1

5.3K 277 12
                                    

Ding dong, ding dong

Bel sekolah berbunyi tanda waktu istirahat dimulai, guru-guru membereskan meja dan semua siswa siswi dari Konoha High school berhambur menuju kantin setelah guru dari kelas mereka keluar.

"Sasuke!" Hinata berlari mengejar seorang pemuda jangkung bertubuh ramping yang berjalan keluar lebih dulu menuju kantin.

"Hinata? Ada apa? Kau tidak perlu berlari" Sasuke menatap Hinata yang ngos-ngosan karena mengejar dari dalam kelas tadi.

"Kau mau istirahat kan?"

"Hn, kenapa?"

"Aku bawa bekal, kita makan bersama ya?" Hinata menarik-narik gakuran yang dikenakan Sasuke. Sasuke masih diam.

"Ayolah Sasuke, cicipi masakan ku."

"Baiklah." Keduanya lalu pergi ketaman dan tidak jadi pergi kekantin, duduk dibawah rindangnya pohon dan Sasuke meminum teh hijau yang dibelinya dari mesin minuman otomatis. Hinata tersenyum menatap Sasuke dan membuka kotak makannya.

"Aku suapi ya? Aaa." Sasuke memundurkan kepalanya.

"Aku bisa sendiri."

"Sasuke! Biar aku suapi ya?" Sasuke menggeleng dan mengambil sumpit ditangan Hinata, ia menyuapi telur gulung sendiri ke mulutnya. Hinata cemberut. Sasuke tersenyum dan mengelus rambutnya lalu menyuapkan sepotong sushi ke mulut Hinata. Ya keduanya memang sangat dekat sebagai sahabat. Orang-orang yang tidak tau pasti mengira mereka berpacaran. Asik-asiknya saling suap tiba-tiba sosok pengganggu datang merebut suapan Hinata untuk Sasuke.

"Kak Naruto!" Hinata memukul kepala Naruto dan menendangnya menjauh. Sasuke terkejut dan melihat Naruto dengan tatapan khawatir, tapi justru Naruto tidak membalas tatapan Sasuke.

"Aishh! Hinata, kenapa kau menendangku? Lagian kau juga curang, hanya membuatkan bekal untuk Sasuke." Naruto mengomel sambil mengunyah potongan sushi yang dicurinya.

"Kan kau bisa minta buatkan pada ibu."

"Kau cukup pintar memasak." Naruto mengambil lagi potongan sushinya.

"Naruto! Nanti habis tau!" Hinata menyembunyikan kotak bekalnya, Sasuke yang melihat perdebatan antara kakak adik ini tersenyum dan sesekali tertawa. Ya, sebenarnya ia senang Naruto datang. Senpai yang disukainya sekaligus kakak dari Hinata sahabat kecilnya.

"Umh sana kau pergi, jangan ganggu aku makan." Hinata mengusir-ngusir Naruto seperti mengusir serangga.

"Ah, jadi begitu. Seberapa hebatnya Sasuke ini sampai membuatmu mengusir kakak mu?" Naruto menatap Sasuke lekat, yang ditatap salah tingkah.

"Dia luar biasa, sangat jauh darimu yang taunya hanya wanita." Hinata menatap Naruto tidak suka.

"Hinata!" Naruto tampak marah, lalu ditahan oleh Sasuke.

"Sudah cukup, kalian berhenti bertengkar, Hinata kita makan bertiga saja." Sasuke dengan tenangnya menengahi pertengkaran keduanya.

"Tapi kan?" Hinata menatap Sasuke dengan bibir cemberut, Sasuke hanya tersenyum. Hinata blushing. Ia lalu menatap Naruto yang menyeringai.

"Suapi aku potongan besar." Naruto membuka mulut dan Hinata dengan terpaksa menyuapi Naruto.

"Makan ini!" Emosi Hinata.

"Wah, kalian disini ternyata." Teman-teman Naruto datang dan ikut nimbrung.

"Wah, Hinata? Kau memasak ya? Boleh kami cicipin?" Kiba duduk di hadapan Hinata disamping Naruto. Hinata menggeleng.

"Ini untuk Sasuke." Hinata duduk semakin mendekat pada sosok yang diam sambil menikmati teh hijau kalengannya. Kiba cemberut.

"Humhh, kau beruntung sekali Sasuke. Kenapa tidak jadian saja?" Neji duduk di dekat situ dan rebahan dipaha Gaara.

Bloody Body (END - Proses Editing) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang