Pagi ini Prilly memutuskan untuk ke perpustakaan untuk meminjam beberapa buku. Ya untuk persiapan ulangan Matematikanya besok. Dia tidak bisa terlalu berharap pada cowo dingin itu. Setidaknya Prilly akan berusaha.
Sudah dua buku ditangannya, satu buku lagi maka Prilly akan kembali ke kelasnya. Prilly memang sial buku yg ia cari berada di rak kelima. Cukup tinggi dari jangkauan tangannya . Dengan postur tubuh kecilnya Prilly tidak bisa dengan mudah mengambilnya.
Mengedarkan pandangannya hingga menemukan tangga yg tak terlalu tinggi di pojok perpustakaan. Setelah mendapatkan bukunya Prilly turun dari tangga itu satu persatu. Tiba2 kepalanya sedikit pusing, tubuhnya pun limbung. Prilly terjun bebas dari atas tangga. Memejamkan mata dengan wajah ketakutan hanya itu yg bisa Prilly lakukan.
Cukup lama tapi tidak merasakan apapun. Memberanikan diri membuka mata perlahan dan menemukan Ali. Cowok dingin itu yg menahan tubuhnya.
Wajahnya tetap sama dingin dan datar. Prilly segera bangun dari pelukan Ali.
"Selain bodoh lo juga ceroboh"Desis Ali dingin.
Ali tersenyum meremehkan melihat tiga buku yg cukup tebal di tangan Prilly.
"Istirahat pertama temuin gue di sini. Gak ada kata telat"Ujar Ali datar.
Prilly berlalu pergi meninggalkan Ali. Bukannya tidak tahu terimakasih saat ini Prilly sangat gugup.
"Dasar gak tau terimakasih"Cibir Ali pelan tapi masih terdengar di telinganya.
=======
Kebetulan hari ini guru yg mengajar Fisika dikelas Prilly berhalangan hadir. Kondisi kelas langsung ricuh. Bagaimana tidak dua jam kedepan mereka akan bebsa dari yg namanya buku.
Prilly membuka buku yg tadi dia pinjam di perpustakaan. Mencoba mempelajari dan mengingat materi2 itu. Tiba2 ingatannya melayang jauh pada kejadian lama. Prilly mengingat bagaimana dulu dirinya sangat suka menghafal dan membaca buku2 tebal. Bahkan teman setianya dulu adalah buku.
"Woyy ngelamun aja nihh, ntar kesambet"Ujar Cellia mengagetkan Prilly.
"Ngagentin aja Lo, untung jantung gue normal"Ujar Prilly.
Cellia hanya nyengir seperti biasanya. Cellia melihat apa yg sedang di baca Prilly.
"Wuihh kayanya ada kemajuan ya Lo belajar sama Ali"
"Kemajuan apa? Asal Lo tau ya congornya si Ali itu bener2 gak bisa dikondisikan tau"
"Ssbar ya Prill, Lo harus kuat. Ini satu2 nya jalan supaya Lo bisa lulus tahun ini dan bisa nyusul bokap Lo ke Amerika"
"Iyaa gue punya banyak stok kesabaran kok buat ngadepin yg ini"
Cellia mengacungkan dua ibu jarinya lalu memeluk Prilly untuk memberi gadis itu semangat.
=======
"Lo telat 5 menit"Suara Ali menginterupsi. Baru saja Prilly duduk dengan nafas terengah-engah tapi sudah dihadiahi kata2 dingin Ali.
"Setidaknya biarin gue nafas dulu"Jawab Prilly menyeka keringat di pelipisnya.
Bagaimana tidak dia berlari dari kelasnya menuju perpustakaan. Jaraknya juga cukup jauh. Kelasnya berada di lantai dua sedangkan perpus berada di lantai satu.
"Gue gak punya banyak waktu"
Prilly langsung membuka buku paketnya lalu menyerahkannya pada Ali.
Ali menarik nafas panjang lalu menghembuskannya kasar melihat materi yg tidak Prilly mengerti.
Ali mulai mejelaskan perlahan pada Prilly. Wajahnya masih sama saja seperti biasa datar dan dingin. Prilly memperhatikan dengan serius penjelasan Ali. Tapi Prilly sepertinya lebih serius memperhatikan wajah Ali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise
FanfictionBerawal dari sebuah partner mengantarkan dua manusia dengan kelakuan saling bertvolak belakang itu untuk saling mencintai. Rasanya tidak mungkin jika seorang Mr.Perfect jatuh hati pada seorang gadis lemot. Cinta keduanya harus diuji oleh kepergian s...