DON'T be AFRAID to be YOURSELF

Tiga

Adinda pergi ke Cafe Corfisa tepatnya pukul 07.00 AM.

Sedari tadi Adinda menunggu taksi yang belum datang.

Adinda menelpon Tarania dan Tarania mengabaikannya.

Tampak seorang prempuan masuk ke dalam cafe. "Tara, lo kenapa gak angkat telepon gua?."

"Mager, lo datengnya telat!."

"Sorry. Gua abis bantu nyokap gua!."

"Yaudah, sekarang lo mau mesen apa?."

"Gua mau mesen ice cream caramel cheese."

Beberapa menit makanan itu telah disiapkan.

Adinda membicarakan soal kemarin kepada Tarania. Kalau, Dion datang ke rumahnya hanya untuk menanyai tentang lomba besok.

"Tarania?."

"Ya?."

"Masa, kemarin Dion dateng ke rumah gua!."

Dipotong pembicaraanya sambil mengguprak meja cafe, hingga semua pengunjung melirik kepadanya.

"Apa?."

"Ish..., berisik anjir!."

"Ya, I'm sorry, abisnya gua kaget banget."

"Hm."

"Terus, terus, sih Dion ngapain ke rumah lo?."

Adinda sambil mensiniskan matanya sesekali menatap ice cream caramel soft cheesenya.

"Gak jelas pokoknya!."

"Gak jelas bagaimana?."

"Nih, jadi kan gini, Dion dateng ke rumah gua masa cuman nanya soal lomba, abis itu dia balik cuma pamit sama nyokap gua, sedangkan gua dibilang sama dia bule alay. Kan, kurang ngajar tuh anak!."

"Eheheh, sebenarnya Dion itu adik kelas kita. Aslinya sih dia baik tapi dia karena ikut pergaulan aja jadi kayak gitu."

Adinda menelen ice creamnya "Idih, baru adik kelas aja gayanya selangit."

"Sabar...sabar..."

***
"Adinda kamu belajar yang bener ya?."

"Yes, Mom."

"Ya I miss you baby."

"I miss you Mom."

Adinda berjalan menyusuri kelas tiba-tiba dari arah belakang Dion memanggil Adinda.

"Heh, tunggu!."

Adinda mencoba memutar kebelakang.

"Ada apa?."

"Kamu mau nyani lagu apa?."

Sambil menghela nafasnya. "Gua mau nyanyi lagu 'All of me-Jhon Legend."

"Keren spirit yes?".

"Yes, than'k you very much."

Adinda pergi meninggalkan Dion yang dari kejauhan terlihat senyum senyum melihatnya dan sesekali ia menatap Dion.

***
Adinda duduk dan terilhat agak aneh.

"Ber?, lu kenapa?." Tanya Tarania.

"Gak, gua kaga kenapa-kenapa?."

"Boong!."

Adinda bangun dan langsung menarik tangan Tarania. "Udah, kantin yuk."

"Hm."