Wendy POV
Mendengar hal itu , jujur tak bisa apa- apa. Kata tak bisa keluar dari bibirku, hanya ragu dan cemas yang ada.
Seperti drama, itu yang aku rasakan. Kami berbeda, aku dan dia. Tak ada jalan untuk bersama. Jika ada, hanya untuk kesenangan sesaat karena kita tau pada akhirnya semua akan usai.
Aku melihatnya yang kini sudah beranjak dari tempat tidur. Ia tersenyum menatapku, mengusap bagian atas kepalaku. Pergi begitu saja.
Bingung. Iya, seperti itu. Aku tak mahir akan cinta, sama sekali tak berpengalaman. Dungu, seperti itu.
Ia telah menyatakan perasaannya, sedangkan aku belum berkata apa- apa. Mungkin tingkatan hubungan kami sudah naik satu tangga? Atau bagaimana? Aku tak bisa mengartikannya.
Jujur, ingin rasanya berkata "iya." tapi pikiran berkata jangan. Aku tau jika kami melanjutkannya semua akan sia- sia pada akhir karena meninggalkan adalah keputusan yang pasti. Jika memang begitu, mengapa harus aku ungkapkan? Aku memilih diam.
Bukan bermaksud egois karena tak ingin sakit hati, tapi untuk apa menjalankan demi akhir yang sudah ditebak akan gagal. Lebih baik menghindarinya daripada harus sakit karenanya.
Banyak yang tak aku mengerti tentang nya. Termasuk menjaga ku malam tadi, menjaga untuk apa? Apa ada sesuatu yang buruk?
Lalu kenapa dia menangis seperti itu? Apa ada yang salah? Ada apa dengan nya? Tak biasanya sikapnya seperti itu.
Author POV
Taehyun kembali ke istananya, kembali ke tempat nya. Ia duduk di ruang tamu sembari meminum darah seperti biasanya.
"Aku mencarinya seharian. Dimana dia?" Chanyeol datang, dengan sedikit kemarahan ia bertanya pada Taehyun.
Ini yang Taehyun khawatirkan. Chanyeol pasti akan mencari anak itu. Sudah bisa ditebak dengan mudah.
"Aku tidak tau dia ada dimana."
Bohong itu diperlukan, walau kadang sulit melakukannya karena diperlukan acting yang cerdas. Dan susah dibasmi, karena jika sekali nya berbohong maka akan melahirkan kebohongan- kebohongan berikutnya.
Taehyun tau itu, tapi ia tetap memilih untuk melakukannya. Jika bukan Wendy orangnya, pasti ia sudah berkata jujur."Aku benar- benar tak akan tinggal diam jika kau menyembunyikannya.." Ucap Chanyeol sebelum dirinya meninggalkan istana Taehyun.
"Lakukan sesuka mu jika sudah menemukannya."
Taehyun POV
Itu bukan lagi alasan, aku mengatakannya dengan penuh kejujuran. Bodohnya aku baru sadar.
Aku baru sadar jika semua alasan ku selama ini hanya pendustaan akan perasaan ku sendiri. Penyangkalan akan rasa yang sudah tumbuh, kurasa itu yang ku lakukan selama ini.
Aku tak ingin ia pergi meninggalkanku seperti Seulgi. Aku ingin dia tetap disampingku. Walaupun aku tau rasanya tak mungkin.
Seulgi dan Aku, kisah cinta yang ku kira akan abadi. Kami sama, saling cinta, dan kami immortal. Seperti tak ada yang dapat memisahkan, tapi nyatanya tidak. Maut yang dikira tidak akan datang justru menjadi alasan utama.
Wendy dan aku, kami berbeda. Tak mungkin bersatu, jika memang mungkin akhir dari kisah inu sudah tergambar di kepala kami masing- masing.
Pengakuan cinta seharusnya bahagia, tak sesedih yang kulakukan. Kenapa aku begitu? Karena aku tau akhirnya akan sia- sia.
Di dunia manusia ada hukum. Hukun adalah sesuatu yang tak seharusnya dilanggar. Sama seperti dunia ku, ada hukum yang dianut. Sanksi berupa imbalan akibat pelanggaran, ditempatku pun sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lonely
Fantasy[#365 dalam Fantasy - 1 Februari 2017 ] [#391 dalam Fantasy - 31 Januari 2017] Nam Taehyun vampir yang percaya bahwa cinta adalah abadi. Tapi semua berubah saat Wendy datang du kehidupannya. Sebuah cerita cinta di atas penderitaan yang mempertemukan...