Gloomy London

255 30 2
                                    



Pemuda itu berjalan sembari merapatkan mantel tebalnya. Satu gelas kopi di tangannya seperti tidak dapat meredam suhu dingin di jalanan kota London.

Ia berjalan cepat menuju apartement yang kini berjarak kurang lebih lima ratus meter dari tempatnya ingin menyeberang jalan.

Suhu memang semakin menurun dan sebentar lagi akan turun salju. Wajar saja bila gigi gerahamnya sedikit gemetar.

Setelah melewati jalanan yang cukup sibuk, pemuda itu memasuki apartement-nya sembari menghela napas lega.

"Akhirnya..."

Dirinya habis mengikuti jadwal kuliah terakhir hari ini.

"Kenapa lama sekali pulangnya?"

Pemuda itu terperanjat karena terkejut. Tiba-tiba ada seorang wanita berambut blonde sebahu berdiri sambil bertolak pinggang di dekat ruang TV.

"Heechul noona?"

Wanita itu menggelengkan kepalanya.

"Bagaimana noona bisa masuk?"

"Kau sangat mudah di tebak. Password pintu apartement-mu adalah tanggal lahir Kim Ryeo Wook."

DEG!

Mendengar nama itu, napasnya jadi tertahan. Selama ini ia berusaha untuk mengubur nama tersebut dalam-dalam. Tapi, memang kebodohannya menggunakan tanggal lahir gadis itu.

"Tolong jangan sebut nama itu disini."

Kepalanya tertunduk sambil berjalan kearah kamar utama. Ia menutup pintunya untuk berganti baju sejenak.

"Salah sendiri! Kenapa memasang tanggal lahir Ryeowook. Lagipula, kenapa kau masih terpuruk karena masalah itu?" Heechul bertanya sambil mengeraskan suaranya.

"Kepergianmu itu tidak menyelesaikan masalah Kyu. Tiga tahun lalu kau begitu gegabah. Aku sudah memeringatkanmu."

Cklek.

Pintu kamar itu terbuka dan menampilkan Kyuhyun sudah berbalut pakaian santai. Tanpa aba-aba Heechul masuk.

"Sedikit aku dapat mengerti apa yang kau rasakan. Tapi, aku ingin menyalahkan etikamu!" Ujar wanita itu kesal. "Semenjak perpindahanmu ke sini, Ryeowook tidak pernah absen menanyakan kabarmu padaku."

Wajah Kyuhyun jadi memelas karena mengingat gadis yang di sayanginya.

"Aku hanya dapat menjawab pertanyaannya setelah mendengar kabarmu dari Paman atau Bibi. Jahat sekali, bahkan kau hanya mengirimiku ucapan selamat di setiap hari raya tanpa embel-embel yang jelas."

Ada beribu alasan mengapa Kyuhyun enggan mengabarkan kabarnya kecuali kepada Ayah dan Ibunya.

"Noona kesini hanya untuk mengingatkan aku masalah itu?"

Heechul gemas dan menghampiri sepupunya yang semakin memelas.

"Bukan begitu... Aku kesini untuk menjenguk kok. Sekalian juga ada project pemotretan dan runaway terbaru."

Kyuhyun terhenti pada sofa ruang TV. Pandangan mata pemuda itu melemah. Ia hanya menatap vas bunga di tengah meja kaca besar tersebut.

"Kau tenang saja, aku akan tinggal di apartement lamaku." Kata Heechul.

"Aku tidak bermaksud mengusir." Kyuhyun menggerutu.

Heechul mendecak sebal. "Habisnya nada bicaramu seperti tidak menginginkan aku tinggal disini."

"Terserah padamu noona." Kyuhyun menghela napas panjang.

***

Ryeowook menapakkan kakinya diatas gunungan kecil salju. Dirinya sedang menunggu Yesung mengambil uang dari mesin ATM.

The ChoiceWhere stories live. Discover now