TELAH TERBIT VERSI EBOOKNYA. Dapatkan versi lengkap dan chapter tambahan hanya di Google play store dan Google play book.
Link ada di profilku ya..
Namaku Barbie...Barbie Grisvian. Daddy asli Inggris, Mommy turunan Indo Perancis. So..akulah hasil p...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Barbie pov
Belakangan ini proyek gue lagi banyak~banyaknya. Maklum gue kan model yang paling diminati di negeri ini. Siapa sih yang gak mengenal Barbie?
So, kerjaan gue jadi banyak pakai banget. Terkadang capek juga, dan jenuh. Apalagi bulan ini, jadwal gue padat sekali!
Akibatnya gue jarang bisa mejeng di kantor. Gue jadi kangen berat pada My Ken. Duh, kepengin banget melihatnya. Tapi apa daya gue termasuk jenis manusia yang punya hati dan tanggung jawab. Yah, mau gak mau gue mesti mendulukan pekerjaan gue dibanding yayang gue. Siapa lagi? My Ken~lah.
"Rindu ini menyikkkksaaaa... kuuuu.." Ben sengaja menyanyi dengan suara kaleng comberannya untuk menggoda gue.
"Gak ada bagus~bagusnya, Ben," gerutu gue sebal.
"Lah iyalah, Cin. Kalau bagus eyke mah udah jadi penyanyi kaleee.. Bukan jadi asisten yang selalu lo hina dina begini! Uh, malangnya nasib eyke," dia pura~pura merajuk dengan bibir semanyun mungkin.
Maunya sih biar kelihatan cute n menggemaskan. Ih, yang ada malah bikin jijay Ben..
"Gue kangen dia, Ben.." cetus gue melankolis.
"I know, Cin."
"Belum pernah gue kayak begini, Ben."
"I know, Cin."
"Apa gue udah betul~betul jatuh cinta, Ben?"
"I know, Cin."
What?! Gak nyambung banget jawaban Ben. Ternyata dia ngejawab gue sambil matanya jelalatan mencuri pandang kearah model-model cowok yang pada telanjang dada. Ampyunnnn, gue dikacangin dari tadi! Tanpa ampun gue ngejitak kepalanya!
"Adowww, Cinnn! Sadis amat sih lo. Si Amat aje kagak sadis kayak lo," pekik Ben geram.
"Bodo!"
Gue lagi kesal banget sama bences satu ini, maka saat dia membawakan gue kotakan nasi.. gue sengaja balas mengkacanginya.
"Makan Cin, udah siang menjelang sore nih. Kayaknya lo belum makan sepagian. Ntar sakit rempong, deh! Gue kagak kuat ngegendong andai lo pingsan dengan gemilang," rayu Ben dengan menyebalkan.
"Ck! Jadi lo ngutuk gue?"
"Enggak Cin, gue jampi~jampi lo biar mau makan."
Gue berusaha menahan senyum, tapi sorry.. maaf gue gak semurah ini. Gue harus jual mahal dulu, jadi ada baiknya Ben gue kadalin dulu.
"Gue gak selera lihat kotakan ini," keluh gue.
"Yaelah Cin, ini enak banget lagi! Eyke saja abis dua kotak atuh."
