5

2.4K 233 24
                                    

Malam menjelang, Kiba masih bolak balik dikamarnya, ia tidak bisa menutup matanya karena kejadian hari ini.

"Berhenti membayangiku Sasuke!" Kiba melempar cermin yang menampilkan wajahnya sendiri. Ia duduk dan meremas rambutnya, memorinya memutar saat kejadian lebih dari seminggu yang lalu.

Ia memang tidak melakukan apapun, tapi ia ikut menahan gerakan Sasuke yang meronta saat dilecehkan. Ekspresi kesakitan dan juga terluka ia bisa mengingatnya dengan jelas. Mata sayu karena lelah menangis juga lelah berjuang melepaskan diri yang ditampilkan Sasuke masih melekat diingatnya seperti baru kemarin kejadiannya. Ia menyesal, andai ia bisa menghentikan teman-temannya maka semuanya tidak akan begini, Kiba langsung beranjak memakai jaketnya, ia sudah bertekat bulat untuk melapor kepolisi tapi ia terkejut saat keluar rumah ia melihat sosok bertudung hitam menghalangi langkahnya.

"Kau mau kemana?"

"Naruto?"

"Kekantor polisikah?"

"Y-ya. Aku akan mengakhiri ini semua. Agar kita semua bisa tenang. Tidakkah kau merasa bersalah Naruto?"

"Biar kuantar kau kesana."

"Ka-kau juga tidak ingin dihantui olehnya kan? bagus, ayo kita pergi ke kantor polisi sekarang." Naruto hanya diam, ia naik ke motornya diikuti Kiba yang menyusul naik di belakang dan mereka pergi dari sana. Setelah diam cukup lama Kiba buka suara.

"Naruto, kau kenapa bisa tau aku mau kekantor polisi?"

"Aku sudah menunggumu diluar sejak tadi." Kiba terkesiap, ia mulai merasakan perasaan tidak enak.

"A-apa? Sejak kapan?" Tidak ada jawaban justru motor ducati Naruto berhenti dijalan sepi yang jarang dilalui kendaraan, ia dan Kiba turun dari motor. Naruto melangkah mendekati Kiba dan memeluknya sambil berbisik.

"Kau pikir aku akan diam saja kau membongkar kejahatanku?"

"Naruto, k-kau.. Ukhh." Kiba memegangi perutnya yang teriris, darah segar mengucur deras, tusukan kedua kembali bersarang di perutnya lalu tusukan ketiga dan keempat disertai putaran, Kiba tidak bisa berkata-kata ia bersimpuh memegangi perutnya.

"Jika bukan Sasuke, maka aku yang akan membunuhmu, harusnya kau tau itu dasar tidak berguna." Naruto mengangkat Kiba ke bibir jurang didekat motornya parkir, Kiba yang lemas pasrah saja diangkat Naruto. Ia lalu melempar Kiba ke dalam jurang. Naruto sempat mengalami dejavu setelah melempar Kiba ke jurang yang dalam.

"Mati saja kau dengan ketakutanmu itu." Naruto lalu pergi dari sana meninggalkan Kiba yang sekarat kehabisan darah.

Sementara didalam jurang, Kiba yang sekarat merasakan ajalnya yang semakin datang mendekat. Ia meringis tanpa bisa menggerakkan tubuhnya.

"Sasuke, kumohon hukum dia seberat-beratnya." Lirih Kiba terbatuk-batuk dan ia menatap langit malam.

"Maafkan aku..... Sasuke." Kiba menghembuskan nafas terakhirnya tanpa siapapun yang tau ia di bawah jurang yang membuat tubuhnya semakin terluka parah akibat tergores dan terbentur bebatuan hingga kehabisan darah.

.
.
.

Keesokkan paginya. Sekolah kembali ramai, Gaara ditemukan tidak bernyawa di bawah pohon, tubuhnya dikerubungi semut merah besar membuat tubuhnya berlubang-lubang kecil.

Kisame menahan rasa mualnya. Itachi berdiri didepan mayat itu, ia lalu duduk dan memperhatikan wajah Gaara.

"Ini baru semalam, sama seperti yang kemarin, ia juga dari tingkat 3. Satu kelas dengan Hyuga Neji." Itachi membaca nametag Gaara.

Bloody Body (END - Proses Editing) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang