YouTube (Part2)

1.3K 121 1
                                    

@liantinita (On Twitter)

NO COPASS

______________________________

(Namakamu) merekam semua sisi di sekitarnya. Ia melangkah dengan santai di sepanjang koridor kampus.

Sesekali ia mengucapkan sesuatu saat menemukan obyek menarik yang berhasil ia tangkap. (Namakamu) kembali tersenyum saat Aldi tiba-tiba saka muncul tepat di hadapannya dan mengucapkan kata 'hai'.

"Hai, Al." (Namakamu) mencoba membalas sapaan dari Aldi dengan lambaian tangannya. Dan matanya tetap fokus pada layar handycam yang masih menampilkan wajah Aldi.

"Bisa kita ke kelas bareng? Sepuluh menit lagi, nih." Ucap Aldi seraya menurunkan handycam dan memaksa (namakamu) untuk menatapnya secara langsung.

(Namakamu) menghela nafas. Mematikan handycam-nya dan kemudian menyimpannya kembali kedalam tas. Dan terakhir, ia menatap Aldi yang kini menatapnya sembari bersindekap dada.

"Nanti mau temenin gue ke perpustakaan umum? Gue mau pame wifi-nya buat edit sama upload video ini." Ucap (namakamu) seraya menunjuk kearah tasnya.

Aldi menghela nafas. Memasang wajah datar dan seperti tidak suka. "Bisa gak sih? Sehari aja lo lepas dari handycam itu dan gak buka youtube lo? Tiap hari lo ngerekam sesuatu dan setiap hari juga lo upload satu video ke youtube. Lo gak bisa hidup tanpa youtube?"

(Namakamu) menarik nafas dan membenarkan posisi tasnya. (Namakamu) tahu jika Aldi sedikit tidak suka dengan hobby-nya yang satu ini. Tapi, mau diapakan lagi? Ini adalah salah satu cara agar ia bisa melupakan kesedihan hatinya karna sikap orang tuanya.

"Kalo gak mau juga gak papa." Ucap (namakamu). Dan dengan wajah datar, (namakamu) melangkah melewati Aldi. Ia tidak tahu kenapa Aldi tidak menyukai video dan youtube. Apa yang salah? Hanya mengabadikan semua moment di setiap hari, jam, menit, detik, yang tidak akan pernah bisa terulang. Lalu, apa yang buruk?
(Namakamu) merasakan tubuhnya tertarik. Dan lengan Aldi mencengkram lengannya dengan cukup erat. (Namakamu) kembali menghela nafas. Menatap Aldi dengan wajah tak bersahabat.

"Yaudah gue temenin. Tapi janji ya cuma edit sama upload doang?"

(Namakamu) tersenyum tipis dan menganggukkan kepalanya. Dan senyum tipis itu di sambut Aldi dengan rangkulan di pundak dan melangkah beriringan menuju kelas jam pertama.

(Namakamu) sebenarnya mengetahui seseorang yang berdiri di belakangnya. Sativa. Gadis cantik itu menghela nafas melihat Aldi memperlakukan (namakamu) dengan manis dan menuruti keinginan (namakamu). Tapi, Aldi tidak bisa seperti itu padanya.

***

"Jangan pulang malam, sayang. Kita ada jadwal check up nanti sore."

Suara lembut seorang Ibu itu terdengar seperti petir di telinganya. Ucapan wanita itu yang membuatnya merasa ngilu saat mendengarnya.
Check up, check up, dan check up.
Selalu itu yang di katakannya. Tidak adakah kalimat lain yang bisa wanita itu katakan setiap ia ingin berjalan-jalan di luar rumah?

"Iya, Bun." Ucapnya pelan.
Wanita paruh baya itu melangkah mendekat. Tersenyum tipis menatap anak lelakinya yang tampan.

Perlahan air matanya menggenang saat kedua tangannya menyentuh jaket anak lelakinya dan mengeratkannya. Lalu, merapikan kupluk cokelat yang akan membuat anak lelakinya terasa hangat.

"Bunda gak usah khawatir. Aku cuma jalan-jalan di sekitar sini aja. Biar dapat udara segar." Ucapnya.

Wanita itu mengangguk dan kemudian menghambur memeluk anak lelakinya dengan sangat erat.

YouTubeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang