Chapter One : Aquacea

8.2K 344 11
                                    

{reginnaginna's note}

Pertama-tama saya ucapkan terima kasih untuk kalian semua yang sudah memilih untuk membaca Tales of A Mermaid.

Seperti yang sudah saya informasikan, cerita ini akan mengalami pengeditan besar-besaran seperti CROWNED. Semoga kalian semua suka dengan cover yang baru:) Memang ada sedikit perubahan nama dan alur cerita, jadi saya harap kalian semua bersabar dan mau membaca ulang dari awal dan menunggu pengeditan lebih lanjut. Saya menerima segala kritik, saran, dan dukungan, jadi silakan meninggalkan komen atau memberi vote untuk cerita ini. Selamat membaca!

Twitter dan Instagram: reginnaginna

*

Aquacea, sebuah kerajaan bawah laut di kawasan laut biru yang luas dan jauh dari pemukiman makhluk berkaki dua yang mereka sebut manusia. Dan kerajaan bawah laut itulah tempat tinggal para mermaid, merman, dan beberapa makhluk laut lainnya termasuk Alandra, satu-satunya mermaid muda yang masuk ke dalam kelompok pelatihan pasukan perang Aquacea.

Masuk ke dalam pasukan perang jelas bukan hal yang lazim bagi kaum mermaid. Perang dikenal sebagai hal yang kejam dan mengerikan, bahkan tidak semua merman bisa turun ke medan perang. Walaupun selama dua puluh tahun terakhir Aquacea belum pernah terlibat dalam peperangan, tetapi kata perang tetap saja terdengar mengerikan dan entah mengapa Alandra tetap bersikukuh masuk ke dalam pasukan perang Aquacea. Coba saja katakan hal ini pada Alandra dan ubah keputusan keras kepalanya untuk masuk ke dalam pasukan perang.

Selama ini, dengan semua keputusan-keputusan gilanya, Alandra hidup dengan tenang dan senang. Ia memiliki nenek yang mengurusnya, teman-teman yang peduli padanya, dan pekerjaan yang menantang sesuai dengan apa yang disukainya, sampai akhirnya Aquacea memutuskan untuk membuangnya. Oh, ralat, sampai akhirnya pemimpin Aquacea, Ratu Azinza, memutuskan untuk mengusirnya.

"Alandra, kemasi barangmu dan pergilah dari sini," kata Azinza sambil menatap wajah Alandra dengan saksama.

Mata Alandra membelalak tak percaya akan apa yang baru saja didengarnya. Ini pertama kalinya Alandra menghadap Ratu bangsanya dan ia malah diperintahkan untuk pergi?

"Maaf, tapi saya tidak mengerti maksud Yang Mulia."

"Tinggalkan Aquacea dan untuk sementara waktu jangan kembali lagi. Ini perintah," ujar Azinza sambil memijat batang hidungnya. "Tidak, tidak, ini bukan perintah. Ini adalah sebuah permohonan. Aku mohon tinggalkan Aquacea."

"Maaf sekali lagi, Yang Mulia. Tapi, saya tidak bisa meninggalkan nenek saya sendirian di sini tanpa alasan yang jelas."

"Aku berjanji akan mengurus nenekmu dengan baik, jadi aku mohon, pergilah ke rumah Malduce, dia sudah kuperintahkan untuk membimbing kepindahanmu."

"Apakah ini karena River? Karena saya berani bersumpah, saya tidak pernah berusaha mendekatinya," tutur Alandra.

River adalah putra tunggal Azinza yang kemudian menjadikan dirinya sebagai satu-satunya pewaris tahta Aquacea. Sejak kecil River dan Alandra selalu bermain bersama-sama, tapi sepertinya para tetua Aquacea tidak menyukai kedekatan Alandra dengan River tanpa alasan yang jelas. Dulu sekali, Alandra kecil memang pernah tak sengaja melukai kepala River dengan melemparkan sebongkah batu karang ke arah kawannya itu, tapi itu adalah sebuah kecelakaan. Sampai sekarang pun Alandra masih mengingat insiden itu dengan jelas dan merasa bersalah setiap kali ia melihat luka akibat benturan batu karang yang masih membekas di dahi River.

"Ini tidak ada sangkut pautnya dengan River."

"Saya bersedia meninggalkan tempat ini dengan alasan yang tepat. Saya mohon, bolehkah Yang Mulia mengatakan alasan pengusiran saya dari Aquacea?" pinta Alandra.

Tales of A MermaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang