F.I.V.E
✨
"Apa maksudmu." Suara tegas dengan kemurkaan milik Deimos memenuhi aula megah milik kerajaan Andels. Semua orang menatap takut terhadap pangeran. Mereka hanya harap-harap cemas dan berdoa semoga masih bisa membuka mata besok pagi. Berharap tidak jadi korban kemurkaan sang pangeran.
"Ampuni saya yang mulia raja dan pangeran. Saya hanya mendapat informasi ini dari beberapa pedagang di kota yang membicarakan tentang pembayaran pajak yang melonjak tinggi." jawab salah satu mata-mata rahasia milik kerjaan andels.
Kelompok mata-mata ini di buat oleh Deimos dan ayahnya untuk mengamati keadaan di sekitar kerajaan. Bahkan beberapa diantaranya ditugaskan di kerajaan lain. Kelompok ini bersifat rahasia yang beranggotakan 10 orang di setiap kerajaan tempat mereka di tugaskan. Kalau di jumlahkan semuanya berjumlah sekitar 70 orang dan berada dalam naungan pangeran langsung.
Jadi kalau ada penghianatan, akan langsung ditindak oleh pangeran. Walaupun sebenarnya kemungkinan kecil sih, mengingat mereka orang terpilih dan kepercayaan milik pangeran.
Deimos menghela nafasnya sejenak lalu berdecak pelan, "Ck, kita sudahi saja untuk saat ini. Panggilkan seluruh petinggi istana, aku ingin rapat dadakan sekarang!"
10 orang itu mulai mengerjakan perintah sang pangeran dan kembali kepada penyamaran mereka masing-masing. Beberapa orang mulai menjadi prajurit dan sisanya kembali menjadi penduduk biasa.
"Bagaimana menurutmu ayah?" Deimos bertanya saat aula sudah sepi hingga tinggal mereka berdua dalam ruangan luas dan megah tersebut.
"Ayah rasa kau harus mulai menyelidikinya mulai dari sekarang, sebelum hari penobatanmu sebagai raja."
"Apa ayah yakin? Maksudku, ayah masih baik-baik saja untuk memerintah kerajaan ini. Jadi untuk apa aku naik tahta cepat-cepat." protes Deimos saat melihat ayahnya tersenyum kecil seraya mengejeknya.
Sebenarnya Deimos tidak suka menjadi raja dengan beberapa penjilat dibelakangnya. Ia lebih menghargai pengawal biasa namun tulus dari pada petinggi istana yang kaya namun menusuknya dari belakang.
Untuk itu, saat nanti ia menjadi raja. Deimos akan mengubah beberapa sistem pemerintahan kerajaannya dan beberapa orang yang bekerja di belakangnya.
"Ayah rasa ini sudah waktunya. Ayah hanya ingin menikmati masa tua dengan tenang tanpa harus berkutat di belakang meja dengan surat perjanjian kerajaan lain di depannya." ucapanya di akhiri kalimat gerutuan dibelakangnya seraya tertawa kecil melihat wajah putranya.
"Akupun malas sebenarnya," gumam Deimos yang masih bisa didengar oleh ayahnya yang semakin tertawa geli.
✨
"Aku harus pergi,"
"Kenapa tiba-tiba?" Tanya Anna dibalik selimut sambil menatap Dave yang sedang sibuk mengenakan pakaian panglima kerajaannya kembali.
"Sepertinya ada sedikit masalah, jadi pangeran mengadakan pertemuan dadakan." jelasnya membuat wanita itu mencebikkan bibirnya kesal.
Dave selalu saja mementingkan pekerjaanya. Apa hanya dengan tidak bekerja selama 30 menit dapat membuat kerajaan ini hancur di serang musuh?, Pikirnya.
"Ada benar dan tidaknya." Anna terkejut saat mendengar ucapan Dave. Pria itu berbalik lalu menatap wajah wanitanya itu dengan intens membuat Anna mengeratkan selimut yang menutupi tubuh polosnya.
"Apa maksudmu?"
"Tentang pikiranmu, mungkin dalam 30 detik lebih tepatnya. Kerajaan ini bisa rata dengan tanah, tapi bukan dengan musuh." jelasnya membuat Anna terbelalak kaget, secepat itu kah?
KAMU SEDANG MEMBACA
Master Of The Darkness (END) #Book 1
FantasíaWARNING: SHORT STORY (S1- Master of The Darkness) Kerajaan andels yang mempunyai seorang pangeran berwajah malaikat namun berhati iblis yang sering disebut PENGUASA KEGELAPAN Kemurkaan dan kebencian mendominasi kerajaan tersebut dan berhasil menjeb...