Dia Lagi...

9 0 0
                                    

Setelah kontak mata antara dirinya dan Alvaro tadi, membuat bulu kuduk Fika meremang ngeri.

Jessy yang melihat tingkah aneh sahabatnya itu malah terus bengong, tanpa niatan untuk menanyakan hal aneh yang membuatnya datang telat menemuinya pagi tadi di Kantin.

Melihat Fika yang semakin aneh membuat Jessy gemas dan penasaran.

"Lo gak pa-pa Fik??" tanya jessy menepuk bahu sahabatnya itu.

"Ha....Gu....Gue, Gue gak pa-pa koq!! Beneran suwerr gue sehat wal afiat koq" Fika malah menambah rasa penasaran Jessy karena tingkah konyolnya.

Fika akhirnya mengalihkan pandangannya pada sebuah buku tebal sampul putih berjudul "sejarah" itu. Dengan malas ia akhirnya memaksakan tangannya membuka lembaran demi lembaran buku itu tanpa tahu sedikitpun isinya.

Pikirannya saat ini benar-benar dipenuhi oleh hal-hal kotor....sangat kotor!!

Kayaknya gue harus cuci otak dehh, lama-lama gue bisa jadi gila kalo kayak gini! Gumamnya dengan suara desahan berat yang sontak membuat jessy menoleh lagi.

"Lo tuh kenapa sih? Aneh banget dari tadi pagi....Lo beneran gak pa-pa tuh?" tanya Jessy mulai khawatir, melihat wajah Fika mulai pucat tanpa sebab.

"Yah....yah.... Untuk saat ini gue baik-baik aja Jes, tapi mungkin nanti gue bakalan bener-bener lenyap" ucap Fika mulai ngawur sambil meneguk ludahnya, masih terngiang di kepalanya ancama Alvaro si manusia iblis itu.

"Buset....lo ngapa dah??Lo PMS apa lo bener-bener gila Fik??!" ucap Jessy dengan soara toa nya membuat seisi kelas berbalik kearah mereka dengan tatapan nyelekit, biasa aja dong natapnya awas tuh mata lo entar jatooh.

Seisi kelas XI.IPA 3 menyibukkan diri dengan belajar sendiri, berhubung guru yang saat itu mengajar sedang sakit. Sedangkan Fika hanya terus mengutuk dirinya tak jelas, sambil mengantukkan kepalanya berulang kali di tembok.

Jessy yang menyadari hal itu hanya bisa pasrah, begitulah kelakuan Fika terkadang dia sangat menggemaskan, lucu, dan ceria. Terkadang juga terlihat sangat melow, galau, bahkan kalo overdosis gilanya bakal kumat.

~~~~~~~~~~

Ruang seni yang akhirnya menjadi tempat pelarian Fika saat ini, berhubung waktu istirahat sangaaaaaat panjang dikarenakan setelah istirahat akan dilaksanakan rapat Guru untuk persiapan Pekan olahraga sekolah.

Sedangkan Jessy, ia meninggalkanya yang sedang rapat di klub atletik. Tak ingin berlama-lama akhirnya Fika memutuskan untuk kabur dan menuju ke sini, satu-satunya ruangan tenang diantara ruangan lain. Tetapi lama-lama memacu adrenalin juga, karena di ruangan itu sangat gelap tanpa penerangan.

Fika tak bisa menemukan saklarnya dalam gelap. Alhasil ia pun duduk didekat jendela sambil membaca Novel yang dipinjamkan Jessy kepadanya.

Ceklek.....

Fika terbangkit dari duduknya dan menutup matanya dengan rapat. Semoga itu bukan orang jahat, gue belum mau mati ya tuhan, biarin gue punya pacar dulu....piss

Karena merasa terancam akhirnya Fika mengambil langkah nekad dengan berteriak minta tolong.

"Tol....." baru saja ingin berteriak, mulutnya langsung dibekap erat oleh tangan seseorang.

Ini tangan cowok, bener....ini tangan cowok, tangannya besar dan kekar. Truss dia siapa?? Apa dia pengen merkosa gue!!! Anjirr gak mungkin-ini gak mungkin terjadi, gak boleh

Pikiran Fika akhirnya menjurus kemana-mana, setelah akhirnya si pemilik tangan melepaskan tangannya dari mulut Fika.

"Sorry...."

Suara itu.....

Satu detik

Dua detik

Tiga detik

Suara itu seperti tak asing ditelinganya, ia baru saja mendengar suara itu pagi ini. Suara berat dan menakutkan itu!!

Itu suara si Malaikat Maut!! Oh my God pasti gue lagi halusinasi gue pasti banyak mikirin hal tadi pagi.

Setelah mendongakkan kepalanya, ia akhirnya kaget dan hampir saja jatuh terkulai kalau bukan Alvaro yang menahan postur tubuhnya saat itu, dia bisa saja terjatuh.

"Gak usah se-kaget itu juga kali, gue gak makan orang koq. Btw.... Lo terkejut gak kalo sebenarnya ini pertemuan kedua kita"

Sejak kapan ada embel-embel kita diantara manusia datar ini dengan Fika. Aduh udah soak banget nih bocah.

"Gak nyangka juga tuh" ucap Fika berusaha santai, walau sebenarnya daritadi napasnya naik-turun tak stabil.

"Kalo boleh kepo, lo lagi ngapain di tempat gelap, sepi kek gini?" Tanyanya menatap sekeliling sebelum akhirnya mengakhiri pandangannya tepat di kedua bola mata Fika.

Membuat Fika tersentak dan grogi "Gue....gue gak lagi ngapa-ngapain sih, cuman nyari ketenangan aja".

"Lo sendiri?? Munculnya tiba-tiba kayak siluman" Fika mulai beradaptasi dengan sikap Alvaro yang dingin itu.

"Gue kabur dari rapat OSIS yang ngebosenin itu, yakalii gue cuman mesti duduk gak jelas udah kayak nungguin emak gue belanja" ucapnya membuat Fika tertawa renyah diapit dua lesung pipit indahnya.

Dia tak menyangka wanita ini ternyata bisa tertawa juga, padahal ia hanya menampakkan wajah anehnya saat menatap wajah Alvaro.

"Lo ternyata bisa nge-lucu juga ya, gue kirain lo manusia yang gak bakalan pernah bikin orang tertawa, tapi buktinya lo berhasil bikin gue ketawa garing kayak tadi"

Fika mulai melupakan sikap Alvaro yang tadinya dingin, kini ia melihat sisi Alvaro yang lain. Sisi Alvaro yang mungkin nantinya akan membuat Fika tersenyum terus-menerus setiap saat.

~~~~~~~~~~

Ini agak pendekan gak pa-pa yeth.... Ngebosenin kagak??
Budayakan Vote+Comment+Saran oce!!

Oke bhay XOXO.....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 16, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Last LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang