2

491 73 18
                                    

Sambil dengerin lagu di mulmed yaa:)

-----

"Ayaaa!!" panggil Elang dan nada yang sedikit berteriak.

Athaya berdiri dan membuka pintu pagarnya. "Telat."

"Tadi aku nganterin orang ke toko bunga dulu, Ay," kata Elang dan turun dari sepedanya.

"Oh, pantesan. Kenapa harus dianterin?"

"Itu, Ay. Ban sepedanya dia bocor," jawab Elang. "Cewek loh, Ay. Kan kasihan kalau nggak dianterin. Mukanya rada pucet gitu. Lagi sakit kayaknya."

Senyum Athaya langsung memudar. Begitupun dengan semangatnya yang ingin bersepeda bersama dengan Elang.

"Kebetulan toko bunganya itu sebelum lapangan nusa. Nanti deh aku kenalin orangnya ke kamu."

Athaya mengeluarkan sepedanya. Ia berusaha untuk tersenyum. Seolah-olah menikmati setiap ucapan Elang.

"Sekalian aku mau kenalan sama dia, Ay. Tadi belum sempat nanya nama dia. Awalnya sih dia udah mau ngenalin diri gitu, terus aku bilang kalau aku buru-buru mau jemput kamu. Dia udah kenal kamu loh, Ay. Cuma kenal nama doang sih."

Senyum Athaya sedikit mengembang ketika Elang masih memprioritaskan dirinya daripada berkenalan dengan gadis penjual bunga.

"Yaudah, kita jalan yuk! Nanti keburu siang. Panas," ajak Athaya dan mengayuh sepedanya lebih dulu.

Elang mengikuti Athaya. Berusaha untuk memimpin.

"Siapa yang lebih cepat sampai di lapangan nusa, harus traktir ice cream ya!" Teriak Elang dan mempercepat laju sepedanya.

Begitu mereka sampai di depan florist Amanda. Elang mengajak Athaya untuk masuk.

"Ay, ay," panggil Elang sambil menepuk pundak Athaya. "Itu orangnya. Yang lagi baca buku," bisik Elang.

Athaya mengikuti pandangan Elang. Gadis itu terlihat manis. Wajahnya memang terlihat sedikit pucat.

"Cantik ya, Ay," puji Elang dengan senyum di bibirnya.

"Kita lanjutin perjalanannya yuk!" Ajak Athaya.

"Tunggu dulu. Kita kenalan dulu, Ay."

"Nanti aja, Lang. Udah jam setengah tujuh nih. Nanti cuacanya keburu panas. Kalau kenalan kan bisa kapan aja."

Elang menggelengkan kepalanya. "Belum tentu, Ay. Kalau besok dia dipecat gimana?"

Athaya terpaksa mengikuti langkah Elang.

"Hai," sapa Elang.

Gadis itu menutup bukunya, segera berdiri dengan terburu-buru dan mendekati Elang.

"Jangan buru-buru, santai aja," kata Elang.

"Kamu yang nganterin aku kan?" tanya Gadis itu memastikan.

Elang mengangguk. "Elang."

"Amanda," jawab Gadis itu yang memperkenalkan dirinya.

"Oh iya, mau cari apa?"

"Cari pacar." Refleks Elang menutup mulutnya dengan tangan. "Kebiasaan, mulut suka asal ngomong. Aku mau nyari bunga."

"Bunga buat pacarnya ya," goda Amanda dan melirik Athaya.

"Ini yang namanya Athaya, Man. Dia sahabat aku," kata Elang sambil merangkul Athaya.

Athaya tersenyum. "Hai, Manda."

"Hai," balas Amanda. "dia cantik, Lang."

"Cantik tapi galak, suka nyontek, kalau tidur ngiler," ledek Elang yang membuat Athaya mencubit lengan Elang.

Sang Penunggu [5/5]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang