Aku membulatkan mataku—menatap pria yang menggunakan sepeda dan sekarang berhenti disebelahku itu seolah menelanjanginya. Dia mirip sangat, sangat dengan Justin Bieber.
“Hey, apa aku mengganggu?” dia berbicara.
Aku menggeleng—masih memandanginya.
“Lalu, kenapa kau berhenti mengoceh?” tanyanya lagi.
“Apa?” aduh lagi-lagi. Kebiasaanku yang satu itu.
“Yasudahlah, semoga bertemu lagi” Ujar pria itu sambil mengayuh sepedanya. Aku berlari mengejarnya sambil sesekali berteriak memintanya untuk berhenti. Bodoh, kenapa aku tidak menanyakan namanya? Siapa tahu dia benar-benar Justin Bieber.
Tiba-tiba aku terjatuh dan sontak berteriak meringis kesakitan. Aku menoleh kebelakang. Sial, ternyata ada polisi tidur. Aku memegangi dengkulku yang berdarah—astaga. Sakit juga.
“Hey, apa kau baik-baik saja?”
Aku menoleh ke arah suara, pria tadi. Sial, tadi aku panggil-panggil dia tidak mau menoleh. Sekarang? Aku jatuh baru datang. Menyebalkan.
Aku mengabaikannya—membuang mukaku.
“Hey, apa kau marah? Maaf maaf. Tadi aku bercanda” ujarnya sambil tersenyum miring ke arahku. Aku mengerucutkan bibirku.
“Aku Justin, Justin Bieber” ujarnya sambil menjabat tanganku.
Benar dugaanku, “Aku Kathryn, Kathryn Bravo”.
“Oh, Kathryn. Namamu bagus” ujarnya sambil tersenyum lalu menarik lenganku membantuku berdiri. Aku memegang dengkulku lalu mengambil kantung belanjaanku yang untungnya tidak berhamburan keluar isinya.
“Aku deluan ya” ujarku sambil berjalan—sial. Aku jadi pincang kan. Tiba-tiba seseorang memegang pinggangku, jangan-jangan Justin? Aku menoleh. Benar. Jantungku berdesir hebat. Dia merangkul bahulku membantuku berjalan. Terkadang mata kami berdua bertemu.
“Aku antar pulang ya” ujarnya—dia menaiki sepedanya lalu aku duduk di boncengan sepedanya.
Justin mulai mengayuh sepedanya—awalnya aku nyaris saja kehilangan keseimbangan namun Justin langsung memegang tanganku dengan salah satu tangannya dan meletakkannya dipinggangnya. Aku tersipu.
“Pegangan atau lukamu akan bertambah” ujarnya sambil tersenyum.
A.N.
Leave feedback please:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Unpredictable >> 1D
FanfictionAku hanya fansnya yang beruntung--aku mengulangi kalimat itu berulang kali dikepalaku. Namun sekarang aku sudah bukan fans lagi, Pertama, aku tinggal bersama mereka. Lalu, beberapa hal yang ajaib terjadi padaku. Dan, tiba-tiba saja--Niall dan Harry...