Perahu Kepedihan

117 6 0
                                    

"Hei minggir minggir ada anak haram mau lewat.!!" Tukas salah satu teman di sekolahku"iyah jangan sampe kena dia.takut kebawa najis.."
"Dia itu lebih hina dari seekor binatang."
Celotehan itu terus saja terdengar dari mulut mulut tak mengenal rasa.bukan hanya dari satu dua orang melainkan puluhan orang.

Hatiku sakit..

Pagi itu ku merasa sedang masuk dalam lembah neraka.dimana semua orang mencabik cabik hati dan harga diriku dengan perkataan yang mereka ucapkan bak anak panah yang dilontarkan terus menerus tak henti henti.

Hatiku sakit aku berlari secepat mungkin meninggalkan lembah neraka itu.ku langkahkan kakiku tanpa tau arah tujuan ku.aku hanya ingin lari aku hanya ingin pergi membagikan luka ini pada angin yang berhembus kencang.

"Oh angin mengapa dunia menghakimiku.mengapa hujan terus menerus turun dalam kehidupanku.mengapa dunia ini tak adil untuk ku."

Aku tak ingin seperti ini.amira yang lemah dan hidup dengan penuh air mata luka. aku ingin bahagia aku ingin hiasi hidupku dengan beragam tawa bukan beragam goresan luka.

Ingin rasanya aku berteriak pada dunia bahwa aku juga berhak bahagia.ingin rasanya ku bungkam mulut merka semua.ku cabik cabik mereka sebagaimana mereka mencabik cabik hati dan perasaanku.

Namun ku urungkan niatku karna ku merasa aku masih memiliki rasa berprikemanusiaan aku masih punya hati dan perasaan tidak seperti mereka yang berupa manusia tapi berhati iblis.suatu saat akan ku tunjukan pada mereka bahwa aku bukanlah amira yang lemah aku bukan amira yang mereka cap sebagai anak pembawa sial.akan ku tunjukan itu.

***

Selekas pulang sekolah aku langsung pergi ke lapangan kini aku akan berbagi kesedihanku pada sebuah bola.ku tendang bola sekeras mungkin untuk melampiaskan kesedihanku karna jika aku ajak bola itu berbicarapun percuma bola tidak akan menjawabnya karna ia hanya benda mati sama seperti hati mereka yang sudah mati.

Aku bermain bola dengan saudara saudara senasib denganku walau nasib mereka sebenarnya lebih beruntung dariku mereka sama seperti aini mereka baik tapi aini tidak karna sekarang ia berbeda..mereka sahabat sahabatku di panti sejak kejadian itu aku enggan lagi bertemu dan bertegur sapa dengan aini apalagi tidur bersama seperti dulu hal itu hanya akan menambah rasa sakit hatiku aku selalu menghindar darinya begitupun ia.aku masih tidak habis pikir padanya.teganya ia melakukan semua itu padaku.aku tidak yakin aku dapat memaafkannya.

"Amira sini nak bantu ibu menyiapkan makanan untuk saudara saudaramu." Aku segera menghentikan permainanku. langsung bergegas dan segera menghampiri bu aisyah ke dapur.namun bukan bu aisyah yang kutemui akan tetapi aini orang yang aku benci.aku langsung pergi dari hadapannya namun tiba tiba saja bu aisyah datang menghampi kami.aku tak tak mungkin meninggalkan bu aisyah yang kelihatannya sudah kelelahan.terpaksa aku redamkan egoku.namun..

"Bu aisyah,aini ada janji dengan teman untuk menyelesaikan tugas kelompok.jika ibu tidak keberatan bolehkan aini sekarang pergi ke rumah teman aini." Aini memohon izin pada bu aisyah untuk pergi ke rumah temannya.ahh mungkin itu hanya akal akalannya saja aku tau hari ini tidak ada tugas apapun dari sekolah mungkin ia pergi hanya untuk menghindariku.ucapku dalam hati.

"Pergilah nak.ibu tak apa ada amira yang membantu ibu.hati hati yah." jawab bu amira pada aini."terima kasih bu."

Sesaat setelah aini pergi.bu aisyah mendekatiku ia berkata "amira apa kau tak ada tugas kelompok.??" Aku hanya menggelengkan kepala.bu aisyah menatapku dengan penuh tanda tanya.mungkin ia heran karna beberapa hari ini aku dan aini tidak terlihat akrab seperti dulu jika ada tugas kelompok pun pasti aini dan aku selalu satu kelompok.iyah dulu memang kami sangat dekat sering bermain dan bercanda bersama bahkan menangis bersama tapi kini semua itu sudah berubah.

"Apa kau memiliki masalah dengannya.??" Ucap bu aisyah.aku tak mampu menjawabnya aku tetdiam seribu bahasa."nak tidak baik bermusuhan dengan saudara sendiri apalagi sampai menyimpan dendam.ibu tau kamu anak baik nak kau selalu memaafkan semua orang yang pernah menyakitimu." Aku hanya bisa tersenyum mendengar nasihat dari bu aisyah.

***

Sore hari di halaman belakang panti.aku duduk di tepi danau seruni.danau seruni ini letaknya persis di belakang panti hanya tinggal berjalan beberapa langkah saja.danau ini adalah tempat favoritku selain pemandangannya yang indah aku juga selalu merasa tenang saat berada disini."sore ini akan ku lepaskan engkau berlayar bebas.." ini memang salah satu kebiasaanku.jika hatiku terluka aku akan berbagi luka ku pada alam.ku tuliskan luka melalui tinta kepedihanku ku tuangkan ke atas kertas putih lalu kulipat dan kujadikan ia perahu ku lepaskan ia untuk berlayar membawa duka ku.

Ku biarkan diriku hanyut dalam ketenangan seperti air yang melayarkan perahu kertasku secara perlahan hingga mengantarkannya ketepian.cahaya mentari perlahan mulai surut awan kegelapan mulai merenggut awan kebahagiaan.tapi tenang saja sebentar lagi sang rembulan dan bintang akan datang dan menghiasi awan kegelapan dengan sinar cahyanya.

***

Isyarat Cinta Amira (PENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang