Chapta 7

91 18 6
                                    

Jangan lupa vote yha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote yha..
.
.
Setelah melalui perjalanan yang lumayan jauh, tepat jam setengah tujuh malam, akhirnya mobil yang dikendarai Farell berhenti di halaman yang terbilang sangat luas.

Farell dan Nalea kemudian turun dari mobil bersamaan dan terlihat rumah mewah yang cukup besar untuk ukuran tiga orang yang berada didalamnya, yaitu Farell dan orangtuanya.

Setelah mengunci mobil, Farell langsung berjalan menyusul Nalea yang sudah lima langkah didepannya. Pintu depan terbuka begitu saja, seakan menunggu kedatangan mereka berdua.

Begitu mendengar suara langkah kaki, semua orang yang sedang asik bercengkrama, memberhentikan obrolan mereka dan menatap dua orang yang sedang tersenyum didepan mereka saat ini.

Nalea berjalan ke sofa dimana orang tua Farell duduk. Nalea memeluk mereka dan kemudian kembali ke tempat Ia berdiri sebelumnya. Begitu juga dengan Farell yang memeluk dan menyapa orangtua Nalea.

Orangtua mereka memang sudah lama saling mengenal, karena Ibunda Nalea dan Farell bersahabat dari SMA dan kebetulan mereka bekerja di Perusahaan yang sama yang dipimpin oleh Ayah Farell.

"Akhirnyaa..kok kalian lama banget,sih? Kita kira kalian kabur,lho," ucap Mala-Ibunda Nalea-setelah Farell dan Nalea duduk di sofa.

"tadi bensinnya nge-drop,tan. Jadi, mampir ngisi dulu dan kebetulan pom bensinnya lagi rame aja," jelas Farell seraya membenarkan posisi duduknya.

"ooh.." ucap Ibunda Nalea dan Ibunda Farell bersamaan.

Karena tidak ada sofa single lagi, akhirnya Nalea terpaksa harus duduk bersebelahan disebelah kanan Farell. Walaupun Ia masih kesal dengan kejadian di mobil tadi, tapi tak bisa dipungkiri bahwa Ia sangat senang bisa duduk sedekat ini dengan Farell.

Orangtua Farell dan orangtua Nalea duduk berhadapan dengan dibatasi oleh meja kaca. Sedangkan disofa sebelah kiri, Zivanka duduk manis dengan raut wajah bosan. Nalea terkekeh pelan melihat kakaknya menatap sinis kearahnya. Ia yakin, bahwa daritadi Zivanka hanya menjadi kambing congek yang tidak tau harus berbuat apa, selain duduk manis mendengarkan celotehan para orangtua.

"wah, Nalea tambah cantik aja,ya," puji Tiara-Ibunda Farell.
Dipuji seperti itu, Nalea tersenyum. "makasih tante."

Setelah mengatakan itu, kedua orangtua Farell dan Nalea tersenyum, kemudian mereka terlihat seperti kembali membicarakan sesuatu yang sempat tertunda oleh kedatangan Nalea dan Farell barusan.

Tiba-tiba, Nalea terlonjak kaget, karena Zivanka meniup telinganya. Entah sejak kapan, dia sudah berada disamping Nalea dan duduk dipegangan sofa yang ada disisi kanan Nalea dengan senyum cengengesannya.

"gila anjir kaget gue, apaansih?" umpat Nalea pelan, karena keisengan kakaknya tersebut, seraya mengusap-usap telinga kanannya.

Zivanka menunduk. Mensejajarkan mulutnya dengan telinga Nalea, kemudian membisikkan sesuatu.

Feelings FadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang