Hinata menatap jendela disebelahnya. Ino baru saja pamit pulang dengan alasan kepalanya sakit, padahal Hinata tahu bahwa Ino baru saja melarikan diri. Dia tak ingin disakiti lagi.
"Baiklah anak-anak, pelajaran sampai disini silahkan makan siang"
Hinata menghela nafas panjang. Dia merapikan alat tulisnya. Dia menatap bekal yang baru saja dikeluarkan dari laci mejanya.
"Eh? Untuk Naruto ya?" Goda salah satu teman sekelas Hinata
Hinata hanya senyum-senyum tak karuan. Kiba yang menatapnya sedari tadi beranjak pergi dengan perasaan kesal.
"Hinata"
Hinata menoleh keambang pintu. Naruto menunggunya dan dia harus segera pergi.
"Loh? Bawa bekal?" Tanya Hinata
Naruto mengangguk semangat. Dia membawa bekal sehingga Hinata tak perlu susah-susah untuk membuatkannya bekal.
"Aku membawa lebih" Ucap Hinata
"Daijobu, aku akan menghabiskannya jika kau kenyang"
Mata Hinata berbinar. Naruto seakan menghargai semua usaha Hinata dan itu membuat Hinata merasa bahwa yang dia lakukan tak sia-sia.
"A-arigatou" Lirih Hinata
Naruto hanya tersenyum kemudian membuka bekal dengan isi nasi goreng sapi itu. Sedangkan Hinata membawa sapi lada hitam.
"Hinata, sabtu ini ada acara?" Tanya Naruto
"Hm... Sepertinya tidak, kenapa?" Tanya Hinata disela makannya
"Apa... Kau boleh keluar pada malam hari? Aku ingin membawamu kesuatu tempat" Ujar Naruto
Hinata tertawa. Dia bahkan hampir tersedak karena tertawa disaat mengunyah. Naruto hanya mengerutkan dahinya melihat Hinata yang tertawa.
"Kenapa?" Tanya Naruto
"Aku bukan lagi seorang gadis berumur 6 tahun Naruto. Tentu saja boleh. Memangnya mau kemana?" Tanya Hinata
Naruto tersenyum. Kali ini senyumannya tulus, bahkan Hinata sendiri pun merasakan detak jantungnya yang kembali berdetak tak karuan, padahal dia sudah sering melihat senyum Naruto
"Rahasia, kau pasti suka" Ucap Naruto
Senyumannya...
"Tapi Hinata–"
Senyumannya terlihat berbeda...
"Hinata?"
Senyumannya terlihat lebih indah... Aku... Aku... Aku ingin...
"Hinata!"
"Memilikinya"
"Ha?" Tanya Naruto
Hinata tersentak. Sontak saja rona merah langsung menghiasi wajahnya. Naruto yang melihatnya hanya geleng-geleng kepala.
"Kau jangan terlalu sering menatapku begitu, kasian wajahmu jadi berubah seperti tomat" Goda Naruto
KAMU SEDANG MEMBACA
Give Me Your Love
Fanfictionbisakah kau bayangkan? bagaimana rasanya jika kau mencintai seseorang namun dia hanya mencintaimu hanya karena 'taruhan'? memang kejadian itu sudah lewat 5 tahun lalu. ketika aku masih menjelma menjadi sosok remaja 16 tahun. kupikir aku sudah melu...