#1: There is only we

794 44 0
                                    

***

[Instrumental background : Sleep Dealer-Nozomi (Hope)]

***

Kami memiliki kutukan. Kutukan terbesar kami adalah menanyakan pertanyaan atas segala yang terjadi di masa lampau maupun sekarang. Kami bahkan di larang keras untuk memikirkan diri kami sendiri. karena kami adalah satu, kami semua sama, jika kami bahagia maka mereka bahagia. Jika kami merasa bahagia sendiri sedangkan mereka tidak, kami akan dihukum seberat-beratnya atas dosa tersebut. Kami tidak bisa merasakan apa itu yang namanya cinta, kesedihan, maupun rasa takut. 

Takdir kami ditentukan oleh para tetua dunia. Mereka-lah orang-orang yang berhak untuk memilih jalan hidup kami. Kami bahkan tidak mengenal apa siapa itu ibu maupun ayah, tidak ada keluarga. Kami di tempatkan di tempat tempat tertentu. Dan tempat itu lah di mana kami akan menghabiskan sisa hidup kami. Beberapa dari kami tidak terpilih untuk menempati tempat manapun, daripada membiarkan mereka mejadi manusia-manusia tidak berguna, para juri dunia memilih untuk membakar mereka hidup-hidup untuk meminimalisir rasa takut mereka.

"Kualitas-752125."

Ya, itu-lah nama kami. Nama yang di berikan oleh para tetua di hari pertama kami membuka mata di asrama bayi. Kami tak memiliki pilihan selain menuggak ludah dan melangkah maju menghadap wajah-wajah tua mereka. Pilihan tidak berada di tangan kami, tetapi setidaknya kami tahu, pilihan-pilihan itu. Kami telah menginjak umur 18 tahun. Dan bagi pria seperti kami, ini adalah waktu kami untuk berkerja untuk sepanjang hidup kami. 

Rumah para pelajar

Rumah para penanam

Rumah bagi yang tidak berguna, 

Dan rumah para penyapu jalanan. 

Kami mengucapkan ribuan doa dalam hati-- tanpa di ketahui para tetua, tenju saja, agar mereka menempatkan kami di rumah para pelajar. Kami akan memiliki beribu kesempatan untuk bertanya, karena ribuanlah jumlah pertanyaan yang menari di kepala kami. 

"Rumah para penyapu jalanan, Kualitas-752125." 

Kami tak bisa memungkiri, meskipun hasilnya tidak sesuai keinginan kami, setidaknya kami tidak akan di bakar hidup-hidup secara percuma. Dan kami di wajibkan untuk merasa bahagia karena ini, setidaknya itulah pesan tersirat yang mereka lemparkan kepada kami lewat tatapan tajam milik mereka. 

Rumah para penyapu jalanan... 

Dan kami masih memiliki cara sendiri  untuk mempelajari hidup sialan ini.

Dan kami masih memiliki cara sendiri  untuk mempelajari hidup sialan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*** 

Balik lagi sama saya,

Cuman sekedar pengen ngasih tahu, makasih untuk sepport readers yang telah mampir disini,

Sedikit note, cerita ini memang pendek dan sedikit membingungkan, dan nama-nama karakter punya om Masashi belum muncul. ingat, BELUM. Cerita masih lanjut, jangan khawatir. 

Saya sama bingungnya ketika baca ulang, tapi saya tahu, cerita ini akan berjalan sesuai rencana Author.

Salam hangat...

misscollins08 

AnthemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang