Tiga: Irsya, Weni, atau Rani?

96 11 15
                                    

Zayn masih saja enggan untuk mengusik keheningan. Dia asyik menatap langit-langit kamar.

“Aku pulang!” teriak Louis. Niall dan Gigi buru-buru menghampirinya. Liam berjalan gontai dibelakang Louis.

“Loh, seru nggak?” tanya Niall ingin tahu.
Louis hanya mengangkat bahu.

“Seru gimana, tukang pasar malamnya tidur semua.” balas Liam kecewa. Louis mengangguk-angguk menyetujui ucapan Liam.

“Katanya seru, kok malah nggak ada apa-apanya!”

Gigi menatap mereka dengan dahi yang mengkerut. “Kalian ke pasar malam pagi-pagi?”

Louis mengangguk. “Iya, tapi sepi.” ucap Louis sebal.

“Iyalah, pasar malam kan malem-malem.” timpal Gigi yang bersusah payah menahan tawanya.

Niall meledak tertawa. “Dasar bisul Krisdayanti!”

Liam menjatuhkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan. Namun sosok yang dicarinya tidak kunjung menampakkan batang hidungnya. “Zayn mana?” tanya Liam.

Niall menunjuk ke kamarnya dan Zayn. “Puasa,” balas Niall lugas. “nggak bisa diganggu, kalau marah persis macan betina lagi PMS.”

Gigi meledak tertawa. “Iya, bener!”

“Harry belum pulang?” tanya Louis.

Niall mengangguk. “Iya, minum laser dulu.”

“Iya, minum yang galau-galau.”

Tiba-tiba Siomay keluar dari kamarnya. Dia tersenyum sumringah. “Zayn dan Harry mana?”

Niall menyikut Liam untuk segera menjawab pertanyaan Siomay. “Zayn lagi puasa,” Siomay mengangguk. “Harry pulang kampung kayaknya.”

“Loh, kira-kira kapan datang?” tanya Siomay tak sabar. “Nanti sore kita harus ke Modus loh!”

Niall, Liam, dan Louis saling berpandangan meminta jalan keluar. Sedangkan Gigi masih saja kebingungan.

“Ini siapa?” tanya Siomay sambil menunjuk Gigi.

Gigi tersenyum simpul. “Saya Gigi, Kang.”

“Gigi? Gigi seri, geraham, atau taring?” Siomay terkikik geli.

Gigi tersenyum getir. “Gigi biasa.”

“Ini gimana kalau tidak ada Harry?” tanya Siomay frustasi.

Niall menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. “Mau disusul, Kang?” tawar Niall.

Siomay mengibas-ngibaskan telapak tangannya. “Tidak perlu!” Dia tampak berpikir sejenak lalu tersenyum-senyum seperti orang kesetanan. “Aku akan kirim ikan terbang ke Harry.”

“Ikan terbang?” Louis menatap Siomay tak percaya.

“Teman saya kan pemilik Indosiar. Saya akan pinjam ikan terbangnya untuk menjemput Harry.” ucap Siomay bersemangat.

Liam bergeming. Siomay bisa saja frustasi karena Harry.

“Ini adzan apa sih?” tanya Zayn. Penampilannya sangat berantakan saat bergabung bersama mereka.

“Ashar, By.” ucap Gigi pelan. Zayn kembali masuk ke dalam kamar.

“Dia kenapa?” tanya Siomay.

Niall tersenyum penuh arti. “Adzan nge-PHP-in dia, Kang.”

“Louis, kamu bahagia kan sekamar sama dia?” bisik Liam sambil menunjuk Siomay yang sibuk dengan ponsel jadulnya. Louis menghadiahinya tatapan tajam.

“Ikan terbangnya keburu dibooking orang katanya,” ucap Siomay lesu. “kalian jangan mau manggung di Indosiar nanti.” Mereka hanya mengangguk-angguk. Gigi masih saja kebingungan.

“Saya besok harus ke Cikarang kayaknya.” lanjut Siomay. “Ada rapat penting sama Westlife, NSYNC, dan Take That.” Dia berjalan gontai menjauhi mereka.

Louis menyikut lengan Liam. “Weslife dan kawan-kawan ngapain rapat di Cikarang?” Liam susah payah menahan tawanya.

“Zayn adzan!” teriak Niall lantang. Zayn berlari terbirit-birit keluar kamar.

“Adzan apa?”

“ASHAR!” balas mereka serempak. Hanya Siomay yang tampak kebingungan diantara mereka. Zayn membanting pintu kamar keras. Mereka baru saja mengambil langkah yang salah untuk memperbaiki suasana hati Zayn.

“Kalian tahu rumah Harry nggak?” Niall dan Louis menggeleng cepat.

“Gue selalu lihat Harry dikuburan.” ucap Niall. “Eh, tapi kan lo ketua RT, kenapa nggak tahu sih?”

“RT itu bukan rukun tetangga.” balas Louis sambil berkacak pinggang. Liam mengangkat bahu.

“Apa lagi?”

“RT itu rukun tarzan, aku kerjanya dihutan-hutan.” Tandas Louis. Niall dan Liam meledak tertawa. Gigi menggeleng-gelengkan kepalanya gemas.

“Zayn sejak kapan puasa?” tanya Louis polos.

“Sejak tahun kemarin belum buka puasa sampai sekarang!” balas Niall sarkastis.

“Gue cabut ya, gue harus manjat pohon kepalanya soalnya.” pamit Gigi. Dia melambaikan tangannya mengisyaratkan sebuah perpisahan.

“Dia itu monyet atau apa sih?” tanya Liam bingung. Louis memukul kepalanya keras. 

“Tadi gue temenin Zayn salat, tapi dia malah marah.” curhat Niall kepada Liam dan Louis.

“Ih, lo dosa tuh! Bisa disiksa dialam kubur, gue pernah nonton videonya di Youtube.” balas Louis antusias. Niall melongo kebingungan. “Tapi muka-muka kayak lo cocok buat jadi model video clip siksa kubur, Ni.”

Niall menatap Louis tajam. “Apa nggak kebalik ya?”

“Apaan sih kalian, gitu aja ribut!” Liam menengahi. “Kalian tadi malem tidur jam berapa? Nonton Dangdut Academy Asia nggak?” Niall mengangguk-angguk bersemangat.

“Nonton dong, sisa Weni, Rani, sama Irsya kan? Gue dukung Irsya dong.”

Kamar Niall dan Zayn menjeblak terbuka. Kepala Zayn muncul dicelah-celah pintu. “Eh, lo dukung Irsya? Katanya Weni, Gimana sih!” gertak Zayn sebal. “Pokoknya kalau lo dukung Irsya, lo tidur disofa malam ini. Hidup Weni!”

“Rani lebih bagus woy!” Liam tak mau kalah.

“Irsya kalau nyanyi menghayati gitu, bagus!” teriak Niall sambil mengacung-acungkan jempolnya diudara.

“Lo harus dukung Weni, Ni!” teriak Zayn.

“Apa sih? Gue sama Kang Siomay nonton Anak Jalanan, Boy meninggal, guys. Gue sama Kang Siomay nangis bombay,” jelas Louis bersemangat. “Terus pas masih sedih-sedihan, Rumana sama Roby di Tukang Bubur Naik Haji malah mesra-mesraan.”

Zayn menghentakkan kakinya kesal lalu kembali membanting pintu kamar keras.

“Harry dukung siapa ya?” tanya Niall ingin tahu.

“Dia sih penggemar duo Rizki Ridho garis keras.” balas Liam pelan.

“Gue bakal ngehasut Harry biar ngedukung Irsya!”

“Mana bisa!”

“Lah lo kok nanya 'bisa' ke gue?” tanya Niall polos. Liam menepuk dahinya pasrah, dia berjalan gontai menuju kamarnya dan Harry. Sedangkan Niall harus bersabar hingga magrib menyongsong disofa ruang keluarga karena Zayn enggan untuk membukakan pintu kamar untuknya. Zayn masih dendam dengan pengkhianatannya.

Bersambung...

***
Jangan lupa vomment yas!
SEMOGA LUCU AJA SIH WKS

Gubuk WandiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang