"Apa kabar?"Eunha menyesap kopi susunya, tersenyum menanggapi pertanyaan Eunwoo. "Baik-baik aja, kok."
"Bagus, deh. Gue kira lo masih marah karena kemarin—"
Eh, Eunwoo keceplosan.
"Kemarin kenapa?" Selidik Eunha.
Eunwoo menggeleng. "Nggak, kok," sergahnya cepat. Eunwoo tidak mau menceritakan hal tentang loncat ke masa depan pada gadis ini. Takutnya, dia malah mengira Eunwoo aneh, dan dia malah menjauh.
Seiring waktu berjalan, mereka membahas tentang banyak hal. Eunha menceritakan tentang kehidupannya menjadi seorang fotografer, dan juga kekasihnya, Jungkook.
Eunwoo sedikit berbicara, banyak mendengar. Tentu saja, Eunwoo, kan, gak tahu gimana kehidupannya saat dewasa berjalan. Orang tiba-tiba dia bangun, trus udah gede.
Dia clueless parah.
"Kalo Cheng Xiao, gimana?"
"Ng, gak gimana-gimana, sih," jawab Eunwoo ragu. "Anaknya lucu, gemesin, manja pula."
Barusan dia ngasal.
"Oh, ya?" Eunha ketawa kecil. "Padahal gue kira Cheng Xiao ceweknya dewasa gitu."
Eunwoo tiba-tiba merasa bersalah karena udah menjelekkan Cheng Xiao di depan Eunha. "Ya, gitu dah."
"By the way, gue seneng deh kita bisa gini lagi," ucap Eunha sambil menatap cowok di hadapannya ini. "Kita ngobrol gak ada canggung-canggungnya. Gue suka."
"Gue juga suka."
Trus handphone-nya Eunwoo geter. Dia ngecek, tertera nama Chengi di layarnya. Setelah izin ingin mengangkat telepon, Eunwoo beranjak ke kamar mandi pria.
"Halo, kenapa, Cheng?"
"Kak Eunwoo bisa ke sini sekarang gak?" Eunwoo mengernyit karena mendengar suara gadisnya yang agak berbisik.
"Hah, ngapain? Kan aku lagi ketemu sama Eunha."
"Bukan masalah itu, Kak. Jadi ini tuh oma sama opa-ku dateng. Terus katanya kalo aku gak bawa pacar, nanti aku dijodohin. Emang kakak mau kalo aku jatoh ke tangan orang lain???"
Ya eunwoo sih bodo amat kan.
Tapi, mengingat kalau Chengxiao itu pacar masa depannya, akhirnya Eunwoo mengalah. "Iya iya aku otw."
✴
Eunwoo mendadak gak enak sama Eunha. Terlebih lagi, dia masih pengin ngagumin betapa cantiknya Eunha yang sekarang.
Sesampainya di rumah Cheng Xiao, Eunwoo merapihkan bajunya dan mengetuk pagar.
"Aduh, akhirnya dateng juga!" Chengxi mendesah lega. Dia mengamitkan lengannya di lengan Eunwoo, dan mengajaknya masuk.
Di ruang tamu, ada dua lansia yang sedang duduk sambil minumin teh dan makan kue lapis.
"Omaaa, Opaa," panggil Chengxi. Dua lansia itu menoleh, kebingungan melihat Eunwoo. "Kenalin, ini pacar Chengxi."
"Siang, saya Eunwoo."
Chengxi cekikikan ngeliat betapa formal dan canggung pacarnya ini.
"Oh, ini toh pacar kamu?" seru Oma dengan antusias. Dia berdiri dan mempersilahkan Eunwoo untuk duduk. Tangannya lalu bergerak, menepuk pelan pundak Eunwoo. "Ini, loh, anak yang waktu itu 'tak ceritain."
Si Opa mengangguk, "Ganteng. Kamu gak salah pilih."
Chengxi ketawa-ketiwi. Sementara Eunwoo kebingungan, 'anak yang pernah diceritain? emangnya gua pernah ketemu sama nenek ini???'
"Um, Kak, kita ke luar aja, yuk?"
Eunwoo mengangguk. Baru juga duduk, batinnya.
"Gimana tadi sama Kak Eunha?" Chengxi duduk di kursi teras rumahnya.
"Gak gimana-gimana. Kita ngobrol aja soal kehidupan kita yang sekarang."
"Kamu ngasih tau ke dia soal hal yang itu?" tanya Chengxi, lagi.
Eunwoo menggeleng. "Dia gak perlu tahu. Justru aku harus balik ke diri aku yang sekarang, yang masih SMA ini—aku harus bisa balik ke masa lalu buat ngejagain Eunha, biar gak diambil Jungkook."
Cheng Xi terdiam, bermain dengan jari-jarinya. "Kakak gak percaya takdir?"
"Hm?"
"Siapa tau, kakak emang ditakdirkan buat aku, daripada Kak Eunha?"
—
WOY AKHIRNYA UPDATE LAGI
fix gue udh tau endingnya. cerita ini gabakal gue buat panjang biar bisa lanjut project baruuu yeyy hehe
semoga sukaak!