YouTube (Part4)

1K 126 2
                                    

@liantinita (On Twitter)

NO COPASS

_____________________________

(Namakamu) memainkan gitarnya dengan pelan.
Menyanyikan satu lagu dan sesekali menatap Iqbaal yang mengarahkan handycam padanya. Sebenarnya, suster melarang (namakamu) untuk memainkan gitar disini. Tapi, Iqbaal mencoba membuat suster itu mengerti dan mengizinkan (namakamu) untuk memainkan gitar dan menyanyikan sebuah lagu.

'Ku tak bahagia...
Melihat kau bahagia dengannya...

Aku terluka...

Tak bisa dapatkan kau sepenuhnya...

Aku terluka...

Melihat kau bermesraan dengannya...

Ku tak bahagia...

Melihat kau bahagia...

Harusnya aku yang disana...

Dampingimu dan bukan dia...

Harusnya aku yang kau cinta...

Dan bukan dia...

Harusnya kau tahu bahwa...

Cintaku lebih darinya...

Harusnya yang kau pilih bukan dia...

Ku tak bahagia...

Melihat kau bahagia dengannya...

Harusnya aku yang disana...

Dampingimu dan bukan dia...

Harusnya aku yang kau cinta...

Dan bukan dia...

Harusnya kau tahu bahwa...

Cintaku lebih darinya...

Harusnya yang kau pilih bukan dia...

Harusnya aku yang disana...

Dampingimu dan bukan dia...

Harusnya aku yang kau cinta...

Dan bukan dia...

Harusnya kau tahu bahwa...

Cintaku lebih darinya...

Harusnya yang kau pilih bukan dia...'

Iqbaal tersenyum tipis dan memberikan tepuk tangan kecil untum suara indah (namakamu) dan permainan gitar (namakamu) yang memukau dirinya. Iqbaal mematikan handycam itu dan menyerahkannya pada (namakamu). Ia yakin, (namakamu) akan segera mengunggah video itu.

"Suara lo bagus. Gak ada getar, gak fals, gak serak, lembut."

Iqbaal mencoba memberikan komentar untuk suara (namakamu) yang menurutnya kelewat lembut.

(Namakamu) menatap Iqbaal dengan alis terangkat. Lalu, kedua sudut bibirnya mulai terangkat. Membentuk sebuah lengkungan manis yang membuat wajahnya semakin menggemaskan. Komentar pertama dari Iqbaal yang terasa begitu menggelitik hatinya.

"Makasih. Eh, sebelum gue upload. Lo nyanyi juga dong. Ee, lo pasti bisa main gitar kan?" Tanya (namakamu).

Iqbaal mengangguk dan menunjukkan tangan kanannya yang di infus. "Lain kali aja, ya?" Ucap Iqbaal.

(Namakamu) menghela nafas dan menganggukkan kepalanya untuk mengerti. (Namakamu) membuka laptopnya. Menunggu sesaat dan kemudian larut dalam aktivitasnya.

(Namakamu) yang terlalu fokus pada laptopnya membuat Iqbaal berhasil di serang rasa penasaran. Ia mencoba melihat dari apa yang tengah (namakamu) kerjakan dengan laptop di hadapannya.

YouTubeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang