Chapter 4

33 2 2
                                    

Malam ini setelah mandi Prilly memutuskan untuk bersantai di ranjang king size nya. Moodnya masih sangat buruk semenjak kejadian siang tadi.

Prilly mengalihkan pandangan kearah nakas. Disana terletak bingkai foto seorang wanita cantik yg tak lain adalah mamanya.

Posturnya ramping, wajah nya masih cantik dengan kulit mulus berwarna kuning langsat. Khas wanita jawa ningrat. Kesan ayu sangat terpancar dari wajah nya yg tdk lagi muda.

Prilly mengambil foto itu dan membenarkan posisi duduknya.

"Ma ii kangen sama mama, mama gk kangen apa sama ii? Kenapa mama gak pernah hadir di mimpi ii? Mama gk salah kok ma. Ii gk pernah marah sama mama soal kejadian itu. Ii sayang mama"Ujar Prilly menahan air matanya sambil mengelus foto mama nya.

Kantuk mulai menyerang Prilly, masih dengan memeluk foto mama nya Prilly terlelap di alam mimpi.

Prilly's Dream

Semuanya berkabut. Prily berjalan tak tentu arah.

"Ini gue dimana ya? Kok kabut semua gini? Trus baju gue kenapa jadi gini?"Tanya Prilly pada dirinya sendiri.

"Papa!!!Celliaa!!!Ali!!!"Teriak Prilly.

Tak lama kabut itu menghilang berganti dengan pemandangan taman. Taman yg begitu indah dan rindang. Berbagai macam bungan tumbuh dan mekar disana, pohon2 tinggi yg menjadi penghalang sinar matahari.

Prilly tidak menemukan siapapun disana. Semuanya sepi dan hening, hingga matanya menangkap seorang wanita dengan gaun putih panjang sederhana. Wanita itu sangat Prilly kenal. Itu mama nya.

Prilly berlarian menuju mama nya.

"Mama ii kangen banget sama mama. Ii sendirian ma, papa pergi ke Amerika, apa papa malu punya anak kaya ii? Iya ma?"Tanya Prilly pada mama nya.

Mama nya tersenyum lembut lalu membelai wajah putrinya.

"Sayang jangan pernah bicara seperti itu. Papa kamu sangat  sayang sama kamu, jadi apapun yg terjadi papa kamu tidak akan malu memiliki putri seperti kamu"Jawab mama nya lembut.

"Prilly ngga yakin bisa lulus tahun ini dan menyusul papa ke Amerika ma"

"Jangan menyerah sebelun berjuang sayang. Maafkan mama sudah membuat kamu kehilangan semuanya. Maafkan mama tidak bisa mendampingi kamu sayang"

"Mama jangan ngomong kaya gtu, mama itu adalah mama terbaik di dunia ini. Ii ga pernah marah sama mama soal kejadian itu"

"Kamu tumbuh menjadi gadis dewasa yg sangat bijak sayang. Mama bangga sekali Prilly"

"Mama ii ingin ikut mama, tolong bawa ii bersama mama"

"Tidak sayang. Mama tidak bisa. Apa kamu tidak kasihan pada papa? Kenapa kamu berbicara seperti itu sayang?"

"Ii capek ma. Ii capek selalu dihina sama Ali. Dia selalu bilang IQ ii minim. Tanpa dia bilang pun Prilly sadar. Tapi dia selalu mengingatkan akan hal itu"

"Sayang seharusnya kamu menjadikan kata2 itu sebagai acuan agar kmu bisa menunjukkan ke semua nya bahwa kamu bisa"

"Dan saran mamah sayang kamu jangan terlalu benci pada Ali ya sayang"

"Memangnya kenapa mah?"

"Karena benci dan cinta itu hanya beda tipis sayang"

"Ah mamah males bgt Illy harus sama Ali"

"Prilly sayang mamah harus pergi sayang. Maafkan mamah sayang. Kejar cita-cita dan masa depan kamu sayang. Maaf mama tidak bisa ada di dekat kamu"

Perlahan tubuh mamah Prilly hilang meninggalkan berkas cahaya yg sangat menyilaukan.

End's Of Prilly's Dream

Prilly terbangun dari tidurnya. Prilly sangat senang bisa bertemu dengan mamah nya. Setidaknya mood baiknya kembali setelah mimpi itu.

Tapi perkataan mama nya masih terngiang di telinga nya 'benci dan cinta itu hanya beda tipis' Logika Prilly menolak dengan keras pada kata2 itu.

Prilly menoleh ke jam yg ada di nakasnya sudah jam 4 ternyata. Prilly memutuskan untuk bangun karena takut terlambat. Prilly mandi dan mengambil air wudhu lalu menunaikan sholat. Setelah sholat Prilly mengenakan seragam dengan cepat lalu menuju meja belajar yg ada dikamarnya. Prilly membuka lagi pelajaran yg tadi sempat dia bahas dengan Ali disekolah. Prilly belajar dengan sungguh-sungguh mencoba memahami penjelasan Ali tadi.

Beep Beep

Ponsel Prilly bergetar. Prilly meliriknya ternyata line dari Cellia.

Cellia: "Prill lo ngga masuk? Udah jam 6 lewat tau"

Prilly menepuk jidatnya. Segera mungkin dia memasukkan buku dan barang lainnya kedalam tas. Prilly berangkat dengan senyum merekah indah. Mood nya sangat baik hari inii.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 10, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang