Pagi ini Salsha bersiap untuk berangkat sekolah, ia berdiri di depan cermin untuk membetulkan tatanan rambutnya yang hari ini akan diikat satu.
"Gue pengen beda, udah biasa nih rambut diurai."
Lalu Salsha mengingat sesuatu yang mengganjal di hatinya. Ia sangat merasa bersalah semenjak kejadian kemaren. Karena dramanya yang pingsan itu dan yang bodohnya semua sahabatnya percaya. Mereka jadi di hukum Bu Rahmah yang kilernya lebih dari Pak Beni, tidak bisa di ajak becanda sedikit.
Salsha kembali mengingat sesuatu, ia mengingat saat wajah ganteng Iqbaal tepat di hadapannya saat itu. Tidak terlalu tinggi dibanding saat mereka berdiri. Yang ia pikirkan adalah ia sangat menyesal karena sudah menabok Iqbaal yang niatnya mau membawanya ke UKS.
"Ihh, Sal. Lo bego atau gimana sih. Kemaren udah mau digendong Iqbaal lo sadar!" dumel Salsha.
Kemarin Salsha membuka matanya karena ia mengira bahwa yang akan menggendongnya adalah Aldi. Ia pun berniat akan meminta maaf pada Iqbaal karena sudah menaboknya tanpa perasaan.
Setelah merasa sudah selesai Salsha pun turun dan langsung masuk dalam mobil. Jika dibilang Salsha hari ini ceria, jawabannya tidak. Karena Salsha benar-benar merasa bersalah dengan sahabatnya.
***
"Pagi guys," sapa Salsha pada sahabat-sahabatnya yang kemarin mendapat hukum. Termasuk juga Randy dan Nadine yang berada di situ, yang juga mendapatkan hukuman dari guru yang mengajar mereka.
Semua menatap Salsha bentar lalu fokus pada kegiatan masing-masing. Nadine dan Randy pun memilih pergi ke kelas mereka. Sepertinya mereka benar-benar marah.
"Hay Baal," sapa Salsha lagi yang kini duduk di bangkunya.
Iqbaal pun meliriknya sebentar yang lebih tepatnya melirik kepala Salsha yang diikat satu tidak seperti biasanya.
"Eh, gue minta maaf ya soal yang kemarin gue nabok lo. Gue nggak pake perasaan ya?" ucap Salsha berbisik. Namun Iqbaal langsung mengalihkan pembicaraan.
"Wah, lo Steff," ucap Iqbaal yang dibalas cengiran oleh Steffi.
"Wah wah wah... lo bener-bener ya Steff. Hahaha," ucap Kiki.
"Eh, Randy jadi kabur kan. Gue harus kesana. Steff mau ikut?" tanya Cassie yang langsung mendapat anggukan dari Steffi.
"Ikut deh gue mau nyamperin Nadine," ucap Kiki. Lalu Iqbaal dan Aldi pun juga ikut keluar kelas.
"Fix, gue nggak tahan di giniin. Di kacangin, gue nggak suka di diemin. Gue ikutin apa mau kalian." Salsha membatin.
***
Terdengar suara bel, sementara Salsha hanya membaringkan kembali kepalanya di meja dengan tumpuan tangan yang dilipatnya di atas meja. Lalu satu persatu sahabatnya pun datang bersamaan dengan datangnya guru yang akan mengajar.
Salsha yang tadinya menghadap ke kiri dan saat Iqbaal datang ia pun lalu memalingkan wajahnya ke sebelah kanan berusaha agar ia tak memandang Iqbaal. Lalu tiba-tiba guru yang sedang mengajar itu menghampiri Salsha.
"Salsha, kenapa tidur? Sakit?" tanya guru tersebut, Salsha hanya mengangguk.
"Yaudah kamu ke uks aja." Salsha pun langsung pergi ke uks. Untuk saat ini ia sangat tidak mau melihat sahabat- sahabatnya itu.
Bel istirahat berbunyi, Salsha pun memilih kembali ke kelas. Saat sudah sampai di kelas ia melihat sahabat- sahabatnya yang sudah tak ada. Salsha pun langsung membawa tasnya ke belakang pojok kelas bersama dengannya.
"Sal, lo kok disini. Terus gue dimana?"
"Aduh lo tinggal duduk di tempat gue aja, Fel," ucap Salsha pada temannya yang bangkunya ia duduki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saling Mencinta •IQSHA•
Fanfiction[S E L E S A I] ✔ Salsha selalu berusaha mendekati Iqbaal yang jutek dan dingin apalagi terhadap perempuan. Ia tertantang dengan sikap Iqbaal yang kemudian membuatnya makin lama mendekat malah membuatnya menyukai Iqbaal. Misi-misi pun dijalankannya...