Taeyong meletakkan helmnya di sebelah sofa abu-abu rumah Dino. Pada seragamnya terlihat beberapa bekas air hujan yang mengering. "Sorry ya, gue nunggu hujannya reda dulu."
Wonwoo mengangguk, "Santai aja, lagian dari tadi kita juga kayak gini doang kok."
Maksud 'kayak gini doang' itu adalah Wonwoo bermain PS, Dino tiduran di sofa sambil bermain ponsel, Valee dan Yuan berada di dapur sambil rutin meledakkan tawa. Entah sejak kapan Taeyong sudah duduk di lantai bersama Wonwoo, memegang joystick biru yang kerlap-kerlip.
"Maen yang bisa duaan dong," suara Taeyong membuat Dino bangun dari tidurannya.
"Janjinya ngga mau maen PS loh Yong," lemparan bantal Dino sukses mengenai kepala bagian belakang Taeyong.
"Bentar," Taeyong mengambil bantal tadi dan dibawanya kepangkuan.
Dino cukup tahu kata sebentarnya Taeyong seberapa, "Ayo ah! Katanya mau kerja, kerja telor mata sapi kali!"
"Udah kita diskusi sambil maen aja, gimana?" tanya Taeyong meminta persetujuan 3 rekannya yang lain.
Wonwoo asik memencet-mencet tombol, Dino cemberut, dan suara teriakkan Valee dari dapur yang mengatakan 'Okeeee' terdengar diantara suara peraduan wajan dan kawan-kawan.
"Yong, lo parah ah! Gue ada acara nih, lo ngerusak banget. Mana telat dateng kan! Ngga nepatin janji juga, Wonwoo gue ngga pernah kasih ijin lo maen PS loh!" suara Dino yang naik intonasi dan penuh penekanan membuat Wonwoo mempause permainan mereka.
SMP Dino, Wonwoo, dan Taeyong sama, hanya beda tingkatan. Mereka masuk OSIS juga dulu, mereka sudah saling mengenal hanya saja belakangan ini merenggang karena banyak urusan pribadi. Tapi mereka tidak lupa kalau Dino marah adalah kiamat kecil.
"Acara atau jalan sama adek kelas yang itu? Rambut pakek di gell segala," ledek Wonwoo setelah duduk di samping Dino dan mengambil toples cemilan.
"Yang mana? Elah suka kagak kasih tau ini bocah," Taeyong merangkul Dino.
Dino tak menjawab, kekesalannya tadi membuatnya berbohong kalau ia ada acara. Padahal sampai minggu depan pun tak ada kegiatan selain sekolah dan hal-hal biasa lainnya.
Taeyong melepas rangkulannya.
"Eum... kita dapat tugas ngerancang ide pentas seni kan ya," Taeyong membuka pembicaaan dengan nada serius.
"Tunggu dulu, ini makanannya udah jadi. Kalian laper kan?" kedatangan Yuan dan Valee yang membawa nampan berisi lima mangkuk laksa dengan asap yang masih mengepul membuat perut tiga cowok itu tidak bisa dikhianati lagi.
Menangkap raut wajah Dino yang sedih Taeyong menepuk pundaknya, "Lo juga laper kan?, makaj ngga akan ngebuat telat janjian sama dia, kan?"
YOU ARE READING
Crush
Romance"Detak jantung gue ngga kedengeran sama dia, kan?" Dino Seventeen story by @xxendalswallow