24• Perjanjian

4.3K 268 24
                                    

Motor Iqbaal berhenti tepat di salah satu restoran, Salsha yang berada di motor mengedarkan pandangan tak asingnya pada tempat ini. Iqbaal membuka helm-nya.

"baal, mau ngapain?" seketika pertanyaan Salsha membuat Iqbaal menoleh ke belakang dengan alis yang bertautan.

"Jangan bilang lo lupa ya ada gue di sini?" tanya Salsha lalu turun. "Mau ngapain sih?" tanya Salsha lagi. Iqbaal menatap resto di depannya lalu menatap Salsha bergantian.

"Baal Baal, lo punya penyakit pikun?"

"Yaudah gue antar pulang." Iqbaal mulai memakai helm-nya namun tangannya yang mau mengarahkan helm ke kepala ditahan oleh Salsha.

"Lo nggak asik Baal, udah gue ikut masuk," ucap Salsha, ia sudah tau tempat ini saat ia menjalankan misinya.

Iqbaal pun turun dari motornya, lalu
berjalan masuk dan Salsha menyusulnya.

"Lo sering banget ya ke sini? sampe- sampe lupa kalo lo lagi bawa gue," ucap Salsha saat masih berjalan menyusul Iqbaal.

Mereka berhenti tepat di sofa ujung, Salsha tersenyum melihatnya, masih dengan tempat yang sama.

Salsha langsung mengambil posisi duduk dan Iqbaal duduk di depannya. Dua sofa panjang yang saling berhadapan dan di antaranya terdapat meja.

Iqbaal mengambil handphone di sakunya dan memainkannya, sementara Salsha hanya memperhatikan tempat ini. Hingga pelayan menghampirinya.

"Kayak biasa ya," ucap Iqbaal lalu menatap layar handphonenya kembali.

"Ice cream vanila ya dua." pelayan pun pergi untuk mengambil pesanannya.

Iqbaal sempat menatap Salsha tak percaya akan pesanannya.

"Kenapa? kaget? tenang gue bayar sendiri atau pesanan lo mau gue juga yang bayar?" tanya Salsha membuat Iqbaal menggeleng pelan.

"Seberapa sering lo ke sini?"

Iqbaal menatap Salsha, "Seberapa pengen taunya lo?" Salsha memanyun dan menatap ke samping yang kebetulan di sana terdapat danau yang bisa terlihat oleh dinding kaca.

"Kesana yuk."

"Apaan sih lo, tuh pesanannya." Iqbaal langsung meminum jus mangganya, sementara Salsha lagi- lagi memanyunkan bibirnya dan langsung memasukan sendok ice creamnya kasar ke mulutnya.

"Kayak anak kecil lo." ledek Iqbaal tetap dengan nada coolnya.

Cukup lama Iqbaal menunggu ice cream Salsha habis, namun satu gelas pun belum ia habiskan.

"Lama banget sih?"

"Yee, sabar dong!" Salsha lagi-lagi memasukan ice cream ke mulutnya dengan kasar, Iqbaal yang melihat Salsha memakan seperti anak kecil lalu mengambil tisu dan menyerahkannya ke Salsha.

Salsha memperlihatkan wajah bingungnya.

"Lo makan kayak anak kecil." Iqbaal langsung menaruh tisu tersebut dihadapan Salsha. Karena Salsha yang tak kunjung mengambil dari tangannya.

Salsha pun langsung mengambilnya dan membersihkan bagian wajahnya yang terkena ice cream.

Salsha membersihkan wajahnya kasar dengan tisu.

"Eh, btw disini nggak ada pasangan muda selain kita?" tanya Salsha disela sela memakan ice creamnya.

Iqbaal lagi-lagi menatap Salsha bingung dengan alis yang bertautan. Salsha yang paham langsung membetulkan pertanyaannya kembali. "Maksudnya nggak ada anak muda gitu di sini selain kita? semua di sini mayoritas orang kantoran."

Saling Mencinta •IQSHA•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang