Chapter 1

60 3 1
                                    

"Apa??? Gak bisa gini pa, Prilly ngga mau pisah dari papa"Ujar seorang gadis cantik bernama Prilly itu.

"Ini demi kebaikan kamu sayang... papa juga berat harus pergi tapi papa tetap harus pergi"Ujar papa dari Prilly menatap sendu putrinya.

Prilly hanya bisa menangis di meja makan rumahnya. Bagaimanna bisa dia berpisah dari papanya? Berarti dia akan sendiri?

"Papa akan tunggu kamu di Amerika satu tahun lagi Prill, papa yakin kamu bisa. Kalau kamu tidak lulus tahun ini maka waktu kamu bertemu papa akan semakin lama"Ujar papa Prilly lalu pergi dengan koper ditangannya.

Prilly menangis sejadi-jadinya. Nafsu makannya hilang seketika. Prilly memilih mengurung diri dikamar. Berkali-kali sudah bi iyem mengetuk pintu kamarnya menawarkan makanan.

Prilly merutuki keadaannya. Kenapa dia kehilangan segalanya disaat dirinya benar2 membutuhkan hal itu. Kejadian itu merenggut dua hal yg paling berarti bagi Prilly tapi kejadian itu juga membuat papanya pergi.

Malam semakin larut tapi tak hentinya Prilly menangis. Matanya sembab dan memerah. Setelah kelelahan akhirnya Prilly gadis itu tertidur.

Skip

06.00

Prilly terbangun dari tidurnya, matanya masih terasa berat setelah menangis semalam. Melihat jam yg ada di nakas Prilly memutuskan untuk bersiap.

Skip

Singkatnya sekarang Prilly dia sudah duduk dimeja makan menikmati sarapan yg dibuat oleh bi iyem. Nasi goreng sosis yg selalu menjadi kesukaannya sekarang terasa hambar. Bagaimana tidak dimeja makan sebesar ini hanya dirinya seorang diri.

"Dimakan atuh non sarapannya, jangan ngelamun terus nanti kesambet non"Ujar bik iyem menyadarkan Prilly.

"Illy kangen papa bik , Illy kesepian bik dirumah sebesar ini"Ujar Prilly menunduk lesu.

"Sabaf atuh non. Non Prilly teh mesti belajar yg rajin non biar bisa lulus tahun ini dan nyusul tuan"Ujar bik iyem yg membuat Prilly tersadar.

"Iya bik iyem bener. Makasih ya bik. Yaudah Illy pergi dulu ya bik"Pamit Prilly lalu keluar.

Bik iyem memperhatikan siluet tubuh Prilly yg mulai menghilang dari pandangannya.

Skip

Prilly sudah sampai di sekolahnya SMA Garuda, gadis itu berjalan santai si koridor sekolahnya dengan earphone ditelinganya.

"Pagi Prilly"Ujar seorang gadis cantik dgn paras tionghoa dan kulit putih bersih. Dia adalah Cellia.

Prilly menoleh dan mendapati sahabatnya Cellia tengah tersenyum lebar kearah Prilly.

"Pagi juga Cellia"Balas Prilly.

"Ini mata kenapa? Lo begadang? Atau nangis? Kenapa? Cerita ih"

"Gpp gue baik kok. Udah deh"

"Baik apaan coba? Ini tuh mata udh kaya monster tau"

"Ngaco ah lo, udah gue duluan"

"Eh tungguin kali, main tinggal aja mirip cabe-cabean goceng gua"Teriak Cellia seraya mengejar Prilly.

"Lagian kepo bgt"Ujar Prilly setelah Cellia berada disampingnya.

"Kan gue sebagai sahabat yg baik dan perhatian tuh pengen tau sapa tau bisa bantu klo ada masalah"

"Perhatian apa kepo? Itu dua kaliamat gak ada bedanya dimata lo"

"Tau ah. Ngambek nih gua"

"Idih ngambek mah ngambek sono"

"Ihhh Prilly tahan kek"

"Ogah mending gue main game"

Cellie merengut lalu duduk di bangku samping Prilly sambil memanyunkan bibirnya.

Tak begitu lama bel masuk berbunyi di seantero SMA Garuda.

Murid yg lain berlarian masuk ke tempat yg bagi sebagian dari mereka adalah angker.

Bagaimana tidak didalamnya mereka dipaksa harus membaca buku, menulis dan memperhatiakan penjelasan yg membuat mata mengantuk.

Skip

Jam pelajaran selesai sudah. Semua murid bersorak senang da membuat gaduh seisi kelas.

Prilly dan Cellia mereka menuju kantin untuk mengisi perut.

"Sorry, Prill lo dipanggil pak kepsek tuh di ruangannya sekarang juga"Ujar Nilam salah satu teman mereka.

"Yaudah Lam makasih ya"

"Gue tinggal ya Cell, Lo gpp sendiri kan?"Tanya Prilly yg diberi anggukan oleh Cellia.

Prilly melangkah cepat menuju ruangan kepsek. Sepatu sneakers nya beradu dengan lantai menimbulkan suara dentuman kecil.

Singkat cerita sekarang Prilly sudah berada di ruangan kepseknya. Prilly duduk di sofa putih yg ada diruangan kepsek itu. Di depannya terdapat sang Mr. Perfect. Ya siapa yg tidak mengenalnya. Namanya aslinya adalah Alifiandra Ganendra tapi lebih suka dipanggil Ali.

"Baik sekarang akan bapak jelaskan maksud bapak mengundang kalian kemari.
Prilly sebelum papa kamu berangkat ke Amerika beliau berpesan untuk mencarikan kamu partner belajar yg bisa membantu kamu__

Dan bapak rasa yg paling cocok untuk menjadi partner belajar kamu adalah Ali. Alifiandra__

Dia yg akan membantu kamu"Ujar bapak kepala sekolah yg membuat Prilly pening seketika.

Partner belajar? Alifiandra? Mr. Perfect itu?

Pemikiran itu berputar membuat Prilly pening seketika. Prilly memang tidak asing dengan Ali. Siapa yg tidak mengenalnya? Murid paling pintar di SMA Garuda. Banyak olimpiade yg sudah Ali menangkan. Bahkan namanya juga terkenal di SMA lain. Tapi sifat dingin, ketus dan cueknya juga sangat terkenal.

Lihat saja sekarang Ali menatap dingim kearah Prilly. Wajahnya datar tanpa ekspresi.

"Tapi kenapa harus saya pak?"Tanya Ali membuka suara.

Goshh suaranya dingin plus datar benerr

"Ya karena bapak rasa hanya kamu yang bisa melakukannya Ali. Bapak percayakan Prilly sama kamu"Ujar kepala sekolahnya.

"Baik pak. Saya usahakan"Jawab Ali.

Sejujurnya Ali juga tak asing dengan nama Prilly. Hanya tak asing dengan nama bukan wajahnya. Ali memang menjaga pergaulannya. Ali bahkan sangat menjaga jarak dengan murid seperti Prilly. Sejauh pengetahuannya Prilly adalah murid dengan IQ minim.

"Baik pak saya permisi"Ujar Ali keluar tanpa menoleh Prilly sedikit pun.

"Saya juga permisi pak"Ujar Prilly keluar.

Keduanya terlibat saling pandang hingga Ali pergi berlalu begitu saja.

=======

"What??? Jadi Lo bakal belajar bareng sama Ali?"Tanya Cellia setengah berteriak.

"Shhttt tuh mulut bisa diem gak? Lo kira hutan apa bisa teriak suka hati"Ujar Prilly gemas dengan mulut tanpa rem Cellia.

"Ya sorry, so Lo terima?"

"Yah mau gimana lagi. Ini adalah caranyanya supaya gue bisa nyusul papa"Ujar Prilly.

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang