Malam ini Iqbaal berada di balkon kamarnya dengan gitar di tangannya namun tak kunjung ia mainkan. Ia membayangkan tentang apa yang ia lakukan tadi pada Salsha, ia juga benar-benar tak sadar saat menghapus air mata Salsha. Iqbaal tersenyum, senang rasanya bisa bersama dengan orang yang ia sayang. Maksudnya adalah Saldha. Entah mengapa saat bersama Salsha ia seperti tengah bersama Saldha.
"Hey, melamun aja," ucap seseorang yang kini tengah berada di sampingnya. Perempuan yang mengenakan hijab.
"Eh, Teh Ody udah pulang," ucap Iqbaal.
"Iya, baru tadi pagi, lo sih main masuk kamar aja pulang sekolah tadi."
"Hehehe..."
"Eh Baal, pj dong," ucap Ody yang langsung mendapat tatapan tajam dari Iqbaal. "Eh, bisa nggak. Nggak natap gue gitu. Itu namanya Salsha ya? Kenalin ke gue dong."
"Apaan sih, Teh. Ngomong-ngomong Teh Ody tau dari mana?" tanya Iqbaal mulai serius.
"Tuh kan, berarti bener lo punya pacar. Pj Baal, kalo enggak bawa dia ke gue deh. Gue mau liat langsung dia gimana," ucap Ody.
"Liat langsung? Emang sebelumnya Teh Ody liat dimana?" tanya Iqbaal yang kini sudah duduk berhadapan dengan Teh Ody.
"Di akun Ig-nya lah, ya ya.. kenalin gue," mohon Ody lagi.
"Apaan sih Teh, dia bukan pacar Iqbaal," ucap Iqbaal mengalihkan pandangannya dari Ody.
"Oh gitu, yaudah besok gue ikut lo ke sekolah."
"Hah? Apaan sih Teh. Nggak nggak, Iqbaal kan naik motor. Teh Ody emang mau pulang naik apa?"
"Besok naik mobil, motor lo kuncinya gue sita," ucap Ody lalu berlalu masuk ke kamar Iqbaal.
"Teh!" teriak Iqbaal menyusul Ody yang sudah mengambil kunci motornya dan berlalu pergi.
***
Salsha menelentangkan badannya di atas kasur sambil menatap langit-langit kamarnya, ia tersenyum sendiri entah apa yang ia hayalkan. Namun tiba-tiba senyum itu hilang.
Kau datang dan jantungku berdeguk kencang, Kau buat ku terbang melayang.
Tiada ku sangka getaran ini ada saat jumpa, yang pertama.
Mataku tak dapat terlepas darimu.
Perhatikan setiap tingkahmu.
Tertawa pada setiap canda mu...
Saat jumpa yang pertama.
Could it be love, could it be love, could it-Suara panggilan itu membuat Salsha meraba nakasnya dan langsung mengangkatnya yang membuat lagu itu berhenti. Tanpa melihat siapa yang menelpon ia pun meletakannya di samping telinga.
"Caca, gue kangen lo. Are you oke?"
Salsha yang mendengar suara yang amat tak asing itu pun langsung menatap layar handphonenya dan benar dugaannya, saat mendengar suara tersebut. Ia berpikir jika tidak Steffi pastilah Cassie. Karena hanya mereka berdua yang memanggilnya Caca. Walaupun dalam keluarga Salsha juga di panggil Caca. Tapi suara khas bule Cassie sangat tak asing di telinga Salsha.
"Kenapa? Tumben lo nelpon gue?" tanya Salsha ketus.
"Jangan gitu dong sama gue Ca, sorry deh kalo kita nyuekin lo. Please jangan marah lagi ya."
"Yayaya... ets tunggu, lo minta maaf sama gue udah bilang sama yang lain belum? Ntar rencana mereka semua gagal lagi, yang mau nyuekin gue karna lo yang udah main minta maaf aja sama gue." ucap Salsha yang sudah tau akal-akal sahabatnya itu.
"Hehe.. iya gue lupa, ah udahlah Ca, biarin. Gue kan nggak bisa nyuekin lo lama-lama. Biarin aja mereka, eh tapi di sekolah, kita pura-pura berantem ya Ca. Ikuti aja deh dulu permainan mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
Saling Mencinta •IQSHA•
Fiksi Penggemar[S E L E S A I] ✔ Salsha selalu berusaha mendekati Iqbaal yang jutek dan dingin apalagi terhadap perempuan. Ia tertantang dengan sikap Iqbaal yang kemudian membuatnya makin lama mendekat malah membuatnya menyukai Iqbaal. Misi-misi pun dijalankannya...