Second

28 2 0
                                    

Prilly POV's

Prilly menghempaskan tubuhnya pada kasur empuk miliknya, akibatnya ada beberapa buku novel kesukaanya jatuh ke lantai. Prilly kesal dengan abangnya, karena ia harus menunggu 25 menit 31 detik di gerbang depan sekolahnya. Bukan masalah terlambatnya, tapi masalah alasannya. Abangnya beralasan bahwa ia tadi ketiduran sehabis bermain PS bersama teman-temannya.  Sungguh alasan tak berguna.

" Gue pingin bunuh abang gue sendiri, salah nggak ya? Dosa nggak ya? " gerutunya kesal. Walaupun ia tahu bahwa jawaban dari semua pertanyaanya adalah IYA. Ya maklumi saja, sedang emosi.

Tiba-tiba handphone nya berdering

' KutuKupret is calling '

Prilly kembali mendengus kasar, kenapa semuanya begitu rumit sekarang. Ia segera menggeser lingkaran berwarna hijau itu.

Halo, ngapain lo telfon gue Ali kutu kupret!

Eh, jangan gitu dong sayang. Nama gue Gerali Mahardika, bukan Ali Kutu Kupret. Siapa tuh orang, bukan gue.

Eh, lu jangan bikin gue darah tinggi ya. Ada urusan apa lo!

Enggak, kok buku gue ada coretan gitu ya di belakang nya? Pasti lo yang coret-coret kan? Hayo ngaku lo!

Enak aja lo nuduh gue! Gue gak buka-buka buku lo onta arab!

Gue masih lebih ganteng dari onta arab ya, Zayn Malik aja lewat sama gue.

Heh orang gila!! Kalo lo cuma mau ngajak berantem gue mending nggak usah telfon gue lagi deh. Pusing gue.

Kamu pusing, beb? Kamu tidur dulu deh, aku nggak mau kamu sakit. Nanti aku khawatir tau.

ALIIIIIIIII!!!!!!! GUE BUNUH LO BESOK!!

Nikahin? Kalo udah lulus aja nikahnya, jangan besok. Mau makan apa anak kita nanti, bapaknya masih ganteng begini.

Karena emosinya sudah berada di Puncak, ia mematikan telfon dengan sepihak. Ia lalu mulai menarik bantal dan menutupi seluruh kepalanya dengan bantal. Ia berteriak sekeras-kerasnya untuk menyalurkan rasa kesalnya pada Ali. Ali emang ngeselin, tapi cuma buat Prilly doang. Buat yang lainnya enggak, kan Ali suka nya sama Prilly.

                                          ※※※

ALI POV's

Ali terkekeh geli sehabis menelfon Prilly, ia bisa mendengar begitu kesalnya Prilly padanya dari nada bicaranya tadi. Ali sudha biasa mendengar nada itu, dan itulah yang selalu membuatnya gemas dengan Prilly.

Sebenarnya Ali berbohong pada Prilly, bukunya bersih, dan tak ada satupun coretan di sana. Hanya saja, ia ingin membuat Prilly kesal, dan hal itu juga bisa di jadikan alasan untuk menelfon Prilly.

Begitulah Cinta, aneh tapi nyata. Tak dapat dilihat, namun dapat di rasakan.

" Gue bisa gila nih lama-lama kaya gini, tapi gue juga ga berani mengawali. Cemen banget sih gue. " gumamnya kesal, lebih tepatnya kesal dengan dirinya sendiri.

" Ah, tanya si Reza aja! " Ali segera menyambar kembali handphone nya yang tergeletak tak jauh darinya.

LINE

Ali_Dika : Zaa!!      

ShawnBieber : Ada apa anak ku.

Ali_Dika : Sejak kapan lo jadi bapak gue?

By My SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang