Prologue

751 82 17
                                    



Seratus –bahkan lebih– pengawal berlarian menuju portal utama. Posisi siap siaga dengan senjata. Langkah dari sebagian pengawal yang telah tiba spontan terhenti ketika balon permen karet yang bersarang di bibir perempuan bersurai sebahu itu pecah.

"Ah, halo. Aku Jin. Bagaimana perjalanan kalian?" katanya, sama sekali tidak membutuhkan jawaban meskipun telah berlagak bertanya.

"Hentikan perbuatan kalian sekarang!" Suara berat bergemuruh membelah barisan para pengawal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hentikan perbuatan kalian sekarang!" Suara berat bergemuruh membelah barisan para pengawal. Tetua Selatan tiba dengan tongkat kebanggannya di sebelah tangan.

"Hai, Ayah," seorang laki-laki di sebelah Jin, Min, melambaikan tangan dengan penuh semangat. Asap kebiruan semakin tebal membentuk dinding transparan di belakang mereka.

Ini menyenangkan dan menegangkan di saat bersamaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini menyenangkan dan menegangkan di saat bersamaan. Tidak ada satu menit menuju kebebasan.

Tetua Selatan menyadari senyum ganjil yang tercetak di wajah lima anak muda yang berdiri beberapa langkah besar di hadapannya. "Kalian tidak akan bisa membukanya!" ucapnya, kalau boleh jujur, penuh keraguan.

"Tangkap mereka!"

Sedetik setelah suara itu mengudara, satu-satunya laki-lakiyang sejak tadi duduk bersila akhirnya membuka mata. "Berisik," adalah kalimat yang langsung keluar dari bibir Suga yang merah muda. Ia berdiri, menggerakkan jemarinya beberapa kali untuk membawa gundukan batu berukuran dua kali manusia mengambang di udara.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Seven SinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang