4

2.5K 222 27
                                    

Naruto berdiri di gerbang sekolah swasta khusus pria, sepulangnya ia dari sekolah, ia mempir kesini untuk melihat yang mana itu Sai.

"Kau tau Sai yang mana?" Tanya Naruto pada salah seorang siswa yang pertama kali keluar dari gerbang, orang itu diam, ia kebingungan tapi langsung berbalik, matanya mencari-cari. Tidak lama tangannya mengacung menunjuk pemuda yang berjalan bersama seorang temannya.

"Itu, yang berambut hitam berkulit pucat." Naruto menatap diam pemuda itu, sekilas jika dilihat ia mirip dengan Sasuke, tapi dia berkulit pucat dan senyumannya sungguh palsu.

"Terima kasih." Pemuda tadi langsung berlalu, Naruto memperhatikan Sai yang berjalan kaki. Sai tampak berpisah dengan teman-temannya pulang menuju rumahnya.

Sendirian menaiki bis, Naruto mengikuti Sai dalam diam. Naruto sengaja tidak membawa motornya saat membuntuti Sai.

"Ya, Hinata?" Sai mengangkat telpon dari ponselnya, Naruto mendengarkan dengan seksama.

"Kau mau bertemu? Malam ini? Baiklah nanti malam kujemput, bye."
Sai mengakhiri pembicaraan mereka dan kembali bersandar. Naruto mengerutkan kening, Hinata mau apa bertemu dengan pemuda ini? Saat pemuda itu turun, Naruto ikut turun lewat pintu yang lain, Sai bertatapan dengan Naruto sesaat setelah ia turun, tapi ia tidak mengenal Naruto jadi Sai berjalan melawati Naruto melanjutkan perjalanannya dengan cuek.

Ia masuk ke sebuah apartemen mewah dipusat kota. Naruto berhenti mengikutinya membaca nama gedungnya dan merekam dalam ingatan, lalu melanjutkan perjalanannya pulang kerumah. Ia pikir ia harus tau lebih dulu kenapa Hinata mau bertemu Sai. Bersyukurlah setidaknya hari ini nyawamu masih lebih panjang Sai.

.
.
.

Disini, Naruto duduk didalam mobil Shikamaru, ia menghubungi Neji tapi tidak dijawab. Disaat penting begini malah si rambut barbie itu tidak menjawab panggilannya. Beruntung Shikamaru menjawab telponnya, kalau tidak besok pagi habislah teman-temannya itu kena omelan si blonde.

Naruto menatap kearah adiknya yang duduk berduaan dengan Sai didalam mobil, tampak Hinata yang menangis dan Sai yang berekspresi kaget.

"Apa yang kira-kira dibicarakan mereka?" Naruto terus menatap lekat kearah depan. Ia sangat posesif pada adik kesayangannya.

"Entahlah.. ku pikir Hinata memberitau Sai perihal kehamilannya." Shikamaru menghisap rokoknya dalam diam.

"Menurutmu apa yang harus kulakukan pada anak itu?"

"Biarkan dia, kuyakin ia bertanggung jawab untuk kehamilan Hinata."

"Jika dia menolak kupastikan ia mati ditanganku."

"Oy, Naruto. Bisakah kau menahan perasaan kejammu itu? Kau berkata seolah membunuh nyawa manusia itu semudah membunuh ayam."

"Itu memang mudah Shika, kau sudah pernah melihatnya kan?"

"Aku tidak berharap melihatnya lagi, dasar psycho." Lirih Shikamaru sambil membakar batangan rokok yang baru lagi.

"Kau bilang apa?" Tatapan tajam diberikan pada sosok disampingnya. Shikamaru diam.

"Aku tidak katakan apapun."

Tidak lama mobil Sai pergi, Naruto ikut menjalankan mobilnya mengikuti kemana mobil Sai pergi. Ternyata Sai mengantar Hinata pulang, Sai memeluk Hinata dan mengusap airmatanya.

"Dia memperlakukan adikku dengan baik. Kurasa aku akan maafkannya."

"Baguslah kalau begitu, kau mau langsung pulang?"

"Ya, terima kasih Shika, untuk Neji ingatkan aku bawa gunting untuk menghabisi rambut barbienya. Pasti ia sibuk bersama wanita sampai tidak menjawab telponku."

Bloody Body (END - Proses Editing) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang