Prologue

8 1 0
                                    

"Kak, gue udah suka sama lo sejak pertama gue liat lo di lapangan basket depan gerbang kampus!" Kata Arra sambil menatap wajah Axel dengan tegas. Matanya penuh dengan keyakinan walaupun Axel ragu dengan kesadarannya saat itu.

"Lo habis minum berapa botol Ra?" Seru Axel tanpa menjawab pernyataannya.

Arra menegerutkan dahinya kemudian menjawab pertanyaan lelaki di depannya itu. "Cuma beberapa shot. Itu juga gara-gara dare dari Tara dan Hefin. I'm not drunk, kak. I know what I'm saying."

"Hm gue gak yakin lo beneran masih sadar." Axel menjawab sederhana.

"Ya ampun. Perlu gue buktiin? Nih liat ya Kak." Seru Arra. Ia menaruh gelas air putih yang Axel berikan tadi diatas meja lalu membalikan badannya. Gadis itu kemudian berjalan sepanjang pinggir kolam renang villa tersebut tanpa goyah sedikitpun.

Dari belakangnya, Axel memperhatikan gerak-gerik gadis didepannya. Kelihatannya ia memang benar-benar sadar, if not just slightly tipsy. Kemudian ia tersenyum ketika Arra telah kembali berdiri didepannya dengan mendecakkan kedua tangganya dipinggul.

"Gimana, udah percaya kalau gue gak mabok?" Kata wanita mungil didepannya itu.

"Well, in that case. I'm very flattered that you feel that way about me, Ra. Tapi, maaf, gue hanya menganggap lo sebagai teman. Kita bahkan belum kenal sejauh itu."

Tiba-tiba, gadis didepannya berhenti tersenyum dan bibir manisnya membentuk a perfect pout. Axel menyaksikan saat badannya terhuyung lalu masuk ke dalam kolam renang disampingnya. Tanpa banyak pikir, ia langsung melepas sepatunya dan menceburkan diri ke kolam untuk menyelamatkan gadis itu. Sial, apa dia benar-benar mabuk hingga pingsan seperti ini gumamnya dalam hati. Kedua tangannya mendekap tubuh Arra dan ia mulai berenang ke permukaan yang lebih dangkal. Ketika kakinya sudah mulai menapak, ia mulai memanggil-manggil nama gadis dipelukannya itu. "Ra, Arra, woy, bangun Ra. Shit."

Tiba-tiba mata gadis itu terbuka lalu ia tertawa terbahak-bahak dalam dekapan Axel. "Gotcha kak!!!"

Awalnya Axel hanya melongo heran dengan kelakuan adik kelasnya ini. Bisa-bisanya ia pura-pura pingsan dan tenggelam di tengah malam begini. Senyuman iseng mulai menghiasi bibirnya. Tanpa disangka, ia melempar badan gadis itu kembali ke air dan tertawa puas saat mendengar teriakan kaget darinya. Ia tengah berjalan ke arah pinggir kolam ketika tiba-tiba Arra kembali muncul dari air dan bergelantung di punggungnya.

"Mungkin saat ini lo belum suka sama gue kak. Tapi tunggu aja, I'm gonna make you so addicted to me that gue akan menjadi hal pertama dan terakhir dalam pikiran lo. Di. Setiap. Hari. Lo. Hidup." Arra membisikan kata-kata itu ke telinga Axel dengan penekanan nafasnya yang menggelitik daun telinga lelaki itu.

Sebelum Axel dapat berkata apa-apa, Arra telah turun dari punggungnya, keluar dari kolam, dan berjalan menuju ke dalam villa. Tepat di depan pintu villa, Arra membalikan badannya dan memberikan sebuah wink khas miliknya yang sudah sangat terkenal itu. Axel hanya dapat mengedipkan kedua kelopak matanya. Lelaki itu masih shock dengan pernyataan dan kelakuan Arra tadi.

Ketika dinginnya udara pegunungan mulai terasa, ia bergegas keluar dari kolam renang itu. Sambil berdiri di sebelah kolam tersebut, ia memandangi villa dihadapannya lalu bergumam, "Huh. Well, we'll see what your next move is gonna be, Ms. Arranda Raisa."

***

Hi! First time nulis pake Bahasa Indonesia nih setelah menemukan the wonder of wattpad di Indo haha. Tolong dimaklum kalau ada typo atau diksi yang kurang tepat karena, frankly, gada spell checker untuk Bahasa Indo dan kebiasaan writing in English. Engga bukan nyombong apa gimana cuma udah kebiasaan aja kok he. Tell what you think! Oh iya, saya sendiri itu mahasiswa jadi mungkin gak bisa update secepat itu tapi saya selalu nulis kalau ada waktu senggang kok. Anyway, let's get on to the story, shall we?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

He & ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang