Bagaimana bisa menghadirkan cinta. Kalau rata-rata perempuan muda pernah ternoda..
Baru membuka mata saja suara tangis dari ketiga adik kembarnya membuat kepala Ucca pening. Dia menelungkup. Menutup kepalanya dengan bantal. Tapi lengkingan suara khas Oneil beserta Jaala dan Zala masih terus terdengar.
Ucca mengerang kesal. Dia melempar bantal ke pintu kamar sambil berteriak marah. Bagaimana dia tidak marah, Ucca baru tidur jam 4 pagi, dan ini baru jam 5 suara lengkingan tangis adik kembarnya sudah membahana.
Mereka semua memang tidak tahu kondisi Ucca. Dia kan sedang sibuk begadang memperjuangkan skripsinya. Masih saja ada alasan mereka mengganggu.
Sambil menggaruk sesuatu dibalik kolor hitamnya, Ucca mencoba bangun. Melirik ke arah jendela yang masih gelap.
Ahh ... kebiasaan para bocil-bocil itu bangun pagi. Padahal matahari saja belum kelihatan sinarnya.
Ucca mulai berjalan keluar dari kamar, masih dengan iringan tangis O3 yang membahana. Dengan wajah sangat mengantuk dia melirik sang adik Sheen yang sudah rapi pagi-pagi sekali. Wajah cantik adiknya itu terlihat cemberut.
Ada apa ya kira-kira?
"Kenapa lo?" tegur Ucca dengan tendangan kakinya pada kaki Sheen.
Sheen diam saja. Tanpa suara seperti biasanya. Di sampingnya sudah ada beberapa tas besar yang Ucca yakin berisikan pakaian."Mau ke mana?" tegur Ucca kembali.
Akan tetapi Sheen yang sedang dalam mode ngambek, tidak mau menjawab sedikitpun. Bibirnya semakin manyun hingga Ucca merasa geli melihatnya.
Akhh, sudahlah. Tidak akan mungkin dijawab oleh Sheen. Batin Ucca.
Langkah kaki Ucca berjalan masuk ke arah dapur di mana asal suara tangisan O3 berasal. Dan benar saja keadaan dapur rumahnya itu sudah seperti kapal pecah.
Bubur sereal untuk sang moncil-moncil itu nampak berserakan. Ditambah lagi beberapa lelehan susu dari botol Asi sudah tergeletak di lantai dengan kondisi mengenaskan.
Dengan kedua manik matanya, Ucca bisa melihat sang Mama Ora dengan Daddy Kara sedang sibuk beradu argumen.
Wajah keduanya nampak tidak bersahabat sampai rasanya Ucca malas untuk mendekat.
Tapi lagi-lagi dia kasihan melihat O3 yang menangis begitu menyedihkan. Apa Ora dan Kara sudah tuli, tidak mendengar tangisan anak-anak mereka?
"Pokoknya aku nggak setuju. Apa-apaan sih kamu Mas. Aku masih sanggup mengurus semuanya," bengis Ora.
"Sanggup dari mana sih? Kamu itu sedang hamil lagi. Mengurus O3 aja belum tentu mampu. Apalagi mengurus yang lain. Biar aja Sheen dijaga oleh Lui. Lagian itu anak nakal juga nggak tahu diri. Mas udah ingatkan dia berkali-kali tapi tetap saja. Dikasih hati minta nyawa!!!!" balas Kara tidak kalah kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sarjana
RomanceREPOST. SUDAH PERNAH TAMAT SEBELUMNYA.. ---------- Dia bukan anak STMJ alias semester tujuh masih jomblo. Dia hanya mahasiswa yang sedang mengejar SARJANA terakhirnya!!! Namun sayang seribu sayang, ketika di ujung jalan dilema hati datang menghada...