keempat

1.8K 146 78
                                    


Di survey highschool tepatnya diatap gedung sekolah. Seseorang dengan gender berbeda sedang duduk di bangku yang tersedia di sana.

"Cebol, kau sudah minta maaf ke Eren?" tanya Sang perempuan bersurai hitam sebahu. Perempuan ber nametag 'mikasa. A.' meminum teh kaleng nya.

"Belum" jawab sang kaka. Levi.

"Ini semua karna mu." lanjutnya membuat mikasa mengeryitkan dahi dan menatap Levi kesal.

"Jangan buat aku tertawa, cebol. Sudah jelas kau juga menarik tangannya" ucap mikasa meremas kaleng tehnya yang habis.

Saat acara tarik menarik tangan Eren. Eren yang kesakitan bercampur bingung, kesal. Eren langsung menangis dan pergi dari rumah Levi dan mikasa. Jean mengejarnya dan ikut pergi.

Levi dan Mikasa saat itu merasa bersalah dan mencoba minta maaf. Tetapi Eren selalu kabur dengan alasan 'aku ke toilet dulu' 'aku dipanggil guru' 'aku harus ke perpus' dan lain lain saat dihampiri Mikasa atau Levi. Levi pernah memaksa Eren dengan memojokan Eren ke dinding, alhasil Eren malah nangis dan ketakutan.

Susah sekali kalo deketin Eren yang lagi marah.

Mereka berdua masih merenung di atap. Bagaimana caranya agar Eren memaafkannya? Levi dan Mikasa berpikir.

Mikasa dapat ide.

"Cebol" yang merasa terpanggil langsung menengok. Mikasa meyuruh Levi mendekat. Levi yang penasaran mendekatkan kuping. Mikasa membisikan sesuatu.

Levi menyeringai tanda setuju.

Bel sekolah berbunyi.

Levi dan Mikasa pergi kekelas mereka.
.

.

.

.

Eren sendari di kelas duduk berdiam diri sambil menatap jendelanya.

'Aku maafin mereka gak ya? Kata mamah juga kalo marahan sama temen selama tiga hari nanti dapet dosa. Tapi..' Eren berfikir sambil melamun.

Bel berbunyi, semua siswa masuk.
.

.

.

.

.

Bel pulang sekolah. Eren masih di kelas mencari catatannya yang hilang. Levi dan Mikasa yang sendari tadi membereskan bukunya langsung keluar dari kelas.

Tinggal Eren di kelas.

"Dimana ya? Sepertinya aku taruh dilaci, itu kan penting untuk besok" Eren terus mencari hingga sore hari.

Eren mencari hingga matanya berkaca kaca ingin menangis.

Drakkk

Levi dan Mikasa datang lagi. Eren kaget tapi tak menanyakan kenapa mereka kemari lagi.

"Dimana kau taruh buku mu, cebol. Ternyata kau sudah tua sampai tak ingat buku mu sendiri- Eren" Mikasa baru menyadari ada Eren dan mengahampiri Eren.

"Ada apa Eren?" tanya Mikasa. Eren ingin kabur tapi tak tau cari alasan apa. Bukunya belum ketemu, udah sore pasti ibu nanti marah sama Eren.

Eren dengan mata berkaca kaca langsung memeluk Mikasa. Yang di peluk kaget, yang satu lagi malah iri*lirik levi*.

"Mi-mikasa b-b-buku-hiks ku h-hilang.. Hiks hiks" Eren menangis di bahu Mikasa. Mikasa mengusap punggung Eren dan mencium keningnya.

Yang di cium biasa aja. Tapi yang lagi nonton kaget dicampur marah. Aura Levi keluar.

"Oi bocah ini buku mu" Levi melempar bukunya tepat mengenai kepala Eren. Eren menatap binar binar bukunya dan memeluk Levi. Levi hanya terkejut. Levi menarik dagu Eren agar menatapnya dan..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 12, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Perang saudara.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang