pertama

2.2K 176 15
                                    


In the Survey highschool

Mikasa anckerman
Wanita bersurai hitam ini melewati koridor. Mata obsidian hitamnya menatap jalan dengan jijik. Dia bagaikan gula yang selalu diincar para semut. Semua murid laki laki menatap Mikasa mendamba. Bagaimana tidak mukanya yang cantik putih bagai wanita asia, Rambut surai hitamnya, bibir peach yang menggoda. Membuat para Lelaki terpesona

'Andai aku jadi pacarnya'

Kata itu sudah tak asing bagi sang wanita. Dan juga pria di belakang wanita itu.

Levi anckerman. Pria cebol*ditebasLevi* itu berjalan di belakang mikasa. Levi hanya menatap datar mereka. Ya.. Mereka yang ngeliatin Levi mulu. Matanya tajam, jalan nya tegas, surai hitam belah tengah. Kulit putih dan kalau kau lebih dekat. Akan tercium bau aromaterapy.
Tak jarang cewe selalu melihat Levi dengan tatapan mendamba.

Mikasa dan Levi masuk kekelas yang sama yaitu kelas 2-1. Kelas 2-1 bisa dibilang Elite. Karna rata rata orang pintar saja yang bisa masuk situ. Ini pertama kalinya dia masuk kelas 2-1.

Levi dan mikasa duduk bersebelahan. mereka itu saudara. Mereka bisa di bilang mirip kecuali tingginya:+

"Apa kau tak risih di lihatin para serangga itu?" mikasa berbisik ke Levi.

"Biarkan saja para babi itu." Mikasa menatap keramaian yang ada di pintu masuk kelas.

"BISA KALIAN MINGGIIR!!" teriak laki laki surai coklat yang sendari tadi terhimpit himpit dan terjatuh.

"Akhh bokong ku.." Eren meringis dengan imutnya. Mikasa yang melihatnya hanya datar-dari luar si datar. Sebenernya mikasa pengen banget meluk cowo itu dan menggendongnya ala bridal style.

"Imutnya" Batin mikasa. Kalo Levi? Sayangnya dia dari tadi hanya melihat ke jendela.

Lelaki berjalan menuju depan bangku Levi. Levi otomatis melihatnya. 'Dia tak tau aku duduk disini kah?' batin Levi.

Yang duduk di belakang atau depan Levi termasuk manusia paling beruntung.

Laki surai coklat almond itu menghadap belakang. Pertama dia menatap mikasa dan menatap Levi.

"Aku Eren jeager. Yorosiku" Eren senyum sambil menyipitkan mata. Mikasa seperti tertancap panah. Levi membulat kaget

"Imut" batin mikasa dan Levi.

"Yorisiku Eren. Aku mikasa anckerman" Mikasa tersenyum. Teman teman dikelasnya melihat Eren sirik.

"Oh anckerman kah? Hehe harusnya yorosiku ack-"

"Panggil mikasa" Eren kaget.

"Heee?! Aku tak boleh seperti itu" Eren memalingkan wajahnya ke Levi. Levi menatap Eren tajam. Eren merasa ketakutan.

"Itu Levi. Dia memang seperti itu" kata mikasa. Mikasa menatap Eren binggung.

"Ada apa mikasa?" tanya Eren memiringkan palanya. Tanpa Eren sadar. Ada yang berusaha untuk tidak memakan Eren sekarang*lirik levi*

'Imutt!!' batin mikasa lagi.

"E-etto itu syal untuk apa? Bukanya sekarang musim semi?" Eren memegang syalnya.

"Kata ibu ku ini benda keberuntungan"
Mikasa bingung. 'Bocah sd ya?' batin Levi yang sendari tadi mendengarkan percakapan mereka.

"Ini supaya aku tak gugup di hari pertama. Kata ibu ku juga. Kalau aku memberinya ke seorang teman ku yang baru ku kenal. Pasti dia akan selalu bersamaku." Eren tersenyum dan langsung punya ide.

Eren menghampiri mikasa. Para fans mikasa mulai ganas melihat Eren. Eren melilit syalnya ke leher mikasa yang sedikit berantakan.

"Kau mau menjadi teman ku?" Eren tersenyum tepat di depan muka mikasa. Mikasa tersenyum dan menganguk

"Hangat" Eren ikut tersenyum.

Para fans mikasa kesal dan pergi kekelas mereka masing masing. Levi hanya mendecih. Mikasa melirik Levi dengan senyum ejek tersirat 'mau?'

Levi menatap tajam mikasa. 'Macan asia sialan!' batin Levi.

Dimulai lah pertarungan antara mereka.

Perang saudara memperebutkan uke mereka.

*Hallo minna-san. Chapter ini cuman buat prolog doang. Bisa dibilang tester mungkin:v. Sorry kalo agak absurd ceritanya. Vomment nya ya jan lupa?*

Next or no?

Akira!

Perang saudara.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang