S T A R T

62 25 11
                                    

Rei PoV

Bel pulang akhirnya berbunyi. Aku dan Cal berjalan menuju kelas XII IPA 5, kelas Ka Ruby. Aku memang akan membahas tentang olimpiade bersama Ka Ruby.

Di persimpangan menuju koridor kelas XII kami bertemu Ka Ruby.

"Eeh.. ketemu disini!" Ucapku agak kaget. "Kirain belum keluar."

"Hehe.. sebenarnya udah dari tadi, tapi aku tadi bertemu dengan Kepala Sekolah, jadi kami bicara sebentar."

"Ooh.." ucapku sambil mengangguk paham.

"Ada apa? Katanya kau mencariku?"

"Iya, ini aku mau.." ucapanku tiba-tiba terputus karena kedatangan 3 orang cowok yang sekarang sudah bergabung dengan kami.

"Disini ternyata, pantesan di kelas gak ada." Ucap cowok berambut coklat dengan ekspresi tidak bersahabat yang sepertinya bernama Leo, kakak sepupu Cal juga. "Ada apa nih?"

Dan sekarang 5 anggota keluarga ini sudah berkumpul.

"Tidak ada. Kami hanya ingin membicarakan tentang olimpiade." Ucap Cal sebelum aku membuka mulut. "Jadi, santai saja."

"Ooh.. bagaimana jika kita membicarakannya di Cafe dekat sini saja?" Tanya Ka Ruby.

Aku berpikir sejenak, "boleh saja, tapi aku harus bilang pada Fio dulu."

"Kamu bisa mengajaknya ikut jika mau." Ucap Cal.

"Baiklah."

"Kami tunggu depan gerbang."

Aku menuju kelas Fio. Aku sedikit melirik ke arah mereka berlima. Sepertinya Ka Leo tidak terlalu menyukai keberadaanku.

~~

"No, Rei. Lu mau buat gue jantungan? Duduk sama salah satunya aja udah bikin jantung gue olahraga. Sekarang lu ngajak gue jalan bareng kelimanya? No!!" Ucap Fio dengan muka agak kesal dan cemberut. "Kalo kamu mau pergi, yaudah pergi sana. Aku pulang sendiri bisa kok." Lalu dia tersenyum.

"Yaudah sini ikut dulu." Aku pun langsung menarik tangannya.

"Maaf ya kita agak lama." Ucapku sambil tersenyum kepada 5 pemuda yang sedang menunggu di depan mobil. "Kayaknya kita gak bisa ikut deh. Ini aku kasih soalnya aja." Ucapku sambil menyodorkan beberapa tumpukan buku dan kertas.

"Oke bakal aku baca-baca. Mau kita anterin?"

"Gak usah. Kita dijemput kok kayaknya." Ucap Fio buru-buru. Aku tahu dia sengaja menghindar.

"Ya sudah. Hati-hati ya kalian." Ucap Ka Ruby. Mereka berlima segera masuk ke mobil dan pergi.

Author PoV

"Cal lu sakit? Dari tadi bengong aja." Tanya Ruby tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan.

"Gue kok merasa beda ya hari ini." Ucap Cal tanpa melirik Ruby. "Semenjak ketemu sama Rei gue merasa beda."

Sekarang Ruby mencoba melirik Cal. "Lu jatuh cinta sama Rei?"

"Entahlah. Tapi gue kenal sama dia aja belum sampai 12 jam."

"Bisa aja kok. Apalagi lu kan teman semeja." Kata Ruby tenang. "Cal, gue cuma mau ngingetin lu ya. Kalo lu gak mau sampai kejadian kayak dulu lagi, mungkin sebaiknya lu menjauh. Lu gak mau Rei juga disakitin kan?"

Cal langsung menengok ke arah Ruby. Lalu dia kembali lagi ke arah pandangnya. Dia larut dalam masa lalu nya.

÷=

Gadis itu berlari di bawah hujan. Dia kelihatan sedih. Walaupun tetesan hujan menutupi wajahnya. Air matanya tak dapat ditutupi. Gadis itu, menangis.

Bukan tanpa alasan. Siapa pun pasti akan sakit jika berada di posisinya saat ini.

Lucy, nama gadis itu. Gadis yang beberapa saat lalu melihat kekasihnya sedang menautkan bibirnya dengan wanita lain.

Kata-kata itu kembali terngiang di kepalanya. Walaupun ditutupi bunyi tetesan-tetesan air hujan. Telinganya masih dengan jelas mendengarnya.

"I love you" kata-kata yang keluar di tengah-tengah ciuman mesra mereka. Gadis itu hanya bisa menangis dan berlari. Bodoh.

Dia seharusnya menghampiri lelaki itu. Menamparnya dan menanyakan kenapa dia hilang selama 3 bulan. Dan tiba-tiba muncul dengan perempuan lain.

Tapi dia terlalu lelah. Lelah hati dan pikirannya selama 3 bulan ini. Memikirkan perkataan ayahnya bahwa dia harus menjauhi lelaki itu, Calois. Dan tiba-tiba ayahnya dipecat dari supir pribadi keluarga Cal.

Sekarang dia tahu bahwa keputusannya menjalin hubungan dengan Cal memang salah sejak awal. Lelaki itu terlalu kaya. Sedangkan dia tidak dapat memberikan apapun selain cinta. Yang sudah pasti tidak akan mungkin cukup bagi lelaki itu.

÷=

"Jangan dipikirin Cal, lu gak salah kok ngelakuin itu. Itu semua buat kebaikannya. Lu cuma gak mau dia disakitin lebih jauh lagi. Percaya sama gue lu bakal jauh lebih sakit lagi kalo paman yang menyakitinya dan lu gak bisa melakukan apa pun untuknya." Ucap Ruby.

Calois hanya diam. Terlihat sedih. Ruby mungkin memang benar pikir Cal. Pamannya tidak memberi hukuman kepadanya seperti yang diberikan kepada Leo.

Leo juga pernah merasakan kenangan pahit soal cinta. Bahkan lebih patah dari yang dialami Cal. Dia harus melihat wanitanya disakiti oleh pamannya sendiri di hadapannya langsung. Dan dia tidak bisa berbuat apapun. Hanya menyaksikan tangan-tangan jahat pamannya melukai setiap inci tubuh wanitanya. Sangat menyedihkan.

Seketika Cal langsung memikirkan Rei. Dia takut akan menyakiti wanita lagi. Tapi dia masih ragu apakah ini cinta? Belum sehari masa sudah tumbuh rasa? Rasa yang bagi Cal benar-benar harus dijaga dengan baik jika tidak ingin rusak. Mungkin dia akan pikirkan lagi tentang perubahann suasana hatinya ini yang secara mendadak.

Untung saja dia berada satu mobil dengan Ruby. Dia sangat bersyukur karna menurutnya Ruby adalah kakak sepupu yang dapat mengerti dirinya. Sedangkan Leo dia tegas. Mungkin karna itu dia ditempatkan bersama Ares dan Ale, yang selalu berulah, dalam satu mobil. Agar dapat mengatur mereka. Kita memang sengaja tidak digabungkan dalam satu mobil, karna memang tidak muat. Hehehe.

Akhirnya update. Selamat tahun baru 2017 untuk kalian semua🎉🎉🎉. Resolusi kalian apa nihh?? Heheh komen aja gapapa biar rame:D

Ga panjang kan yang sekarang cuitannya😄😄. Harap dimaklumkan jika masih terdapat banyak kekurangan. Dan maaf juga kalo merasa part ini lebih pendek. Emang iya sih wkwk. Tadinya mau dipanjangin tapi kayaknya nnti berhentinya nge gantung. Aku kan ga suka nge gantung dan di gantung😂😂.

Saran dan pendapat masih sangat dibutuhkan dan juga dukungan jadi jangan lupa vote and comment:)

$ar.

Merah Semu [ R E S T ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang