Chapter 7

6.6K 198 0
                                    

Wew mau di skip aja deh, males ngeruntutinnya . Gapapa ya ? Yayayaya maaf hehe!!

Kini telah terjalin persahabatan diantara mereka. Ya mereka Aji, Tasha, Rara, Kelvin, Reina dan Gerald. Mereka benar benar bersahabat sejak kepulangan mereka dari kegiatan kuliah yang mereka lakukan kemarin. Hingga tak jarang banyak dari teman temannya melihat iri atas persahabatn yang baaru mereka jalani ini. Banyak yang melihat iri pada mereka karena mereka bisa selalu bersama, bisa selalu berdekatan apalagi mereka selalu ada disetiaap acara sekolah secara berpasangan seolah olah itu sudah direncanakan . 

"Tuhan memang adil, mempertemukanku dengan seseorang ketika aku sedang benar benar terpuruk" gumam Tasha .
  Kini Tasha sedang berada di bawah pohon yang rindang. Dia sedang mengamati keadaan sekitar sambil membuat rangkaian kata yang indah .
Kebiasaan yang memang sudah melekat dijiwanya .

"Terimakasih telah memberikan oksigen yang gratis tuhan. Jika aku harus membayar entah berapa puluh lembaran uang yang akan aku keluarkan hanya untuk membeli oksigen" ucap Tasha bersyukur

"Tuhan itu emang baik. Dan Paling baik"
  Suara itu membuat Tasha menghentikan lamunanya .
Tasha hafal suara ini, ya suara ini . Suara yang ..
"Lagi apa ?" ucap lelaki itu sembari duduk disamping Tasha .
"Nikamatin oksigen gratis dari Tuhan" jawab Tasha sekenanya .
"Emang gak bisa ya kalau nikmatin oksigen gratis dari tuhan sambil jalan?" tanya lelaki itu .
"Ah udah ji, diem" Tasah merengek .
"Ok, lagi apa ?" tanya aji masih sama dengan pertanyaan semula
"Lagi nikamtin keindahan taman" jawabnya
"Oh" Aji hanya ber Oh ria saja .
"Ko Oh doang?" ucap Tasha mulai kesal
"Mauny?" tanya Aji lembut
"mau kata kata indah dari mulut kamu" pinta Tasha pada Aji sambil mencebikkan bibirnya.

   Aji menarik Tasha kepelukannya, membelai rambut panjangnya dengan lembut.
"emph... Apa ya ? Belum ada inspirasi nih" Ucap Aji
"ko gitu ayo dong plis" Ucap Tasha memohon pada aji .

"Hari ini aku disini, esok pun aku disini bahkan selamanya akan disini. Mengapa coba ?"

"Ko main tebak tebakan?" tanya Tasha kebingungan .
"Ayo jawab aja dlu" pinta Aji
"Gak tau" timpal Tasha .

"Karena aku disini di hatimu. Ada namaku terukir indah di hatimu." Ucap Aji yang diakhir dengan kekehan .
"Apaan banget si" sambungnya kini.

Tasha terdiam mencerna apa yang sudah Aji bicarakan padanya. Seakan akan hatinya melayang keangkasaaa mendenger rangkaian kata yang Aji ucapkan barusan .

"eh Sha" panggi Aji
"Eh iya kenapa?" tanya Tasha .
"eh bagus loh rangkaian kata nya" sambunya diakhir dengan kekehan.

Tiba-tiba ada beberapa mahasiswa yang menemui mereka dan bergabung bersama mereka . Siapa lagi kalau buka Gerald dan yang lainnya .

"Ceelah dunia serasa milik berdua ye" Kelvin menyindir .
  Sedangkan Tasha dan Aji hanya terkekeh dengan ucapan temannya ini.

"Lagi ngapain coba mojok berduaan disini?" tanya Rara
"Menikamati keindahan" Jawab Tashaa dan Aji berbarengan .

"Gak ada kata kata yang lain selain Menikmati keindahan hah ?" Kini Gerald yang berbicara .

"Udah berisik banget sih lo semua" lerai Reina .

  Ya Reina yang sering melerai mereka jika mereka sedang berargumen Reina sangat pusing ketika suara mereka sudah meninggi. Rasanya Reina ingin menerkam salah satu diantara mereka agar mereka kapok.

Cinta Dokter dan PerawatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang