Tangisan Bu Aisyah

58 5 0
                                    


Pagi yang cerah di hari minggu ini.hari libur ini selalu kunantikan karna dengan tidak bertemu dengan teman temanku di sekolah setidaknya gendang telingaku bisa terbebas dari beragam celotehan mereka yang sangat pedas kaya sambel goang.kala itu aku sedang asik bermain bola dengan teman temanku di lapangan depan panti.ku giring bola dengan tak tikku lalu ku tendang dannnn goolll..yeah memang mudah untuk menjebol gawang lawan bahkan sangat mudah.ialah mudah lawan mainku kan anak anak TK semua sedangkan aku sudah SMP hahahaa gurauku dalam hati..

"Istirahat dulu yukk.cape nihh haus lagi..ka amira mau ke dapur dulu yah ambil minum.." sahutku pada anak anak. "Bawa yang banyak yah ka kita juga mau.."

Aku segera bergegas kedapur tentunya untuk mengambil mimum.namun tiba tiba dengan seketika langkahku terhenti ketika melihat seorang laki laki yang duduk bersama seorang perempuan berkrudung. emz sepertinya aku mengenal perempuan itu.dan ternyata benar itu adalah bu aisyah mereka duduk  di taman dekat lapangan bola.sepertinya mereka sedang memperbincangkan sesuatu yang sangat penting hingga mereka memilih mengobrol di taman bukan di dalam panti terlihat sekali dari cara mereka menatap satu sama lain .siapa kiranya lelaki tersebut apakah dia saudaranya bu aisyah tapi gak mungkin akh setauku bu aisyah tdk memiliki saudara laki laki atau mungkin itu calon suami bu aisyah..emm bisa jadi sii..bu aisyah kan sudah lama ditinggal mati oleh suaminya..tapi...akh sudah lakh kok malah jadi makin ngaco.lebih baik aku segera ambil minum di dapur.

***
"Bu tadi habis dari mana.?" Tanyaku pada bu aisyah yang sedang duduk di meja makan.sepertinya ia sedang memikirkan sesuatu yang menyakitkan terlihat dari mimik mukanya yang terlihat sangat sedih dan kelopak matanya yang agak membesar seperti orang yang baru menangis.

"Aaamira..oh bu habis dari taman." Jawab bu aisyah dengan nada sedikit terkejut ia langsung menghapus air matanya yang berjatuhan."ibu kenapa nangis apa laki laki yang duduk bersama di taman itu menyakuti ibu.??"  Ujarku sembari menggeserkan kursi dan duduk tepat di sampingnya.ibu hanya terdiam.
"Ibu lihat aku..aku mengenal ibu bukan hanya sekedar nama melainkan rasa.kalo ibu ingin berbagi kesedihan ibu,amira siap buu.amira tidak bisa lihat ibu nangis..!"  Ucapku dengan nada lirih dan diiringi tangisan Ibu aisyah langsung memeluku dan air matanya kini menyatu dengan air mataku.

"Pelukanmu menghapus semua duka ibu sayang." Bu aisyah tersenyum dengan sisa sisa air mata di pipinya.lalu ia mengusap air mataku dan aku juga tersenyum padanya.

"Nak kehidupan ini adalah sebuah perjalanan.jadi kita harus tetap berjalan walaupun terkadang ada sesuatu yang menghalangi jalan kita kita harus tetap melewatinya dan melanjutkan perjalanan kita hingga sampai pada suatu tujuan" aku menatapnya dengan seksama"maksud ibu apa .??aku tidak mengerti." Ucapku pada bu aisyah"nak mungkin sekarang kau masih belum mengerti tapi nanti kau pasti dapat memahami semua perkataan ini seiring dengan berjalannya waktu."

***
Usai makan malam aku membantu bu aisyah membereskan piring lalu mencucinya.aku perhatikan semenjak bertemu dengan lelaki tadi di taman bu aisyah lebih suka menghabiskan waktunya dengan mengurung diri dikamar ia hanya keluar ketika ada perlu saja.sebenarnya ada apa dengan bu aisyah??ada hubungan apa bu aisyah dengan laki laki itu??.aku semakin penasaran sama laki laki itu.aku khawatir bu aisyah kenapa napa.

Sebenarnya malam ini aku ingin sekali menceritakan semua yang sudah terjadi pada ku termasuk masalah ku dengan aini pada bu aisyah.tapi aku tidak tega melihat bu aisyah seperti ini.ku urungkan niat ku mungkin nanti saat keadaan sudah membaik.aku tidak ingin menambahkan beban kepedihannya.aku harus kuat menghadapi semua masalah ini sendiri aku yakin aku bisa aku yakin pasti ada jalan keluarnya.

Aku berdiri di depan jendela kamarku aku termenung dalam gelapnya malam.ku hela nafasku lalu pandangi langit,malam ini bulan tak menampakan cahayanya begitupun bintang enggan untuk menghiasi gelapnya malam.sunyi sepi tanpa cahaya.sama seperti suasana hati ku.
"Bukan aku yang menjauh dari cahaya.tapi mungkin cahaya yang belum mau menemuiku menjemput tawaku  dan melukis senyum di bibirku.
Cahaya dimanapun kau berada aku tau suatu saat nanti kau akan menghampiriku kau akan menghapus semua dukaku dan kau jemput kebahagiaanku.
Cahaya aku disini selalu menunggumu sampai kapanpun itu aku akan selalu merindukanmu dalam setiap malamku.

Tak terasa air mataku jatuh membasahi pipiku.isak tangisku membangunkan dua bocah yang sedang tertidur pulas rifa dan ulfah.aku tidur  bersama dua bocah ini.mereka sangatlah akrab kemana mana pergi bersama tertawa dan bermain bersama bahkan menangis bersama karna berebut mainan.jika salah satu dari mereka terjatuh maka yang satunya akan menjatuhkan diri lalu mereka tertawa berasama.massa yang indah sekali mereka membuatku teringat pada masa kecilku dengan aini.dulu jika aku sakit karna terjatuh lukanya hanya di tangan atau kaki sakitnya pun hanya sehari dua hari akan cepat sembuh tapi sekarang hatiku yang sakit dan aku pun tak tau kapan hati ini akan sembuh.sungguh sebenarnya dalam hati kecilku aku merindukan aini tapi ya sudah lah..lebih baik aku tidur dari pada mikirin dia..

Isyarat Cinta Amira (PENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang