Tepat ketika Mort menjatuhkan api seseorang mendorongnya dengan sangat keras, membuatnya terjengkang dan ambruk seketika. Matanya yang diliputi kemarahan bergerak liar mencari orang yang menjadi dalang dibalik kegagalannya.Mort mendesis saat melihat penolong Vieerynn yang sekarang sedang memadamkan api yang baru saja menyala. Tanpa melihatnya Mort sudah tahu siapa orangnya.
"Waw, kau benar-benar tepat pada waktunya."
Mendengar suara dibelakangnya Carl berbalik. Wajahnya menampilkan kemarahan yang nyata tidak ada senyum hanya mata hitam segelap malam yang menatap Mort penuh kebencian.
"Aku akan membunuhmu." desis Carl nyaris tanpa emosi. Tenang, terlalu tenang membuat Mort mau tidak mau sedikit memundurkan langkah.
"Ann, Ken bawa bajingan itu kesini." gumam Carl pelan tanpa menatap keduanya. Matanya tidak pernah meninggalkan Vieerynn yang sekarang tergeletak dengan tubuh mengenaskan. Seluruh tubuhnya dipenuhi luka sayatan kecil-akibat terkena garam membuat keadaannya semakin menyedihkan. Gaunnya robek dibeberapa bagian karena luka sayatan ditubuhnya. Carl hampir saja membunuh Mort jika dia tidak tahu kalau Vieerynn lebih memerlukannya sekarang.
Carl menunduk dan meletakkan kepala Vieerynn dilengannya. Ia hampir tidak mempercayai penglihatannya saat melihat tubuh Vieerynn. Dadanya sesak seolah ada beban menghimpit yang membuatnya kesulitan bernafas. Semua harus diakhiri, batin Carl penuh tekad. Vieerynn berhak bahagia.
Carl menatap sedih Vieerynn yang sekarang berwujud ular kehijauan. Carl bisa merasakan betapa lemahnya Vieerynn hingga dia bahkan tidak bisa mengendalikan dirinya.
"Ann." panggil Carl tenang tanpa mengalihkan pandangannya dari Vieerynn.
"Pergilah aku akan menjaga Vieerynn." gumam Ann sebelum Carl mengatakan apapun.
Carl mengangguk tidak kentara. Sesaat ragu, namun Carl akhirnya menunduk dan mendaratkan ciuman tepat dikening Vieerynn yang sekarang kembali kewujud manusianya. Air matanya menetes tanpa sanggup ditahannya.
"Kau harus bertahan." bisik Carl lembut dan mengusap kepala Vieerynn. Carl berjalan tanpa menoleh kebelakang lagi.
Anne menatap sedih pada tubuh Vieerynn yang sekarang kembali kewujud ularnya. Apa sangat sakit?, isak Anne tidak tahan melihat keadaan Vieerynn. Dia duduk dan membelai Vieerynn yang kembali kewujud manusianya.
Bug
Carl menerjang penuh emosi laki-laki yang sebelumnya diawasi Ken.
"Licik. Kalian memanfaatkan manusia bodoh ini untuk mengintai Vieerynn." desis Carl dingin.
Rose hanya tersenyum dan berjalan menuju singgasananya. Meninggalkan tubuh Christian yang sekarang terbaring lemah. Mort berjalan mendekati Rose dan berdiri didepannya.
Christian membuka paksa matanya ingin melihat keadaan Vieerynn. Namun yang terjadi selanjutnya sungguh mengerikan hingga Christian tidak mempercayai penglihatannya sendiri.
"Kakak?" bisiknya tidak percaya.
Rose yang mendengar ucapan Christian tertawa keras. Gaungannya memecahkan malam membuat siapapun yang mendengarnya akan mundur karena ngeri.
"Oh, aku lupa mengatakannya. Apa Vieerynn tidak pernah bercerita kalau ada yang menaruh garam dihari pertamanya bekerja? Apa dia juga tidak bercerita tentang lukisan ular yang ada dikantornya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
Fantasy(Revisi) Semua berubah di ulang tahunnya yang ke-21. Kehidupan yang selama ini dia anggap tak pernah ada ternyata merupakan bagian dari dirinya. Takdir memilihnya, dan dia harus membuat keputusan. Pria yang dia cintai atau kehidupan dimana takdir me...