati.
"Gue naruh tas dulu ya.." jawab Tiara mengalihkan pembicaraan dan kemudian melangkah ke bangkunya menaruh tasnya.
Dania yang melihat tingkah Tiara hanya bisa menautkan alisnya dan memunculkan lipatan di dahinya. Dania bingung. Dania menyusul Tiara dan menaruh tasnya di bangkunya.
"Selamat pagii......semuuaaaaaaaaa" teriak Fahri yang tiba tiba datang dan menghampiri Tiara dan Dania. Membuat keduanya menoleh ke arah Fahri dan di balas Fahri dengan senyum nyengirnya.
"Loe.. itu di kelas bukan di hutan.. gak usah teriak teriak bisa kan" ngedumel Dania sambil menatap Fahri dengan wajah sebel nya.
"Sorry sorry... darling.." jawab Fahri nyengir.
"Apa loe bilang..? Darling jidat loe" jawab Dania melotot dengan berkacak pinggang.
"Udah udah.... pagi pagi udah ribut aja"lerai Junet yang tiba tiba datang.
"Tumben loe bijak" sahut Fahri.
"Udah ah... jangan debat, gue keluar dulu ya, ada kepentingan" ucap Tiara dan membuat ketiganya diam.
"Loe...mau kemana Ra.."tanya Dania.
"Gue mau ke koperasi bentar" jawab Tiara kemudian melangkah keluar kelas.
Tiara yang baru sampai di depan koperasi tak sengaja bertemu Ari yang baru saja keluar dari koperasi. Ari menghadang langkah Tiara dan membuat Tiara tertegun akan tindakan Ari yang tiba tiba.
"Maaf..gue mau lewat" ucap Tiara dengan menunduk karena tak kuasa menatap Ari, takut Ari menyadari akan kegugupannya.
Ari yang mendengar ucapan Tiara tak mengacuhkannya. Ari tetap berdiri tegak di depan Tiara tanpa menjawab ucapan Tiara.
Tiara yang menyadarinya hanya bisa menghela nafas berat dan sesak didadanya, dengan kekuatan dan keberanian yang dikumpulkannya Tiara mendongakkan wajahnya dan menatap Ari. Dan saat itu juga Ari bisa menatap iris bola mata Tiara yang terlihat sendu, begitu juga dengan Tiara saat itu juga bisa menatap iris bola mata Ari yang susah untuk di tebak, karena Ari penuh misteri.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARUSKAH..???
Teen FictionAri Afriansyah adalah anak pemilik sekolah SMA PELITA yang tampan pandai dan sifat nya yang dingin dan pemarah.. yang juga penuh dengan misteri, membuat nya merasa berkuasa di sekolahnya. Walaupun sifatnya seperti itu ari selalu dikejar kejar oleh k...