Besok Yang Merindukan Kemarin

5 2 0
                                    


AKU adalah besok. Sedang kamu adalah kemarin. Dia adalah kini. Aku mencintai dia. Jelas, berarti aku mencintai kini.

Aku adalah besok, yang mencoba melupakan kehidupan kemarin, sedang bayang-bayang kemarin sama sekali tak bisa terhapus begitu saja. Kemarin tetap kemarin. Dan akan terus menjadi kemarin. Kemarin tak bisa kuhapus; tak bisa dia hapus, mereka hapus, dan beberapa dari mereka yang berhubungan dengan mereka, pun tak bisa menghapus kemarin. Mereka hanya lupa, sedang lupa dan hapus adalah makna yang berbeda. Kemarin tetap ada dalam hati mereka.

Aku adalah besok yang mencoba menarik dia yang kini kucintai; mencoba memprediksi, menerawang, dan, berhipotesis. Dia pun melakukan hal yang sama denganku: mencoba memprediksi, menerawang, dan berhipotesis. Jika dia yang kucintai kini menelusuri dunia besok, maka dunianya kini, menjadi kemarin. Lantas, kamu pun terus mengekoriku yang sudah mencintai 'kini'.

Kamu tak bisa melompati esok, karena kamu adalah kemarin, sedang dia adalah kini, yang selalu hadir disaat ini juga. Kamu tak usah mengeluhkan kesahmu padaku karena tidak bisa berbincang denganku, yang berada di masa depan. Masa lalu pun penting kok. Bila tidak ada kamu, aku tidak akan jadi esok, dan dia hanyalah dia yang hidup di saat itu juga, dan setelahnya, mati.

Kamu sangat berharga, meskipun kadang kamu dikucilkan, difitnah, dicacimaki, dihina, digosipkan: dibicarakan di belakang mereka. Biarpun begitu, pada akhirnya mereka akan mengais-ngaismu; meminta agar dirimu tak mencoba menyuarakan sebuah kenyataan. Maka, kamu pun berharga. Sekali lagi, jangan mengeluh begitu; aku jadi ingin memuntahkan butiran air mataku yang menyesak ingin keluar, karena mendengar, dan melihatmu murung begitu. Juga kamu jangan cemburu padaku yang mencintai dia. Dia baik padaku, kamu pun baik padaku, meski, kamu tahu sendiri-lah, kita sama-sama telah melalui hal-hal sulit bersama.

***

SUDAH kubilang, hentikan rengekanmu itu. Tenang saja, meskipun aku tak bisa menggapaimu, kenanganmu, maksudku, kenangan kita tak akan luntur begitu saja. Aku masih menyimpannya. Tenang saja, tenang.

Kamu pasti sering membicarakan dia yang kini kucintai. Tidak apa. Aku tidak akan marah padamu. Kamu sebenarnya berhak kok untuk membicarakan dia yang kini kucintai. Karena kamu adalah pelajaran yang sangat berharga untuknya, agar bisa lebih baik di hadapanku nanti. Aku tahu semuanya. Aku tahu, kamu sering muncul di kehidupannya secara tiba-tiba, dan orang-orang segera terbelalak dengan hadirnya dirimu. Dia pun kadang, harus menanggung semua perbuatanmu. Ya, dia pernah cerita padaku, kalau dia sangat membencimu. Dia sangat ingin membunuhmu, menghabisimu, sampai berkeping-keping. Tapi, apadaya. Dia tak dapat melakukan apa-apa. Entah itu saat berhadapan denganmu, atau pun sedang jauh darimu. Dia banyak mencurahkan perasaannya padaku; karena, ia rasa, aku adalah tempat yang nyaman untuk dia bercerita. Tidak hanya itu, aku kadang jadi tempat bersandarnya; sudah berapa kali bahuku menjadi bantalnya, sudah berapa kali juga, kedua pahaku menjadi bantalnya, dan sudah tak terhitung, tubuhku menjadi gulingnya. Di saat seperti itu, aku mendengarnya, selalu menyebut namamu – kemarin.

Sudah begitu, lalu kamu bertanya padaku: apa kamu membenciku? Jawabanku tidak. Aku sama sekali tidak membencimu ataupun dia. Kalian sama di depan mataku.

Kamu masih tidak percaya. Ya ampun... tolong percayalah padaku dan dia. Kamu harus optimis. Kelakuan jahatmu, pada dia saja bisa jadi motivasi untuk terus maju, masak kamu terus menyalahkan dirimu. Percayalah. Semua sudah menjadi suratan-Nya. Semua sudah diatur sedemikian rupa, agar kamu, dia, dan aku bisa saling bekerjasama, demi mencapainya kehidupan yang relevan.

Teruslah. Teruslah begitu. Teruslah maju. Berjuanglah. Dengan begitu kamu akan lebih berkembang, dan lebih berkembang lagi, sampai jadi dewasa sejati. Maka, dia pun akan jadi lebih berterima kasih lagi padamu, karena dia akan jadi lebih baik. Ingatlah! Meskipun dia membencimu, dia menganggapmu lebih berarti dari kehidupan manapun. Ingatlah! Ingatlah selalu.

Aku adalah sosok yang akan selalu mengakuimu, dan dia. Aku adalah mimpi. Mimpimu dan mimpinya. Aku adalah sebuah tujuan, yang selalu kamu gapai dan dia gapai. Kalian sama-sama mencintaiku bukan? Tapi, mengertilah, aku tak bisa memilih siapa yang layak di antara kalian berdua. Kalian sama-sama punya tempat di hatiku. Sama-sama punya kehidupan di dalamku. Kalian-lah yang membentukku! Kalian-lah yang menciptakan aku! Kalian-lah yang menjadikan aku! Jadi, jangan bilang kamu bukan siapa-siapa, atau dia kenapa-napa. Cukup. Cukup sudah, aku memberitahumu. Jangan mengeluh lagi.

***

DIA sangat dekat denganku. Saat paling dekat seperti pada jam 00.00, menjelang detik terakhirnya hingga terbit jam 01.00. Itulah saat-saat paling membahagiakan dalam diriku. Tapi, kamu jangan cemburu. Kamu juga pernah jadi bagian dalam kehidupan yang seperti itu 'kan?

Sekarang, saatnya. Saatnya untuk berubah. Dimulai dari dia. Maka dari itu, kamu harus membantunya untuk berubah. Di saat seperti inilah peranmu sangat dibutuhkan. Sudah kubilang kan dari awal, kalau kamu sangat berarti baginya, dan juga bagiku. Makanya, kamu jangan selalu mengeluh. Aku tahu kamu pasti sebal, benci, marah, iri, dan dendam terhadapnya. Tapi kalau dia yang hidup kini selalu punya pikiran untuk lebih maju lagi, maka kamu tak dapat berbuat apa-apa. Pada akhirnya kamu pun akan mengakuinya, dan malah mendukungnya. Percayalah padaku, saat-saat seperti itu pasti akan tercapai. Aku akan selalu menunggunya.

Aku adalah besok. Kamu adalah kemarin. Dan dia adalah kini. Aku mencintai dia. Dia pun mencintaiku. Sekarang kamu membencinya, tapi lihat saja, sebentar lagi kamu akan bersahabat dengannya.

Aku mencintai dia.

Aku mencintaimu, dan aku sangat merindukanmu.

Kamu tahu? Karena kamu adalah dia. Dan aku adalah bagian dari kalian.

Bogor, November 2016

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 02, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Antologi Di Dalam RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang