Setelah dihukum bareng Gerald dan ngutang di kantin sekolah. Sekarang waktunya para pria ganteng itu untuk beraksi. Sepulang sekolah, mereka keluarga troublemaker berkumpul disebuah gang yang cukup besar dan diketahui sebagai basecamp mereka. Setelah keluarga ini yang diketuai oleh Fikri berkumpul, sekarang giliran keluarga tetangga yang datang.
"Ternyata bocah yang abis nimpukin motor orang terus kabur kayak tikus berani dateng juga.. Gue pikir bakal ngumpet selamanya atau ngadu ke bokapnya" ucap Fikri sinis"Bocah? Kalo gue bocah ngapain lo bales nimpukin batu ke gue? Udah tau bocah masih diladenin. Edan" balas Jeri salah satu siswa dari SMA Adjijaya
"Edan? Lo kali yang edan!"
"Oh.. Oh.. Ini yang namanya Fikri Ardhaska yang ditinggal emak karena bapaknya selingkuh?" sahut komplotan Jeri yang berada di belakangnya
"Si*lan lo! Jangan pernah ngomong sembarangan apalagi tentang keluarga gue kalo lo gatau apa-apa!" ancamnya sambil mencengkram kerah baju anak itu dengan kuat
"Kayaknya ni anak harus diberi pelajaran" ucap Fikri dengan ekspresi yang sangat menakutkan
"Tapi, Fik.."
"Tenang aja" potong Fikri"Jadi ini yang lo bilang damai?" tanya Jeri sambil menyeringai
"Setelah gue pikir-pikir, bocah tengik kayak lo pada ga pantes buat diajak damai." Fikri menghempaskan anak itu ke aspal. Seketika anak lain membantunya untuk berdiri dan Jeri melangkah maju untuk meninju wajah Fikri
"Lo mau ngapain? Ngerusakin wajah ganteng gue? Maaf ya, ini mahal lo gabisa beli!" ucap Fikri dengan tangan yang memegang erat pergelangan tangan anak itu lalu menghempaskannya
"Ahaha, ini akibat dari kurang kasih sayang orang tua" sindir Jeri sambil menyeimbangkan tubuhnya, tak lama kemudian, satu pukulan mendarat tepat dipipinya.
"Gerald!" teriak komplotan Fikri
"Auh, sakit banget haha sakit. Sh*t berani banget lo mukul gue? Bakal gue pastiin lo ga bakal bisa ngelanjutin sekolah lagi! Kita udah sepakat buat damai kan? Tapi lo yang mulai kekerasan duluan, so? Abisin mereka!" ucap Jeri yang dengan cepat direspon oleh para pengikutnya yang mulai menyerang komplotan Fikri. Ya, kalau udah begini pasti kalian taulah ada yang kalah dan ada yang menang. Mereka yang kalah, terluka parah, tidak terima, lalu menyimpan dendam dan yang menang, tertawa puas walaupun mendapat beberapa luka juga. Tapi, hal ini sama sekali ngga ada untungnya. Pada akhirnya ada yang kalah karena terluka dan yang menang pulang dengan membawa senyum kebanggaan.
"Ja-jangan.. B-bawa gue kerumah sakit" ucap Fikri sebelum kemudian ia pingsan
"Fikri.. Aish, pake pingsan segala lagi. Tolong naikin dia ke mobil, kita ke apartemennya aja." ini sudah biasa terjadi kepada mereka setelah selesai bertarung. Setelah dibawa ke apartemennya, mereka membaringkannya di ranjang dan mulai mengobati luka mereka satu sama lain. Tentu saja yang mengobati Fikri adalah Gerald.
"Padahal gue yang mukul tuh anak. Tapi, malah lo yang bonyok" ucap Gerald sambil membersihkan luka Fikri.
"Ah.. Aduh pala gue.." ringis Fikri saat terbangun di aspal jalanan?
"Loh? Kok gue disini?" tanyanya sambil melihat sekitar sebelum menyadari ada seorang perempuan yang sedang berjongkok sambil menatapnya "Lo siapa? Ngapain natap gue sampe segitunya? Gue dimana? Lo nyulik gue hah?!"
"Kamu nanya aku siapa? Kenalin aku Natasya Nabila Putri" ia menyodorkan tangannya sambil tersenyum manis. Namun, fikri malah membuang muka ke arah lain dan menolak tangannya.
"Gue dimana?" tanyanya dingin sambil mencoba untuk berdiri
"Kamu di depan rumah aku, dari tadi kamu ada disini. Aku ga bisa bawa kamu masuk karena kamu berat"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream
Teen FictionMuhammad Fikri Ardhaska, pembuat onar terkenal di SMA Pusaka kelas XI IPS II. Namanya selalu terdengar oleh semua orang di sekolah, sikapnya yang badboy, keras kepala membuat semua guru pusing menasihatinya. Natasya Nabila Putri, wanita yang muncul...