IV

16 4 0
                                    

19 Mei 2016

Natana menengadah di bawah halte tempatnya berteduh, menatap ke arah langit yang sedang menangis. Tak ada tanda-tanda bahwa langit akan berhenti menangis secepatnya.

Gadis itu mendesah. Seharusnya hari ini ia latihan drama dengan teman-temannya di rumah Thaya. Namun baru saja ia hendak pulang, hujan sudah mengguyur permukaan bumi.

Nata memasang headset pada telinganya dan mencolokkan pada handphone-nya, kemudian memutar lagu secara acak. Ia bersandar pada dinding halte dan memejamkan mata, membunuh waktu sambil menanti hujan reda.

"Woy budek!" Nata refleks menjauhkan telinganya menjauh dari sumber suara, "YA ALLAH!" Gadis itu menengok, dan mendapati seorang Arsevari duduk di sebelahnya dan menatapnya.

"Ish, Ari!" Ia mengelus telinganya, sedangkan cowok pemilik nama Ari itu terkekeh. "Lo sih gue panggilin nggak nyaut-nyaut," Ari kemudian meraih payung berwarna hijau army yang tergeletak di lantai halte, di dekat kaki Ari. "Bareng gue, yuk?" Dahi Nata mengkerut, menandakan bahwa ia bingung. "Ha? Ke mana?"

"Jangan bilang lo lupa," Ari mengerlingkan matanya. "Ke rumah Thaya lah, latian drama."

Nata menepuk jidatnya. "Oiya!" Ari terkekeh, "ayo ikut gue aja, gue naik mobil." Kemudian cowok itu berdiri. "Ih, emang gue mau?"

"Oh, yaudah. Dah, Nat." Ari kemudian berbalik dan menuju mobilnya.

"Eh, Ari, gue ikut!"

《《《《《》》》》》

Handphone Nata bergetar dan menyuarakan notifikasi line. Nata membuka kunci handphone miliknya dan membuka aplikasi tersebut.

Jakarta B: Nat hujan nih, lo ke rumah Thaya sama siapa?
Jakarta B: sama gue aja, ya?

Natana Rivera: gue brg Ari

Iya, kali ini Nata memilih untuk membalasnya. Tidak mungkin kan, ia mendiamkannya kalau isi line-nya seperti itu? Ia pasti akan merasa tidak enak.

Jakarta B: oh yaudah, hati2 ya :)

Ia memencet back pada handphone-nya. Sedangkan Ari melirik ke arah hp milik perempuan di sebelahnya. "Ahsyik, siapa tuh Jakarta?" Nata menengok ke arah cowok itu, kemudian menunyuk lengannya. "Ih liat-liat!"

Sedangkan Ari hanya terkekeh dan menepuk kepala cewek itu dua kali.

Hanya perlu menempuh waktu lima belas menit, mobil Ari telah terparkir di halaman rumah Thaya yang cukup untuk beberapa mobil. Setelah semua anggota drama berkumpul, mereka memulai latihan tersebut dan dilanjutkan dengan 'merusuh' hingga pukul delapan lewat.

Nata tiba-tiba merasa lengannya ditunyuk. Ia menoleh dan mendapati seorang Ari. "Lo mau pulang kapan? Gue anterin."

"Eh, gue cari taksi aja, Ri." Nata menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Ga, ga. Pokoknya lo gue anter. Kan gue yang bawa lo ke sini, jadi gue harus bertanggung jawab."

Perempuan itu terkekeh pelan, "yaudah terserah lo, deh." Melihat perempuan itu terkekeh, sudut bibir Ari turut terangkat. Ia menampilkan senyumnya. "Pulang sekarang aja, yuk? Biar nggak kemaleman."

Nata mengangguk, "yuk!"

"Woy gue sama Nata pulang dulu, ya!" –ini Ari.

"Balik dulu ya coy!" –Nata.

"Waduu pasangan baru nih!"

"Weh bentar lagi ditraktir kita nih kayaknya!"

"Eh ntar Arta cemburu!"

"Woy sembarangan lo!"

"Nat, kalo diapa-apain sama Ari tendang aja 'aset'-nya!"

"Ri, jangan lupa traktir pizza hut, ya?"

"Ri gue ditraktir cheesy chicken aja cukup!"

"Ri jangan diapa-apain!"

"SEMOGA JADI, YA!!"

Mereka berdua hanya terkekeh menanggapi teman-temannya. Keduanya hanya menganggap teman-teman mereka sebatas bercanda. "Woy Thaya makasih ya, balik dulu!" Kemudian keduanya berjalan menuju mobil Ari.

Setengah jam kemudian, mobil milik Ari telah terparkir di depan rumah Nata. "Makasih ya, Ri? Gue ngerepotin banget nih." Ari menepuk kepala Nata dua kali, "Lo nggak ngerepotin kali." Kemudian ia memamerkan ceringannya, menampilkan deretan gigi putih milik cowok itu. "Eh, btw gue mau pamit ke orang tua lo dulu."

"Eh nggak usah Ri."

"Dih, nggak sopan kali, masa nggak pamit?"

Cewek itu menghela napas, kemudian mengangguk. "Yaudah, yuk!"

Natana diam-diam tersenyum kecil, ketika keduanya melangkah ke dalam rumah Nata.

《《《《《》》》》》

Suara notifikasi line menyambutnya ketika Nata baru saja merebahkan tubuh di atas kasur kasur kesayangannya. Ia merogoh saku celananya untuk mengambil handphone, kemudian membuka aplikasi line.

Jakarta B: udah sampe rmh Nat?

Gadis itu baru saja hendak menekan back pada handphone-nya ketika sebuah pesan kembali masuk.

Jakarta B: Natana, jangan read doang, ya?

Nata menghela napas.

Natana Rivera: udh

Jakarta B: bagus deh hehe
Jakarta B: udah mau tidur Nat?

Natana Rivera: blm, knp?

Jakarta B: gapapa sih, cuma mau bilang
Jakarta B: kalo gue kangen wkwk

Natana Rivera: canda lo sa ae

Tiba-tiba, line lain masuk ke hpnya.

Ari Mahardika: cinta?
Ari Mahardika: apa kabar? baik? alhamdulillah
Ari Mahardika: calon imammu di masa depan sudah sampai di rumah dengan aman, makmur, sejahtera, serta sehat sentosa
Ari Mahardika: alhamdulillah ya, sesuatu

Natana Rivera: y Ri y
Natana Rivera: ga nanya gue
Natana Rivera: besok mau gue temenin ga Ri?

Ari Mahardika: temenin ke mana? pelaminan?
Ari Mahardika: wah tentu saja dengan senang hati aku mau, wahai masa depanQ

Natana Rivera: bukan Ri, ke ustadz. kali aja lo perlu diruqyah.

Ari Mahardika: gausah repot-repot, Nat
Ari Mahardika: cukup di deket lo aja, setannya udah pergi
Ari Mahardika: wadaw
Ari Mahardika: ahsyik

Natana Rivera: Y RI Y SERAH LO AE

Cewek itu terkekeh pelan, kemudian memencet back, dan menampilkan chat list pada line-nya, kemudian membuka salah satu chat. Chat dari Jakarta Biantama.

Jakarta B: gue serius Nat
Jakarta B: gue beneran kangen lo
Jakarta B: gue berharap kita bisa kayak dulu lagi...
Jakarta B: tapi gue rasa lo ga akan kasih kesempatan lagi
Jakarta B: gapapa deh. gue tetep mau berjuang
Jakarta B: udah gitu ajaa haha
Jakarta B: tidurnya jangan kemaleman, ya?
Jakarta B: good night :)

Nata menghela napas.

Kalo bisa, gue juga mau balik lagi. Ngulangin semuanya lagi. Bikin kenangan-kenangan indah lagi. Ngerasa seneng lagi karena ngabisin waktu dengan lo. Tapi... rasanya terlalu sakit.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 30, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Chance Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang