Bab.2 Pembebasan

383 16 8
                                    

Hari ini adalah hari dimana semua para pelajar kembali ke sekolah, termasuk para ‘Angel Of Death’, mereka berlima mulai kembali dengan rutinitas sebagai seorang pelajar.  Dengan tampang malasnya, Gabriel meletakkan tas di atas meja, lalu menghempaskan tubuhnya dikursi, tak beda jauh dengan sahabat-sahabatnya, Ify pun langsung mengeluarkan komik Naruto kesukaannya, Alvin seperti biasa hanya tidur dengan kepala yang direbahkan diatas meja dengan tumpuan ke2 tangan terlipat, sedangkan Cakka asik dengan I-Phone nya.


Hanya Rio yang terlihat melamun, pemuda ini masih memikirkan bros yang ia temui di rumah tuan Yamada, bros dengan gambar gagak. Dan yang menjadi beban pikiran Rio, bros ini sangat mirip dengan milik seseorang yang menjadi alasan mereka semua untuk menjadi pembunuh, pertanyaan lain pun memenuhi otak pikiran Rio.

‘Apa hubungan dia dengan tuan  Yamada?’ selain itu ‘Apa maksud dengan Bros ini?’ ‘Kenapa tuan Yamada dan orang itu memiliki Bros ini?’ ‘Apakah mungkin orang itu berhubungan dengan tuan Yamada?’.

Pertanyaan-pertanyaan seperti itulah yang menjadi beban pikiran Rio, hingga otak encer Rio mulai memikirkan satu pertanyaan lagi. ‘Orang yang meminta untuk membunuh tuan Yamada,’ Batin Rio berfikir. ‘Ya, kenapa orang itu ingin tuan Yamada dibunuh? Siapa orang misterius itu?’.

“Yo... Yo... RIO!” panggil Gabriel membuat Rio tersadar dari lamunannya, pemuada itu langsung menoleh ke arah sahabatnya. “Loe melamun?” tanya Gabriel lagi, Kali ini dengan tatapan keingintahuan.

Rio yang di tatap seperti itu menjadi sedikit agak gugup, Rio tak bisa atau lebih tepatnya belum bisa mengatakan apa yang menjadi beban pikirannya pada pemudah berdarah dingin ini, karna semua masih membingungkan dan belum jelas, walau pun Rio tahu kalo orang itu lah yang menghancurkan keluarganya bahkan keluarga sahabat-sahabtnya, karena pengkhianata. Namun Rio masih tak tahu apa yang dilakukan orang itu hingga orang tuanya dan orang tua sahabat-sahabatnya menganggap orang itu berkhianat.

“Woy, yo! Malah melamun lagi” tegur Gabriel  kembali menyadarkan Rio dari lamunannya. Ify, Alvin dan Cakka ikut memandang kearah Rio dengan heran. Tak biasanya seorang Rio melamun. Sedingin-dinginya dan secuek-cueknya Rio tak ada yang namanya bahwa Rio melamun.

“Gue... Gue....”

“Selamat pagi semua...” Ucapan Rio tiba-tiba terpotong oleh seorang Guru muda yang terlihat cantik mulai memasuki kelas, “Baiklah meskipun hari ini kalian baru masuk dikelas baru, bukan berarti kalian tak belajar.... jadi buka buku kalian” Ucapnya tegas.

Rio menghela nafas merasa terselamatkan oleh guru muda ini. Karna kehadirannya membuat Rio terbebaskan dari pertanyaan yang tadi dilontarkan oleh Gabriel. Sebagai rasa terima kasih Rio pada guru kecil itu, pemuda ini mendengarkan apa yang diterangkan oleh guru cantik ini.
Disaat Bu Winda nama Guru muda dan imut ini sedang menjelaskan beberapa rumus-rumus yang sulit dimengerti. Tiba-tiba saja pintu yang tertutup rapat terbuka dengan keras hingga membuat seluruh murid didalam kelas menoleh kearah gadis tomboy diambang pintu dengan cengiran terpeta diwajah manisnya.

“Agni, Kamu ini sudah terlambat, malah membuat gaduh,” Omel Bu Winda.

Gadis tomboy yang bernama Agni Cuma memasang senyum polosnya, “Maaf Bu, Tadi saya salah kelas. Saya kira saya masuk kelas XI-IPA2 ternyata malah masuk kelas XI-IPA1, hehe”

Guru muda ini hanya menggeleng melihat tingkah murid yang dikenal tomboy dan jago dalam beladiri Karate, Bahkan saat ini ia sudah menjadi ketua club Karate putri. Mendengar alasannya yang masuk akal membuat guru muda ini mudah memaafkan gadis tomboy ini.

Angel Of DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang