Pagi yang cerah diawali dengan senyum bahagia Deandra. Entah terpaksa atau bagaimana hari ini wajah Deandra terlihat sangat berseri-seri, Deandra berniat untuk jogging pagi ini, tentu nya dia hanya sendiri.
Deandra hanya mengenakan crop hoodie berwarna baby pink dan memakai celana training putih. Setelah memakai Sepatu nya Deandra bergegas turun kebawah karna kamar nya yang berada di lantai dua.
"Non dean, bibi udah nyiapin susu di meja." Ucap Bi Rum.
"Makasih ya bi." Deandra tersenyum kepada Bi rum.
"Semalam Mama dan Papa non telfon."
Deandra yang sedang meminum susu nya seketika berhenti dan menaruh gelas yang isi nya tinggal setengah itu ke meja. Ada pancaran kebahagian di dalam mata Deandra saat mendengar nama Mama dan Papa nya itu menelfon setelah dua minggu terakhir ini kedua orang tua nya sangat susah untuk di hubungi. Papa dan Mama Deandra bekerja di luar Negri mengurus beberapa perusahaan milik keluarganya yang ada di sana, enam bulan sekali Papa dan Mama nya menjenguk nya dirumah. Deandra hanya tinggal berdua dengan Bi rum Asisten rumah tangga yang di percaya Papa dan Mama nya untuk menjaga Deandra. Deandra sangat memaklumi kedua orangtua nya, dia tidak marah jika ia ditinggal sendiri dirumah bersama Bi rum. Bagaimana pun ia tidak memiliki alasan untuk marah kepada kedua orangtuanya. Pun kedua orangtua nya bekerja mencari uang untuk Deandra. Tapi terkadang Deandra merasa sendiri di dunia ini.
"Kok bibi gak kasih tau Dean sih semalem?" Gurat kecewa muncul di wajah Deandra. Kenapa Orang tua nya itu tidak menelfon langsung ke ponsel Deandra, kenapa harus lewat telfon rumah? Deandra kecewa, padahal dia sudah setengah mati menunggu orang tua nya menghubungi Deandra.
"Semalam non udah tidur, bibi gak tega bangunin nya." Bi rum merasa bersalah kepada anak majikan nya itu.
"Yaudah deh. Dean mau jogging dulu ya bi, makasih loh susu nya." Deandra langsung keluar setelah berpamitan kepada Bi rum.
Sambil berlari kecil ia mendengarkan beberapa lagu dari ponsel nya menggunakan headseat. Deandra hanya jogging di sekitaran komplek nya yang memang setiap hari minggu pagi ini selalu ramai dengan orang-orang yang ingin berolahraga.
Sesekali ia bersenandung mengikuti lagu yang ia dengar. Ia sudah biasa jogging sendiri seperti ini, biasa nya Deandra selalu ditemani oleh kedua sahabat nya, tapi hari ini ia hanya ingin berolahraga sendiri.
Kaki Deandra mulai pegal setelah mengitari komplek rumah nya yang lumayan luas, ia berhenti di taman yang ramai oleh orang komplek rumah nya. Mencari tempat duduk yang kosong untuk ia duduki, dan akhirnnya ia menemui tempat duduk yang kosong di taman itu.
Deandra mengelap keringat yang bercucuran di sekitar wajah serta leher nya. Deandra baru ingat. ia lupa membawa air minum, ia mendengus kesal. Deandra lelah jika ia harus membeli air minum di warung, ia sudah lelah berjalan bahkan ia bangun dari tempat duduk ini pun sangat malas. Di komplek ini memang jarang sekali ada pedagang, paling-paling hanya satu atau dua pedagang yang lewat, itu pun jarang. Sambil mengipas wajah nya menggunakan handuk yang ia bawa, ia melihat lihat taman disini siapa tau ia melihat cowok ganteng lewat.
Deandra merasa pipi nya terasa dingin Deandra melirik tempat di samping nya yang sebelum nya kosong dan sekarang sudah di duduki oleh cowok yang ternyata cowok itulah yang menempeli air minum botolan di pipi Deandra.
"Minum." Cowok berperawakan jangkung tinggi dan tampan itu tiba-tiba memberi Deandra air mineral.
Deandra berfikir apa ia harus menerima air mineral yang sangat menyegarkan dari orang asing ini? Tapi ia takut di rac— biar deh, kapan lagi coba di kasih air minum sama cowok ganteng. Deandra dengan gesit mengambil air mineral yang di sodorkan oleh cowok itu dan berusaha membuka tutup botol nya. Deandra dengan sekuat tenaga membuka tutup botol itu– tidak bisa. Deandra melirik cowok tadi yang berada disamping nya, cowok itu sedari tadi hanya memperhatikan nya dan tidak ada niat untuk membantu nya membuka botol ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dee
Teen Fiction#1st Teen Fiction Tentang takdir yang tidak bisa dirubah. Kisah rumit anak remaja. Semuanya tentang waktu, perasaan yang hadir di dalam nya tidak bisa mereka ubah, bimbang antara harus pergi atau tetap melengkapi.