Setelah sampai di Mansion AOD, Shilla masih saja ditarik paksa oleh Gabriel. Membuat gadis cantik itu sedikit mengerang kesakitan atas genggaman kuat Gabriel pada pergelangan tangan kirinya yang tadi siang ia gores sendiri.
"Vin, kurung dia dikamar belakang, Jangan biarkan dia lolos dari sini." Perintah Gabriel yang melepaskan genggamannya pada Shilla.
"Tunggu! Gue... gue... gak bakal bilang siapa sebenarnya kalian, gue janji." Ucap Shilla cepat sebelum ia digeret oleh Alvin menuju kamar belakang.
"Yel, Kasihan dia." Pinta Ify yang ikut memohon pada pemuda yang masih terlihat penuh emosi karna kenyataan yang baru diketahuinya.
Gabriel tak memerdulikan tatapan Ify yang memelas dan memohon. Ify yang kesal karna tak dipedulikan memutuskan untuk mengikuti Alvin yang ditugaskan oleh si ketua untuk mengurung gadis cantik turunan Indo-Amerika itu.
"Please, Jangan kurung gue..." Mohon Shilla pada Alvin yang masih membawanya menuju kamar belakang samping gudang, "Gue janji, Gue gak bakal bilang ke siapa-siapa tentang Malaikat Maut yang sebenarnya, Gue janji."
"Sorry, Gue Cuma menjalankan perintah" Sahut Alvin cuek.
Kemudian Alvin mendorong tubuh mungil Shilla kedalam kamar belakang yang hanya berukur kecil. Alvin segera menutup pintunya dan menguncinya dari luar.
Shilla menggedor-gedor pintu kamar yang sedang dikunci oleh Alvin. Ia juga mesih terus memohon dengan terus berteriak, "JANGAN KURUNG GUE LAGI.... BUKA... BUKA...GUE MOHON BUKA..." Tampak nada suara Shilla sudah seperti ingin menangis.
"Alvin..." panggil Ify yang baru tiba, Alvin menoleh menatap gadis berdagu runcing itu, "Vin, Please bukain pintunya! Apa lo gak kasihan sama Dia, Ahh?" Tanya Ify dengan sedikit memohon yang membuat Alvin tak tega melihatnya.
"Fy, gue gak bisa. Lo taukan gimana Iel?" Alvin serba salah.
"Gue yang tanggung jawab."
Alvin terdiam masih menimbang-nimbang semuanya. Disatu sisi ia tak tega terhadap Ify yang memelas, tapi satu sisi lainnya Alvin takkan rela kalau pemuda berdarah dingin itu memarahi Ify. Iya kalau marahnya sama dia sendiri tak masalah, tapi kalau marahnya sama gadis cantik dihadapannya? Itulah yang menjadi masalah bagi Alvin.
"Sorry Fy, Gue gak bisa." Seru Alvin lagi.
Ify mendengus kesal, "kalo gitu gua yang pegang kuncinya, please" mohon Ify lagi.
Alvin kembali memikirkan permintaan gadis imut ini, di tatapannya Ify yang sedang memohon padanya penuh harapan. "gua janji gak bakal bukain pintunya untuk malam ini, sumpah."
"Hn... " Alvin pun menyerah melihat tatapan mata Ify yang berkilat memelas. Dan akhirnya pemuda sipit ini menyerahkan kunci pintu kamarnya pada Ify.
"Tapi inget, jangan sekarang loe bukain, mood si iel masih kurang bagus." nasihat Alvin.
Ify tersenyum senang sambil mengangguk "iya, makasih ya ko Apin." seruh Ify dengan manjanya yang langsung memeluk Alvin.
DEG!
Di peluk oleh gadis yang disukai membuat Alvin kaget dan seketika jantungnya berdebar keras. Wajah putih milik Alvin mulai terlihat semburat merah muda disana. Alvin salah tingkah, namun menyukai akan tindakan Ify yang selalu tak terduga.
Sesosok pemuda lain melihat adegan dimana Ify dan Alvin tengah berpelukkan mesra, pemuda ini juga melihat wajah Alvin yang memerah. Sedikit merasakan cemburu melihat pemandangan ini, tapi ia juga tak ingin merusak tali persahabatan mereka hanya karna seorang gadis.
12 tahun mereka bersama, menghadapi masa-masa bahagia dan masa-masa kelam serta sulit pun bersama, Mencoba bangkit kembali untuk tetap bertahan hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel Of Death
AzioneKehidupan dimasa lalu yang membuat ke5 remaja berusia 17 tahun ini harus menjadi seorang pembunuh, meneruskan pekerjaan orang tua mereka. Memberantas para penjahat dan kumpulan organisasi asing lainnya. Namun ke5 remaja ini menjalankan tugas orang t...