Chapter 3

7.3K 601 16
                                    

Play this song : The Chainsmoker feat Phoebe Ryan - All we know Remix

***

Aku terbangun dari tidurku, cahaya temaram menerangi penglihatanku. Seingatku tadi berada di dalam mobil menuju Las Vegas. Lalu mengapa aku berada di atas ranjang?

Kugerakan tubuhku untuk bangun, tetapi sesuatu ada yang menindih perutku. Saat kubuka selimut yang menutupi tubuhku, aku melihat sebuah tangan yang melingkar memeluk tubuhku. Kubuka selimut itu dengan sekali sentakan, di sanalah aku melihat Xavier yang sedang tertidur pulas hanya memakai kemeja putih dengan dua kancing atasnya yang terlepas tanpa memakai eyepatch miliknya.

"Xavier," panggilku lembut, kelopak matanya kini sedikit terbuka lalu tersenyum melihatku.

"Kau sudah bangun rupanya," jawab Xavier lalu mencoba duduk, aku hanya mengangguk.

"Kita sudah sampai sejak 2 jam yang lalu, jika kau ingin tahu. Aku tidak tega membangunkanmu jadi aku menggendongmu ke dalam kamarku," lanjut Xavier.

Aku kembali mengangguk sambil menatap mata kanan Xavier yang tertutup. Aku tidak tahu apa yang terjadi, tidak seperti Alucard. Alucard cacat sejak lahir, sedangkan Xavier ... seseorang telah menusuk matanya dengan pisau. Itu yang diberitahukan padaku, siapa pelakunya? Kejamnya orang itu. Xavierku, keluargaku, aku tidak ingin keluargaku tersakiti.

"Jangan menatap mata kananku seperti itu, Lica," kata Xavier lembut.

"Maaf," jawabku singkat lalu mengalihkan pandanganku pada tubuh Xavier.

"Ada apa melihatku seperti itu?" tanya Xavier kini menatapku lucu.

"Tubuhmu," jawabku sambil ingin menyentuh otot bagian perutnya.

Tiba-tiba saja Xavier menarik tubuhku ke arahnya dan membisikkan sesuatu. "Apa kau ingin menyentuh dan merasakannya?"

"Ti-tidak, jam berapa sekarang?" jawabku entah mengapa aku menjadi gugup.

"Pukul 7 malam, Alucard sudah menghubungimu ratusan kali. Lalu ia menghubungiku dan ia terdengar sedang marah besar," jawab Xavier sambil terkekeh.

"Tentu saja ia akan marah besar," jawabku sambil menutup wajahku, teringat kemarahannya meski ia jauh dariku, tetapi ancamannya selalu berhasil.

"Lalu, di mana ponselku?" tanyaku dan Xavier memberikannya padaku.

Kulihat banyak telepon masuk dan email masuk darinya. Aku yakin saat ini ia sedang menghancurkan apa pun yang ada di hadapannya. Saat aku masih mengecek email darinya tiba-tiba saja ponselku berdering. Panggilan masuk dari Alucard.

"Hai ...," jawabku canggung.

"Little Moe ...," jawabnya dingin, ada apa lagi dengannya?

"Maaf, aku baru saja terbangun setelah perjalanan panjang," kataku meminta maaf.

"Kau tidur dengan Xavier?" tanyanya aneh.

"Sepertinya, saat aku terbangun Xavier sedang tidur sambil memelukku," jawabku polos.

"Mengapa kau membiarkannya? Kau tahukan dia lelaki mesum, aku tidak ingin kau ternodai, Little Moe." Terdengar Alucard sepertinya sedang kesal.

"Apa yang salah?" tanyaku polos.

Menurutku tidak ada yang salah, lagi pula tidur bersama dengannya bukan hal aneh. Kami terkadang tidur bersama, Papa dan Mama pun tidak melarang mereka. Lalu mengapa Alucard semarah itu?

"Kau sudah besar dan kau tidak mengerti?!" Suara Alucard kini meninggi, Xavier merebut ponselku.

"Jangan membentaknya, Alucard," desis Xavier.

PRINCESS OF MAFIA : RED HAIR - ARTIFICIAL PERSONALITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang